Saturday, December 2, 2006

Aa Gym Berpoligami

Semalem (02/12) ada beberapa teman gua yang merelakan SMS-nya hanya untuk memberitahu kalo Aa Gym menikah lagi. Mereka semangat ngasih tau gua karena mereka sangat sadar kalo gua suka mengutip kata2nya Aa Gym "Bahwasanya setiap kali kita marah kita menghabiskan umur kita 3 menit tapi setiap kali kita tertawa maka kita akan menambah umur kita 5menit. Jadi kita teh mau pilih yang mana". Ada lagi kutipan yang lainnya, "Janganlah memutuskan tali silahturahmi karena tali silahturahmi dapat memperpanjang umur".)dan temen2 gua juga sangat sadar kalo GUA ANTI POLIGAMI. Gua bahkan sampai tidak mau makan di RUMAH MAKAN AYAM WONG SOLO karena kalo gua makan di sana itu artinya gua membiayai kehidupan poligaminya itu.

Poligami, menurut gua adalah sebuah kejahatan kemanusiaan (bukan karena gua takut dengan dominasi laki2 seperti yang dibecandai cowo gua itu, dan gua sebel kalo dia becanda kaya gitu. Jangan2 dia yang takut kalo perempuan mendominasi...mmmmm dengan mimik mikir sambil meletakkan jari2 di dagu). Menikah bukanlah hanya sekedar bagaimana melegalkan hubungan seksual. Menikah juga bukan berarti ikatan yang bisa dibikin joint company. Dan ekstremnya menikah bukan jadi alat pembenaran kalkulasi yang mengatakan kalo perbandingan laki2 dengan perempuan itu 4:1. Menikah adalah komitmen yang dilegalkan tidak hanya oleh jalur hukum atau agama aja. Tapi dia dilegalkan dengan perasaan kemanusiaan yang paling hakiki, rasa cinta dan sayang.

Artinya, when u commited to share all of that stuff u must stop being a pilgrim. Berhenti menjadi musafir atau peziarah yang selalu berkelana mencari kedamaian. Karena pernikahan adalah komitmen untuk mendiami kedamaian itu sendiri. Makanya gua sukar sekali menemukan pembenaran atau negosiasi yang pas untuk poligami. Karena saat gua menikah nanti, gua tidak ingin berbagi "tempat tidur" dengan orang lain. Permasalahannya bukan hanya di berbagi tempat tidur itu, tapi bagaimana mungkin itu kemudian bisa menjadi lebih masuk akal hanya dengan kata2 "ASAL ADIL". Gosh, bukankah manusia dengan keindividualannya itu bisa sangat tidak adil bahkan terhadap dirinya sendiri, bagaimana bisa adil dengan orang lain?????? Gua membayangkan kalo gua jadi istrinya Aa Gym, gila setelah 20tahun bersama and than in the middle of now where lo harus mengikhlaskan kenyataan bahwa 20 tahun ke depan (mungkin) harus dibagi bersama dengan perempuan lain.

Apakah rasa cinta bisa padam?Pasti...tapi kenapa mesti nunggu padam kalo kita bisa menjaganya untuk tetap menyala. Kalo kita bisa terus2an memberi energi untuk cinta itu tetap jadi api yang membara kenapa mesti kasih kesempatan untuk hanya menjadi percikan api?

Dan berpoligami itu mengorbankan kehidupan orang2 di sekitar kita dan kebanyakan dari mereka adalah orang2 yang paling kita sayangin. Artinya, cukup banyak rasa kemanusiaan yang harus dipertaruhkan di atas meja perjudian nafsu. Ya nafsu, menurut gua poligami hanya sekedar tongkat estafet dari nafsu. Dari satu sensasi ke sensasi yang lain. HEY kalo emang lo butuh variasi gila dalam bernafsu, ask u partner to do so. Karena pernikahaan juga bukan sesuatu yang statis, dia akan menjadi dinamis dengan kinerja kita dengan pasangan kita. Kalo seandainya pun perempuan dianggap wajar untuk punya suami banyak (poliandri), menurut gua juga bukan itu definisi yang pas untuk kesetaraan gender. Karena permasalahannya bukan laki2 boleh dan perempuan tidak. Tapi lebih kepada nilai2 yang dianut oleh poligami itu sendiri, bahwa dia melegalkan pembagian kesetiaan dalam pernikahan. Disitu hal yang mengganggunya. Menikah bukanlah berarti lo menjadi sah untuk mengeksplorasi pasangan dengan habis2an tanpa memikirkan bagaimana menghargai keberadaan kemanusiaannya. Ah menikah itu bisa menjadi sangat indah kalo kita bisa tau bagaimana membentuk penghargaan terhadap keberadaan kemanusiaan pasangan kita. Tapi bisa menjadi menyeramkan juga, ketika kita hanya menjadikan pasangan kita sebagai hiasan atas kemanusiaan kita.


Ah apapun alasannya, buat gua poligami itu sama kejamnya dengan perselingkuhan.

4 comments:

Hermes Brahmana said...

EMm... Ngomong ngomong soal cinta.. ada yang bilang cinta akan bertahan sampai pada tahun kedua setelah pernikahan.. setelahnya yang ada adalah kewajiban dan mungkin sekedar sayang... Cinta yang mampu bertahan abadi adalah cinta yang tak pernah kesampaian karena cinta itu tak pernah dibiarkan mati dan selalu masih dalam bentuk tunas muda walau umur sudah tua. ah... Cinta pada di dalam pernikahan akan tumbuh kembali setelah usia tua..saat perenungan akan masa lalu kembali melintas dalam benak mereka.

Cinta memang selalu penuh misteri.. selalu memberikan kejutan kejutan dan selalu mencari pembenaran pembenaran...

Selamat bercinta dengan gaya masing masing saja .. :)

cau

ephemeralbeing said...

terlintas di pikiranku bahwa cinta yang tidak pernah akan mati adalah cinta yang tidak pernah hidup. tapi aku tidak pernah berpikir bahwa keabadian itu linear.

ephemeralbeing said...

kalo soal Aa Gym...you're just expecting too much from him.

Hermes Brahmana said...

"Indah Sekali"