Monday, April 30, 2007

Kenapa Kita Butuh Kerja

Apa sih yang orang cari dari kerjaan? Dulu pas di HSBC gua jawab pertanyaan itu dengan, melakukan apa yang gua suka dan dibayar. Trus sekarang setelah mendapat pekerjaan yang gua suka, kenapa masih suka ngerasa malas, jenuh dan cape ? Ya mungkin itu manusiawi karena menurut teman gua Ika - mantan wartawan koran tempo yang sekarang masih mikir gimana keluar dari HSBC - walaupun melakukan apa yang kita suka, basicly we are doing itu every day jadi rutinitas dan semua rutinitas (bisa jadi) membosankan. Tapi ntah kenapa gua selalu suka dibikin stress waktu jadi wartawan kesehatan, ketimbang pusing karena menganalisa transaksi orang lain apakah masuk kategori bangkrut apa kaga. Ya balik lagi...itu yang kita suka, semenjemu-menjemukannya tetap aja kita suka plus dibayar. Ini udah kaga suka, pusing lagi. Makanya dulu pas di HSBC gua selalu ngabisin duit dengan kongkow2 kaga jelas setiap jumat malem. Beli baju2 kaga jelas, plus beli buku dan langganan koran. Karena kala itu, gua masih bisa nyuri2 baca koran pas dianterin sampe cawang atau baca buku pas di bis.

Apa yang terjadi sekarang? Keasikan melakukan yang kita suka untuk dibayar, kemudian membuat gua susah banget bisa nemuin waktu yang enak untuk baca buku, nonton dvd, beli baju, atau sekedar konkow2 kaga jelas. Tapi sekarang gua punya banyak waktu untuk belajar banyak. Baru tau ada orang yang ternyata anusnya kaga berfungsi sehingga pup-nya dipindahin ke dinding perut depan. And they are survive with that stoma bag. Bahkan Pak Abduh - one of the ostomate - masih rajin berenang dan main tenis, walaupun dia harus bernafas lega dengan kantong pup buatan itu setelah terlepas dari kanker usus stadium dua yang masih punya kemungkinan untuk datang menghadang lagi. Atau kaya Ibu Azwina Aziz Miraza yang setengah mati berjuang untuk bilang kalo temuan green cocktailnya sangat bisa menyembuhkan HIV/AIDS. Misi lainnya adalah untuk bilang ke dunia kalo ini penemuan orang indonesia, bukan penemuan dia. Atau ibu Tina Surya yang kaga bisa ngeliat anaknya nikah karena harus kemoterapi terakhir, biar kanker payudaranya mati.

Ah mungkin rasa letih fisik, dan pikiran ketika mengubah bahasa dokter2 itu ke bahasa awam akan sangat tidak berarti apa2 dengan perjuangan2 orang2 hebat itu. Atau perjuangan dokter2 dan petugas medis yang tiap hari harus ngeliat anak2 kecil matanya bengkak karena kanker mata, atau badannya item karena kemoterapi leukimia. Wah ternyata banyak banget yang udah gua pelajarin, dan pelajaran itu bikin gua sadar bahwa pekerjaan adalah jendela pengetahuan atas perjuangan hidup.

Dulu pas di HSBC gua mati2an cari apa fungsinya nganalisa account orang bakal bangkrut apa kaga, kecuali untuk keuntungan banknya. Tapi gua lupa, kalo yang memikirkan sistem untuk mengkaji transaksi2 kategori beresiko adalah orang juga. Mereka belajar mengkaji sifat manusia yang punya akses untuk jadi gila belanja sesaat, karena sebulan kemudian harus bayar juga. Well ngga pernah rileks emang kalo belajar soal manusia, karena manusia mahluk ribet yang aneh....Dan di desk kesehatan ini gua punya temen2 baru yang semuanya sepakat untuk bilang gua gilaaaa....hahahahahaha....padahal kan mana mungkin orang waras temanan sama orang gila ?

Sekarang gua lagi baca Paolo Coelho, eleven minutes - iya the age of reasonnya belum kelar, bacaan berat harus dengan kepala ringan. Alah pembenaran - dia juga membicarakan batas tipis antara kecantikan, seks, uang, pekerjaan, dan perbudakan. Lagi-lagi manusia terlalu sering berkecipak diantara semua itu, KEPUASAAN. Tapi gua kaga mau bahas ini lebih detail karena belum selesai bacanya. Sabar ya.

Jadi siapa yang mau kasih comment kenapa kita harus kerja?

Today Must Be My Lucky Day

Hari ini pasti salah satu hari keberuntungan gua, karena pas iseng2 log in ke blogger tanpa harus kasih comment dulu di blog orang lain, gua bisa bikin entry baru. Seneng juga, setidaknya bisa nulis2 yang aneh2...

Thursday, April 12, 2007

Masa Lalu

Ntah kenapa tiba-tiba pengen aja nulis tema tentang masa lalu...Kalau kata Atun, setiap kali gua tiba-tiba kangen dengan masa lalu pasti lagi ada yang dipikirin. Bisa iya dan bisa tidak. Iya manakala gua lagi di bis atau tidak melakukan apa-apa pasti porsi untuk mikirin masalah minta dipenuhin. Kaga, kalo gua kangen dengan teman-teman gua itu. Kan kangen bukan masalah, apa iya?

Banyak angle untuk membahas topik ini, mulai dari yang berhubungan dengan romantika kemudaan dan kepolosan waktu kecil, seorang teman yang ntah kenapa sepertinya semakin nyaman dengan ketidakdekatannya dengan kita, hingga masa lalu 'seseorang' yang jeopardizing our future. See...saking banyaknya angle yang bisa digarap akhirnya pusing sendiri. Kalau wartawan, sedikit informasi ibarat diujung tanduk tapi kelebihan informasi ibarat menerjunkan diri sendiri ke jurang. Ah apa analogi ini bener apa kaga gua juga don't know.

Tapi belakangan ini gua lebih sering dihadapkan pada pertanyaan, apakah masa lalu cukup hanya dijadikan kenangan atau akan dijadikan acuan dalam membentuk masa depan ?

Well dikarenakan baik cerita masa lalu dan masa depan akan tercipta dengan keterlibatan orang ketiga, keempat, kelima, ampe keseratus, maka kita ngga bisa mutusin sendiri akan posisi masa lalu. Tapi untuk kasus-kasus tertentu, kenapa kita tidak bisa memposisikan masa lalu sebagai kenangan ? Atau memposisikannya sebagai modal untuk mengokohkan perjuangan bersama ketika sama-sama muda ? Hahahahaha pertanyaannya kaga nyambung ya? Karena, ya itu tadi, ada tiga bentuk masa lalu yang berdampak pada gua saat ini. Dan ketiganya harus ditelusuri dengan kaca mata masing-masing, jadi pertanyaannya beda-beda.

Ah pusing mikirin ini, semuanya harus dikomunikasikan memang. Sebenarnya gua pengen minta penjelasan dari temen gua yang tiba2 menjauh itu, tapi mengutip seorang teman yang lain, ya itu hak dia untuk memilih. Shit pilihan itu kadang kala nyakitin. Dan gua masih akan menunggu penjelasan dari kasus jeopardizing our future itu. Artinya tulisan ini akan terjawab setelah proses komunikasi berjalan....jadi sabar aja ye...walaupun menunggu bikin pegel.

Selamat Menikmati Hidup

Monday, April 9, 2007

Mewujudkan Mimpi

"Udah kelamaan aja mimpi itu tertunda. Hampir tiga tahun jadi harus diwujudkan dengan segera," ucap seorang laki-laki yang kata sahabat gua mirip abis ama gua.

Ntah kenapa, kata-kata itu seperti menoyor gua dari belakang. "Kemana ya cita-cita edun gua untuk menerobos VOA, atau kegilaan gua untuk merenung dalam kegilaan pemikiran apa pentingnya punya agama dan Tuhan." Damn, gua kehilangan jiwa muda gua. Pekerjaan dan keinginan menemukan media dalam menyalurkan pembelajaran-pembelajaran kuliah membuat gua melupakan untuk bisa sekolah lagi di jurusan lintas agama atau kajian perempuan.

Ah kita memang kadang kala terlalu terkondisikan untuk tidak bisa memilih, atau memang kita yang ngga mau memilih? Ya setidaknya sekarang harus bersyukur karena disadarkan. Kata Paulo Coelho di salah satu bukunya, ada peristiwa yang terjadi untuk membuat kita bertanya kembali akan energi mengejar legenda pribadi. Dan ada peristiwa yang terjadi untuk menguatkan kita dalam mewujudkan legenda pribadi. Lagi-lagi legenda pribadi, energi positif yang selalu bikin orang ngga perlu takut menghadapi hari esok.

Dan gua mau punya energi itu lagi, punya semangat lagi untuk jadi gila dan liar agar dapat dirujuk dalam satu kata, RADIKALISME. Gua kan selalu mendefinisikan diri gua sebagai Saman yang liar dan radikal, tapi shit definisi itu tiba-tiba kabur dengan kepuasan gua meraih sejentik dari apa yang gua impikan. Bukannya semakin semakin semangat untuk ngejar impian yang lebih besar dari itu, malah terpuruk dalam kepuasan sesaat.

Sebenarnya tidak papa untuk selalu merasa tidak puas, selama itu positif. Mau dibilang ngga pernah mengucap syukur kek...gua rasa adalah sangat manusiawi untuk meraih lebih dari apa yang kita punya sekarang. Karena manusia itu adalah mahluk belajar, jadi harus naik grade dong. Dan semoga naik grade itu bisa bikin kita semakin menyadari bahwa keterbatasan hidup hanya dapat dibatasi dengan kematangan karakter untuk berkata yang hidup adalah yang berjuang. Jadi selama semuanya perjuangan untuk kehidupan yang lebih baik dalam nama kemanusiaan, ya habis perkara (logat naga bonar yang sampai sekarang belum ditonton karena ada orang yang janji mau nonton bareng tapi belum terealisasi sampai sekarang. Walaupun selalu melintasi spanduk naga bonar jadi 2 dimana-mana).

Hey cita-cita...tunggu aku di hari penggenapan...anjrit bahasanya kaya mau mati aja...

SELAMAT MENIKMATI HIDUP

Monday, April 2, 2007

Menstruasi

Siklus hormonal perempuan yang kalo hari pertama sakitnya setengah mati. Seminggu sebelum siklus ini, perempuan akan sangat emosional dan mengalami sakit-sakit punggung, hormonal yang nyebelin kadang-kadang.

Ah....hari pertamaku kali ini sakit sekali, karena kurang asupan buah2an berair...

Mungkin ini jadi entri yang aneh