Sunday, September 27, 2009

Panas terik yang romantik

Jalan besar yang gersang menuju RS. Internasional Bintaro itu terasa sangat menggoda roda motor Honda Supra Fit untuk melaju kencang, karena jalanannya sangat lengang. Tapi dua mahluk yang duduk di atasnya tengah berburu "spanduk" masa depan.

Sambil mengendalikan Supra Fit, sang pria berkata, "Panas ya yang, kalau lagi kaya gini ban motor kempes mantep banget dah." Si perempuan, hanya menelan ludah. Maklum panas matahari membuatnya dehidrasi lebih cepat. "Haus yang, pengen minum."

Keduanya asik memperhatikan spanduk-spanduk penawaran rumah dari developer, karena itulah laju motor sangat pelan meskipun aspal yang mulus itu banyak dilewati kendaraan dengan kencang. Saking asiknya liat spanduk, sesekali si pengendali motor tidak memerhatikan adanya polisi tidur membentang di depan mata. Jadi aksi ngerem mendadak, yang tidak disukai kekasihnya pun, diterima sebagai konsekuensi jalan di jalan baru.



Tapi tiba-tiba, pengendali motor merasa kehilangan keseimbangan karena supra fit melambat seolah tak bertenaga. Keduanya menundukkan kepala melihat ban, LUAR BIASA, ban belakang kempes hingga menempel aspal dengan sempurna. Pasang kekasih ini pun saling memandang, berjuta kata melintas di kepala tapi tidak ada yang mau keluar menjadi suara.

Si perempuan turun, sambil membuka helm. Sedangkan si pengendali motor, mengulum senyum malu-malu. "Tuh kan sayang, kata-katamu adalah doamu. Makanya jangan ngomong kempes-kempes kejadian deh," ucap si perempuan sambil menyibakkan rambutnya yang basah karena disarungi helm. Si pengendali motor tidak lagi dapat mengulum senyum, "Hahahaha...is not your lucky day honey."

Alhasil keduanya pun mengiringi putaran roda motor yang malas berputar. Di depan mata yang terlihat hanya kantor-kantor yang lengan tanpa ada tanda-tanda bengkel atau tambal ban. "Alamat bisa 2 kilometer nih neng jalannya." Si langsung berkomentar, "Psssttt...watch your words...udah kamu jangan ngomong yang macem-macem, ini aja udah luar biasa."

Sepanjang jalan melawan panas, keduanya coba mencairkan kekesalan. "Pasti mobil-mobil yang lewat pada bilang, ih pasangan itu sial bener nasibnya narik motor panas-panasan. Eh itu pacaran apa tukang ojek sama penumpang ya," si perempuan coba menyindir kekasih hatinya. "Jangan gitu neng, ini kan di luar kuasa kita hehehehehe."

Saat matahari makin terasa menyengat kulit, ada bengkel. Si perempuan merasa ini adalah pertolongan, tapi semakin dekat yang terlihat adalah bengkel mobil yang tutup. "Beautifull coincidence," grutunya dalam hati. Di depan bengkel mobil yang tutup itu duduk tiga bapak-bapak yang seolah sudah biasa melihat orang menggiring motor. "Tanya gih yang, bengkelnya ada di mana," ucap perempuan yang rambutnya kemerahan.

Si kekasih hati pun menghampiri sumber informasi berharga itu. Dari jarak 100 meter, si perempuan mengamati apa yang dibicarakan kekasih hatinya dengan bapak-bapak yang tengan duduk menikmati hari. "Wah petunjukknya kayanya jauh nih," si perempuan coba membaca bahasa isyarat yang dikeluarkan sambil mempersiapkan diri jalan jauh dengan menenggak air mineral yang ditaruh dalam plastik hitam dengan dua roti sebagai bekal.

"Tenang neng, tambal bannya ada kok...ngga jauh samping honda," si pengendali motor coba menyakinkan dengan senyuman. "Emang kamu tahu di mana hondanya?" "Kita cari sama-sama ya sayang," senyum pengendali motor semakin menyungging.

Yah, panas-panas pacaran memang penuh kejutan. Mulai keringetan, kehausan, sampai sinar matahari yang rasanya sudah di depan mata, adalah kondisi yang harus diubah menjadi kenangan manis. Pasangan ini memang akhirnya menemukan tambal ban, dua sekaligus bahkan. Tidak hanya itu, petualangan mereka tidak berhenti sekedar di tambal bal karena penjelajahan untuk membuktikan bahasa iklan developer pun menemukan jawabannya.

Semua kekesalan yang diselingi dengan banyak tawa adalah harga yang pantas untuk memburu masa depan kita sayang. Ini akan jadi cerita manis untuk keturunan kita selanjutnya, Amin :D