Showing posts with label kepuasan diri. Show all posts
Showing posts with label kepuasan diri. Show all posts

Tuesday, November 23, 2010

Duduklah Bersamaku Tuhan

Desain by : Pablo Reinoso
Pic : www.baekdal.com
Sini...
Iya Kamu, ke sinilah.
Bangku taman ini ku sediakan untukMu.

Mengapa...mengapa malu...
Ayo jangan tundukkan wajahMu,
Aku sudah menungguMu, sejam lalu.

Iya, sejam lalu.
Usai Kau katakan, tunggu Aku di taman itu, satu jam dari sekarang.

Lalu sekarang Kau hanya tertunduk malu.
Ayo duduk di sampingku dan tautkan jemariMu pada jemariku.

Apa, tanganMu terluka? Karena Kau baru saja tergantung pada kayu penebusan itu.
Ah manusia memang tak mengerti dengan siapa mereka berhadapan.

Mari...mari aku balut lukaMu.
Iya, akan aku balut. Jadi duduklah lebih dekat.
Berhenti menunduk, biar ku lihat cahaya di wajahMu.

Hei mengapa Kau menangis?
Rupanya bukan hanya tanganMu yang terluka.
Apa mereka juga mencolok mataMu?
Manusia keparat memang, apa mereka benar-benar tidak tahu siapa yang dihadapi.

Kau ingin aku menghujamkan belati pada jantung mereka?
Kau ingin aku merobek lambung mereka?
Atau Kau ingin aku menghancurkan jari-jari kaki mereka?

.....

Mengapa Kau hanya diam?
Kau ingin aku mendekat? Baiklah aku mendekat.
Apa...aku tak dapat mendengar suaraMu...bicaralah lebih keras.
Apa...Kau terlalu pelan.
Biar aku tempelkan daun telinga di bibirMu
"Aku hanya ingin, kau duduk bersamaKu di bangku taman ini," ucapMu begitu mesra.

Teramat mesra, karena itu kali pertama aku mendengar suaraMu.
Suara kekasih hati yang rindu duduk di bangku taman yang sudah menua.
"Ini bangku kita. Hanya bangku ini yang mempertemukan kita. Duduklah bersamaKu."
Kau katakan itu semua sambil menggenggam tanganKU
Meski darah tak berhenti menetes, Kau tetap genggam tangaku.
"Duduklah bersamaKu di bangku taman ini."
Hanya itu yang Kau katakan sambil menghitung daun-daun yang berjatuhan.


Jakarta, 23 November 2010



*Saya tidak tahu, tapi saya merinding menulis ini.
Ah mungkin hanya perasaan saya saja.

Sunday, November 21, 2010

Hidup adalah PERAYAAN!

Foto by Darisman
Ingin tahu, tahun ini saya melakukan kegilaan apa untuk merayakan ulang tahun? Saya catwalk di atas meja dan nyanyi di depan teman-teman untuk pertama kalinya. EXTRAORDINARY, itu yang saya rasakan.

Awalnya, saya tidak terpikirkan untuk merayakan ulang tahun. Terakhir kali saya merayakan ulang tahun kalau tidak salah pas SD, kelas 5. Tapi itu lebih ke traktir teman-teman makan bakso dekat rumah hahahaha dan diberi kado pensil plus buku yang banyak hahahaaha.

Akhirnya saya mikir, tahun depan, saya akan memiliki awalan angka baru buat usia saya jadi kenapa ngga kita gila-gila aja tahun ini. Mumpung masih twenty of something. Loh memang kalau sudah thirty of something ngga bisa gila? Ngga juga sih, cuman being twenty of something giving you the gut to be crazy and wild. So why don't celebrate it with lots of madness.

Jadi saya undang teman-teman saya. Jumlahnya ngga tanggung-tanggung, 30 orang! Walaupun yang datang tidak genap, tapi kehadiran mereka semua sudah cukup mengkooptasi aura di Melly's Resto and Bar.

Sebelum malam perayaan tiba, tiba-tiba saja dua minggu belakangan, saya terpukau dengan lagu Frau. Frau adalah folk pop singer dari Jogjakarta. Really talented! Saya udah lama dengar dia, tapi entah kenapa baru sekarang kena guna-guna. Dari beberapa lagu dia yang luar biasa, saya terhanyut oleh lagunya yang berjudul Salahku, Sahabatku.

Saya tidak ngerti dengan aransmen musik. Tidak juga paham dengan partitur piano. Yang saya tahu, setiap kali dengar lagu ini, saya selalu ingin bernyanyi! Gilanya lagi, tiba-tiba saya jadi pede untuk nyanyi di depan umum...REALLY HAVE MY OWN STAGE!

Alhasil saya cari cara untuk mewujudkannya. Mencari pemain gitar yang bisa mengiringi tapi tidak sukses. Saya ngga putus asa, saya mencari tahu apakah ada software yang bisa membuat file lagu yang saya punya hanya memperdengarkan alunan pianonya saja.

Setelah hampir seminggu mencari cara, akhirnya malam minggu (20/11) kemarin, saya menyanyikan lagu itu untuk teman-teman terdekat saya. Rasanya deg-degan banget, bahkan saat saya menulis dan mengingat semuanya saat ini, jantung saya masih berdetak kencang! Luar biasa ketika melihat teman-teman saya begitu serius menatap dan menyimak lagu yang saya nyanyikan. Saya sempat bertindak konyol untuk membuat mereka tidak seserius itu menatap saya hahahaha.

Dengan bantuan audiocity (thanks to Mario who gave me the link) yang kemudian saya save di blackberry, saya pun bernyanyi. Saya berdiri dan sedikit menarik napas. Saya memejamkan mata untuk meresapi instrumen piano yang dimainkan Frau. Lalu saya tak peduli dengan apa yang terjadi, hanya bernyanyi dan berekspresi. BENAR-BENAR PENGALAMAN GILA YANG MENYENANGKAN! And it quite a show, me and my blackberry ;D

Ada yang lebih gila dari itu sebenarnya. Masih soal sexy heels saya, pada invitation saya tulis:
Dress Code : Be free as you are. One thing for sure, I'll wear my sexy heels :D

Jadi teman-teman saya penasaran, dan meminta saya jalan di atas meja yang disusun. Gila, saat saya berdiri, teman-teman bersorak dan membuat semua tamu mengarahkan matanya kepada saya.

Spontan saya jongkok karena rasanya malu! But hey the show must go on. Plus saya harus menghargai kesediaan teman-teman saya untuk menghadiri pesta malam itu. Ada yang rela-rela datang dari Bandung dan Garut demi saya. Ah saya memang special dan beruntung :D Jadi ya, sedikit nekat dengan catwalk dadakan di atas meja pada sebuah tempat hang out yang ramenya luar biasa adalah pengalaman yang menyenangkan.

Jalan dan pose. Lalu merasakan beberapa kamera berebut menangkap momen itu. Menikmati blitz-blitz itu menerangi langkah kaki saya. Ah begitu toh rasanya jadi model hahahahaha.

Malam yang luar biasa. Kegilaan yang menyenangkan. Tawa yang menyegarkan dan perbincangan yang benar-benar lepas. Plus, kado-kado yang memang gua banget hihihihihihi. 

Ah para sahabat, kehadiran kalian adalah energi yang tak pernah padam. Cerita yang kalian bahasakan benar-benar membentuk senyum lebar pada wajah saya. Ditambah kehangatan pelukan serta jabat erat, membuat saya tak akan pernah merasa kekurangan semangat untuk terus menantang dunia. Penutup manis dari baris terakhir lagu Frau untuk kalian semua, "Beri, trima, senyum, hina, sakit, rasa, tawa sahabat." And this good girl ready to be GREAT!!! Dan karena hidup adalah sebuah perayaan, maka saya merayakannya dengan kalian semua :D



Saturday, November 6, 2010

Les Voila!!

Seingat saya, di blog ini belum pernah ada tulisan yang membahas mengenai sepatu. Iya sepatu!! Sebenarnya saya bukanlah penggila sepatu, apalagi high heels shoes. Soalnya dulu saya tomboy jadi tidak pernah akrab dengan sepatu ber-heels. Kalau pun punya, paling tinggi 5 cm dan buat saya itu sudah cukup memuaskan langkah kaki saya.

Tapi entah kenapa, sekitar seminggu yang lalu, saya kepincut dengan sepatu yang satu ini. Bayangin, tingginya 12 cm! Dan yang membuat saya semakin tergerak untuk mengamati lekat-lekat sepatu ini adalah karena di sebelahnya ada tulisan DISCOUNT 20% Akhirnya otak saya bersuara (otak ya bukan hati hahahahahaha), "Lucu juga kayanya kalau dicoba."

Sesaat kemudian yang saya tahu, saya sudah duduk bangku yang disediakan khusus untuk pembeli atau pelintas seperti saya. Saya sengaja memilih tempat duduk yang di depannya tepat terpasang kaca besar yang mencerminkan penampilan kita seluruh badan. Dan ketika itu, saya duduk di antara dua laki-laki yang tengah menunggu pasangannya mencari sepatu. Mereka hanya memainkan handphone sambil bertumpang dagu. Lalu saya kenakan sepatu kulit bertali ini pada kaki kanan saya, sedangkan kaki kiri saya masih memakai sepatu yang lama yang heels-nya hanya 5 cm.

Tapi entah kenapa, sepatu yang hanya sebelah ini cukup memberikan daya magis. Kaki saya nyaman sekali bahkan ketika berdiri, haknya tidak terasa kesulitan menopang tubuh saya. Bahkan kedua laki-laki itu berhenti memainkan handphone-nya. Ini serius, sepatu itu menyimpan daya magis bagi semua orang yang melihatnya.

Akhirnya saya sangat percaya diri untuk melangkahkan kaki saya menuju kaca besar tersebut. Saya berjalan menjauh dan mendekati kaca itu, efeknya masih sama, SEXY! Tiba-tiba saya melihat ada senyum lebar di wajah saya dengan rona berseri-seri, persis kaya pertama kali jatuh cinta. Akhirnya saya duduk kembali dan berpikir apakah ini harus dibungkus dan di bawa pulang atau.....Suara hati saya bilang, "Tunggu dulu, jangan sekarang." Tapi kepala saya bilang, "Nanti diskonnya lewat loh," benar-benar suara yang membuat kita bisa melakukan apa saja demi sepatu. Lagi-lagi entah kenapa, saya menahan sedikit emosi saya.

Tapi tahu apa yang terjadi, selama 2 hari berturut-turut saya tidak bisa menghapus daya ingat saya terhadap sepatu itu. Saya bahkan membayangkan koleksi baju apa saja yang akan menyempurnakan penampilannya. Bayangannya semakin luas, saya mengamati kedua kaki saya dan kembali meminta otak memutar apa yang terjadi ketika saya mencoba sepatu itu. Ah sepatu itu punya daya magis, ada peletnya. Dan semakin dicoba, peletnya menempel di kepala. Saya harus beli!!!!!

Akhirnya pada Selasa (2/11) kemarin saya membelinya. Walaupun kemudian saya sadar ternyata di bawah tulisan 20% ada tulisan selected items, yang memang tidak terlihat olah mata dengan jelas. Tapi niat saya sudah bulat. Bukan sekadar untuk memuaskan rasa penasaran akibat telah mencobanya tapi juga sebagai simbol keberanian saya. Iya saya berani untuk membeli dan memakai sepatu 12 cm! Ini adalah sepatu tertinggi yang saya pernah punya. Bahkan modelnya sangat merepresentasikan saya, Bold but Sexy.

Dan sepatu ini adalah representasi kemenangan saya atas kebebasan yang saya nikmati sekarang. Plus heel 12 cm itu adalah pengingat bagi saya untuk mencari pasangan baru yang setidaknya selevel dengan saya. Ya satu level dalam menjaga harga dirinya. Saya berucap kepada salah satu teman saya, "At least kalau nanti gua jalan pake sepatu ini sama yang baru, bisa sama tingginya...hahahahaha." Bahkan teman baru saya, Mbak Gati, berkata "Ya sekarang kau memakai sepatu berhak tinggi, maka bisa memandang lebih jauh." Sangat benar!

Maka pada Jumat (5/11) kemarin saya mendeklarasikan kebebasan saya dengan sepatu seksi ini. Saat saya mengenakannya ada perasaan sangat puas karena saya tidak sekadar membayangkan bagaimana indahnya sepatu tersebut di kedua kaki saya, tapi saya benar-benar berhasil memilikinya. Tak hanya itu, sepatu ber-heels yang ringan ini  membuat langkah kaki saya sangat elegan, penuh percaya diri dan anggun. Saya bertemu dengan diri saya yang baru, iya kupu-kupu ini berhasil keluar dari kepompong menyeramkan dan menantang dunia.

Ternyata kebebasan menawarkan daya magis yang luar biasa. Saya bebas melakukan apa yang saya mau. Saya hanya fokus pada diri saya, apa dan bagaimana kita menyempurnakan hari ini. Tak perlu lagi menunggu seseorang untuk mau menyemangati dirinya sendiri. Tak perlu lagi mengeluarkan segala daya dan upaya untuk membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu. Kali ini semuanya tentang saya. Kalau saya mau akan saya lakukan, tapi kalau tidak, maaf saja, diri saya sangat penting saat ini.

Dengan gaun bunga-bunga cerah berwarna pink, saya semakin mengeluarkan aura yang saya punya. Tapi kali ini, auranya lebih matang karena saya yang sekarang lebih berani melakukan apa saja demi kepuasan diri saya tanpa perlu berkompromi dengan siapa pun. Saya lebih lepas tertawa dan lebih bebas mengeluarkan apa saja yang ada di dalam kepala saya. Dan sebagian besar yang mendengar apa yang saya katakan sambil merasakan riangnya tawa yang saya keluarkan mengatakan, saya yang sekarang lebih keren. Saya hanya berucap, "Orang keren, temenannya sama orang keren," dan kami pun tertawa bersama.

Sebenarnya ada misi tertentu mengapa saya memakainya kemarin, karena saya akan bertemu dengan Ika dan Odit. Sudah lama kami tidak pergi dan mengeluarkan tawa lebar bersama. Karena saya menulis tentang sepatu dengan gaya magis ini di facebook, mereka pun penasaran untuk melihat sepatu tersebut. Maka bertemulah kami di salah satu cafe di Setia Budi.

Oiya tahu apa juga kepuasaan yang diberikan sepatu high heels? Saat kita mengeluarkan salah satu kaki kita dari mobil, kita dapat merasakan bagaimana kaki jenjang itu bisa menghipnotis banyak orang. Iya ini benar, saya merasakannya sendiri hahahahaha. Saat saya keluar dari taksi, saya merasakan bagaimana kaki jenjang benar-benar bisa memutar dunia. Dan seharian kemarin saya harus naik taksi, karena tidak mungkin menggunakan bis dengan baju serta sepatu se-seksi itu. Banyak penjahat kelamin di angkutan umum itu dan saya terlalu berharga untuk memuaskan hasrat mereka. Bahkan ketika Athied coba mengabadikan momen saya me-launching sepatu itu, saya benar-benar mengerti mengapa model harus berkaki jenjang. Karena kaki jenjang adalah salah satu bentuk keindahan tubuh perempuan.

Bertemulah saya dengan Ika dan Odit. Tahu apa yang menjadi pembicaraan kita pertama? Ketika saya bertemu sama Ika, kita langsung membicarakan sepatu keren itu dan saya meminta dia untuk mencobanya. Begitu juga dengan Odit. Bahkan teman-teman di kantor, saya suruh untuk ikut merasakan bagaimana daya magis sepatu itu menempel di kepala ketika kita mencobanya langsung hahahahaha.

Tapi ternyata sepatu itu tidak hanya memberikan daya magis pada teman-teman perempuan saya saja, melainkan pada laki-laki yang saya lintasi. I feel sexy, itu dia daya magis sepatunya. Semua menjadi seksi ketika memakai sepatu hitam dengan hak 12 cm ini. Dan para laki-laki menangkap aura seksi itu juga. Walaupun ketika salah satu dari mereka mendekati, saya sebenarnya tidak sedang memakai sepatu itu, ya emang saya seksi berarti hahahahaha.

Sebenarnya saya sudah menangkap dia mengamati saya, saat saya menoleh, "Damn kenapa dia di sini." Maklum laki-laki ini dari masa lalu yang tidak berhasil membuat hati saya bergetar.

Untuk Ita dan Atun : Ingat anak HI'98 yang datang ke kosan gua dan menghabiskan roti tawar yang kita beli patungan? Kita makan dikit-dikit eh dia malah makan sesuka hati...hahahahahaha...Cara PDKT yang aneh ya teman-teman. Iya, gua ketemu dia kemarin, masih kaya dulu aja ANEH.

Laki-laki itu terlihat sekali ingin diajak bergabung, tapi saya tidak memberikan peluang itu. Dia hanya berdiri tanpa saya pernah suruh untuk duduk di sofa yang kosong. Saat inilah saya merasakan nikmatnya menjadi bebas, saya berhak memilih mana yang boleh menikmati aura saya dan mana yang tidak. Mana yang layak terbang ringan bersama saya dan mana yang boleh melihatnya dari kejauhan. Saya sangat siap untuk memilih!

Seorang teman dari Filipin, Mildred menyarankan, agar saya tidak terburu-buru mengingat apa saja yang baru saya alami. Tapi saya katakan ke Mildred, bahwa akhir dari semua peristiwa yang terjadi 3 bulan lalu, menyimpulkan sayalah pemenangnya. Saya tidak kehilangan apapun, bahkan harga diri saya tidak saya gadaikan begitu saja demi sebuah hasrat semu. Karena bukan saya yang menjadi korban dan bukan saya yang kehilangan. Dalam hati dan diri saya tak ada yang terluka, ketulusan tidak mengenal luka. Maka tak perlu waktu untuk memulihkan diri. Dan Mildred pun memberikan saya senyum lebar dengan pelukan hangat.


Ya, saat ini saya telah keluar dari kepompong gelap yang menyesakkan itu. Saya telah menghadapi semua proses untuk membuat saya mengeluarkan kedua sayap saya dengan segala corak yang meringankan tarian saya di udara menuju langit. Kini waktunya saya menikmati semua kesempurnaan yang diberikan Si Pengendali Proses Metamorfosis. Waktunya memilih dan ketika kita berbicara mengenai memilih itu artinya kita yang pegang kendali. Jadi ini waktunya mengendalikan tarian kedua sayap saya sambil menatap matahari yang menyinari setiap corak yang ada di sayap saya. SEMPURNA!!!!





Wednesday, November 3, 2010

Menghargai Diri

Senin (1/11) kemarin, saya dan Nida AKHIRNYA menonton Eat, Pray, Love. Penekanan pada kata,AKHIRNYA, karena sudah beberapa kali batal. Sebenarnya ada satu kali, kita bisa saja menonton film itu, tapi yang terjadi malah duduk di depan pintu theather-nya sambil makan semangkuk besar popcorn rasa manis dan asin. Hahahahaha itu pengalaman pertama, tapi sangat menyenangkan. Diliatin mba-mba penjaga tiket dan satpam, karena setelah semua yang menunggu masuk ke theather masing-masing, kami hanya duduk sambil makan popcorn sambil tertawa girang. Konyol? Ngga juga, kami justru sangat menikmatinya.

Tapi sebenarnya, bukan itu yang hendak dibahas pada tulisan kali ini. Jadi, salah satu adegan film itu ada kutipan yang bagus sekali. Tuhan ada di dalam dirimu, sebagaimana adanya dirimu. Muhammad Iqbal pernah mengatakan hal yang sejenis,"Dia yang mengenal dirinya adalah yang mengenal Tuhannya." Bahkan yang tidak kalah hebat adalah Syekh Sitti Jenar yang berucap,"Tuhan adalah kita dan kita adalah Dia." Bayangin apa yang ada di kepala mereka saat itu, sampai bisa mengeluarkan kata-kata penuh daya magis. Saya bahkan masih suka merinding ketika mendengarnya.

Dan saya mengimani hal yang sama. Kalau Alkitab bilang (jangan tanya ayat ya,saya selalu lemah dalam hal ini), Tubuhmu adalah bait suci Tuhan. Kalau bahasa premannya, tubuh kita adalah tempat tinggal Sang Pemilik Hidup. Inilah pesan yang dibuat untuk menggoda manusia agar yakin bahwa sebenarnya Tuhan itu ngga jauh-jauh amat kok.

Tapi buat saya itu benar. Entah karena dari kecil guru sekolah minggu saya selalu bilang, "Tuhan itu ada di dalam hati kita,jadi jangan takut ke mana pun kita pergi, Dia ada." Saya bahkan ingat betul kalau lagi takut yang saya lakukan adalah meletakkan tangan saya tepat di dada saya, sambil bilang,"Tuhan,tolong saya ya. Temenin saya terus, biar saya berani." Tangan di dada itu ibarat mengajak Tuhan bergandengan tangan.

Setelah saya besar ada pendalaman makna dari ucapan kakak sekolah minggu saya itu. Karena Tuhan tinggal dalam hati, maka jangan pernah asing dengan kata hati. Ketika kita mengenal kata hati kita, maka kita mengenali apa yang dikatakan Dia yang tinggal di dalam hati.

Ternyata omongan kakak sekolah minggu saya soal Tuhan tinggal di dalam hati, tidak hanya membuat saya punya kedekatan dengan kata hati saja. Sebab saya jadi mengerti bagaimana menghargai diri saya. Ketika Tuhan yang Maha Hebat itu mau tinggal dalam hati saya, masa saya merendahkan diri saya sendiri. Ada sesuatu yang Tuhan liat yang membuat Dia mau tinggal sebagai kata hati saya.

Ini membuat saya jadi percaya diri. Tidak hanya itu, Saya jadi sangat tulus menjalani apapun. Karena menurut saya, tiap hari saya ditemenin Tuhan, lalu kenapa saya harus takut, toh semua yang terjadi pasti hal yang paling sempurna yang akan saya alami. Tak perlulah itu bertipu muslihat. Wong saya didampingi Tuhan kok.

Efek bola saljunya ngga berhenti sampai sana. Saya jadi sangat menghargai setiap apa yang saya kerjakan. Saya ngga mau mengisi setiap langkah kaki saya dengan pesimisme atau ketakutan. Caranya, buat semua yang saya lakukan berarti.

Kalau diliat sekilas, kok kayanya saya suci banget ya hahahaha. Atau klise bangetlah semuanya. Nggalah, saya pernah juga mengabaikan kata hati atau bahkan berantem sama kata hati. Tapi lagi-lagi ini proses dan saya yang memilih bagaimana menjalani proses tersebut, jadi ya saya bertanggung jawab atas pengabaian dan perkelahian dengan kata hati. Bertanggung jawab maksudnya menerima segala risiko yang ada dari semua pilihan yang diambil. Kalau gagal ya saya ajak kata hati untuk sama-sama belajar agar tidak mengulangi kegagalan yang sama. Sedangkan kalau berhasil, saya cepat-cepat menyelamati kata hati atas kesuksesan yang kita raih.

Dan bicara soal kata hati, hampir 3 bulan ini saya dan kata hati mengalami banyak hal. LUAR BIASA. Penuh air mata, kekecewaan, keterpurukan, sakit hati, keyakinan, keberserahan, sampai kebahagiaan. Meski 3 bulan, inti masalahnya cuman 1 yaitu masalah hati :D

Saya sih tidak pernah menyesal jatuh hati untuk kemudian mengalami patah hati dengan cerita dan intrik yang melebihi sinetron atau opera sabun yang ada di televisi. Mulai dari kehilangan keyakinan terhadap hubungan yang sudah siap disempurnakan, pengalihan pelaku perselingkuhan, sampai perlindungan perselingkuhan. Hahahaha baru sadar ternyata intinya tentang perselingkuhan.

Anyway, saya banyak dihadapkan dengan keping-keping puzzle selama 3 bulan ini. Saya dibuat percaya bahwa kepingan puzzle yang saya punya adalah yang sesungguhnya terjadi. Tapi (untung) saya orangnya penasaran, sehingga merasa tidak cukup puas kalau kepingan puzzle itu belum benar-benar utuh terbentuk. Mungkin ini efek kerjaan saya sebagai kuli tinta. Saya mencari dan terus mencari. Dan hebatnya, kepingan puzzle yang 'hilang' itu datang dengan sendirinya. Boleh dibilang usaha saya adalah keterbukaan saya pada realitas.
Saya bicara pada realitas dengan tutur kata hati, alhasil banyak sekali yang membantu saya. Mulai dari orang-orang yang tidak saya kenal, nyaris kenal, sangat kenal, sampai belajar untuk kenal.

Jika dulu saya bertanya, "Gimana mungkin sih, baru nyadar sekarang kalau kita tidak memiliki kesamaan dalam ritualisasi bertuhan. Pas kenalan kemana aja?" Lalu kemudian pertanyaan berganti, seiring dengan kepingan puzzle baru ditemukan. "Demi perasaan impulsif karena merasa nyaman berbicara mengenai satu pengarang, semua cerita dan mimpi yang dibangun selama ini cuman dianggap titik imajiner yang tak akan pernah bersambung. Kok bisa ya?" Tapi saya beruntung, kepingan puzzle yang diberikan kepada saya sebagai wujud (katanya) penyesalan, akhirnya menjadi energi yang justru mendukung saya.

Sampai kemudian datang kepingan terbesar dari semua ini. Kepingan yang paling jujur dan sebenarnya sangat letih membebani diri membawa kemana-mana kepingan besar itu, demi sebuah...ah entah namanya apa. Biar mereka yang mendefinisikannya, saya tidak peduli.

Dan gambarnya terbuka lebar. Bahkan cukup dengan mengandalkan teknologi yang paling sederhana, disajikan gambar yang utuh. Gambar yang tidak butuh kepingan-kepingan puzzle yang lain. Semuanya terbaca jelas. Walaupun sempat ditutup rapat, entah mengapa kejujuran berpihak pada saya, semuanya terbaca dengan jelas. Sangat teramat jelas.

Saat saya membaca, saya menemukan saya yang dulu. Nyaris sama. Rasa yang diciptakan. Panggilan yang diberikan. Kehangatan yang coba ditawarkan. Tapi nyaris sama, mengapa? Yang saya baca penuh ketertutupan. Serba rahasia. Serba menyudut. Dan serba menunjuk pada orang lain. Apa cerita ini memang dibuat atas dasar kesadaran untuk menjadi salah. Saya tidak menemukan kata hati di dalam sana. Tidak ada ketulusan karena yang ada hanya tipu muslihat.

Dan dengan yakin, kata hati saya mengatakan, "Kita, bukan korban." Ya ketulusan dan kejujuran saya mengatakan demikian. Yang saya lakukan kemudian adalah menganggukkan kepala dengan sangat tegas. Tiba-tiba saya teringat kata-kata seorang teman yang juga pernah dikhianati,"Yang gua tahu, yang salah tak akan pernah bahagia karena kebahagiaan tidak menyertakan kebahagiaan."

Saya merasa sangat luar biasa lega. Tiba-tiba saya merasa karakter saya semakin matang dan kuat. Saya tidak gagal, saya justru berhasil, LUAR BIASA BERHASIL untuk menunjukkan ketulusan dan kejujuran akan selalu memenangkan pergumulan. Selicik dan sekotor apapun pergumulan itu.

Bagaimana mungkin kebahagiaan itu datang menghampiri, jika mereka mengorbankan orang asing demi kesenangan bertipu muslihat. Bahkan mereka mengorbankan orang terdekat dengan iming-iming julukan teman terbaik, demi penghianatan. Lalu saya bertanya, apa yang mereka lakukan dengan kata hati mereka? Terasingkah dia atau terlukakah dia karena dicampakkan begitu saja dari keutuhan dirinya?

Saya tidak akan menyesal menjalani semua ini. Rasa yang dulu saya punya pun tidak akan pernah saya sesali. Itu mengapa, saya tidak menutup blog ini atau coba memproteksinya, bahkan saya tidak berpikir untuk menganti nama blog ini. Karena ini adalah identitas saya dan saya tidak malu akan hal itu. Ini adalah suara hati saya dan saya tidak akan pernah mengasingkan kata hati saya. Semua yang saya catat di sini adalah ketulusan saya menghargai hidup yang sudah diberikan dengan dampingan Pemilik Kata Hati. Jadi, saya tak perlu merasa harus mengalienasikan blog ini. Karena buat saya, cerita dan pemikiran yang ada di dalamnya bukan unidentified flying object yang hanya jadi buah bibir ketika tertangkap mata telanjang yang perlu perdebatan panjang untuk menemukan sisi benarnya.

Dengan segala kerendahan hati, saya sangat bangga karena punya keberanian untuk menghadapi ini semua. Dan saya sangat menghargai setiap orang yang sekadar mampir, singgah, atau memilih menetap dalam hidup saya sambil menyemangati saya. Buat saya, mereka adalah orang-orang penting. Karena saya peduli, maka saya mengajak berbicara dari hati ke hati. Saya mengulurkan tangan karena saya sangat mengasihi. Dan apabila saya berbicara sambil menempatkan tangan di dada, itu tanda saya tengah mendoakan orang-orang tersebut. Iya saya metal, bahkan cenderung radikal plus nekad, tapi saya sangat percaya kuasa doa.

Karena doa, membuat saya punya kekuatan untuk menghadapi semua ini. Dan sumber dari kekuatan saya sangat banyak, teman-teman saya yang luar biasa. Akan selalu beruntung punya banyak teman karena sebenarnya mereka adalah salah satu hadiah dari Tuhan, setelah keluarga. Bahkan kadang kala tanpa kita sadari, orang yang tidak pernah kita duga menjadi teman ternyata adalah salah satu special gift dari Tuhan. Dan saya lebih dari sekadar beruntung untuk memiliki kalian semua.

Dengan segala kerendahan hati, saya sangat ingin berterima kasih untuk semangat, masukan, sentuhan, pelukan, dan doa yang kalian kirim buat saya. Ingin saya menyebutkan satu-satu tapi ada beberapa pihak yang ingin dirahasiakan. Biarlah ini menjadi special gift terindah saya menjelang ulang tahun saya. Tapi percayalah, saya melafalkan nama-nama kalian semua dengan jelas dalam doa saya. Dan saya percaya, SAHABAT HIDUP yang saya punya tidak punya keterbatasan dalam daya ingat, jadi Dia sudah memasukkan teman-teman semua dalam daftar penting arsiran hidup saya.

Melalui tulisan ini, saya ingin mengirimkan pelukan besar dan ketulusan cinta yang saya punya untuk kalian. Ayo kita menikmati hidup dengan menghargai setiap hal yang terjadi sama seperti kita menghargai diri kita. Seperti salah satu kata bijak yang dicatat dunia, Kasihilan sesamamu seperti engkau menghasihi dirimu sendiri :D

Dengan segala kerendahan hati, kalau kalian butuh menambah sedikit ketulusan dalam menikmati semua itu, saya siap hadir karena itu berkat yang saya dapat serta siap saya bagi-bagikan. Plus kalau kalian butuh sedikit 'kegilaan' dalam menikmati hidup, saya siap hadir untuk memberikan keberanian yang saya punya di dalam hati kecil saya. Serta kalau kalian butuh sentuhan dan pelukan kasih sayang untuk membuat hidup sedikit lebih manis, hadirkan saya. Sebab kadang kala dunia bisa begitu dingin jika dihadapi sendirian. Jadi, beginilah tulisan terima kasih saya dari hati yang paling dalam. Kepanjangan, pasti. Hahahahaha...karena saya baru saja melalui proses mematangkan diri dan saya tidak sabar untuk memasuki proses selanjutnya. Tertarik untuk bergabung?

God bless you all my dearest friends. Thank you for being more than friends, all of you are gifts from heaven. And this up coming birthday, I wouldn't ask for more coz I have you all. Dan pelukan besar pun terkirim ;D