tag:blogger.com,1999:blog-79264317779305816722024-03-05T13:08:06.918-08:00flying so light to the skya butterfly in her endless metamorphosisbutterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.comBlogger206125tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-81229176004510791372010-12-24T12:34:00.001-08:002010-12-24T12:34:58.148-08:00Migrasi ke WordpressBelakangan, saya memang menemukan kendala setiap kali ingin posting atau comment di blog kesayangan saya ini. Bahkan sering kali untuk sekadar membaca di smartphone yang saya punya, loadingnya lambat sekali. Akhirnya terlinat pikiran untuk beralih ke wordpress.<br />
<br />
Saya dulu memang punya blog di wordpress. Ini blog serius buat saya, membahas segala sesuatu yang serius. Benar-benar serius sampai tidak usah menyentuh ranah pribadi. Tapi belakangan saya merasa yang saya tulis semuanya serius. Mau perasaan saya, pengamatan, atau sekadar penerawangan...hahaha semacam cenayang....semuanya serius buat saya.<br />
<br />
Tapi karena aksesnya susah, saya pun mencari pendapat ke beberapa teman. Sialnya, mereka semua pake wordpress. Pastilah mereka bilang wordpress lebih menyenangkan. Akhirnya saya coba objektif, walaupun sebenarnya objektivitas itu batasnya adalah subjektivitas kan...hah...pusing deh...Saya googling...mencari tahu kelebihan dan kekurangan dua mesin blog gratis ini.<br />
<br />
Tidak terlalu signifikan memang, sama seperti yang dikatakan teman-teman saya yang punya wordpress. Tapi kemudian, tiba-tiba saya kesulitan untuk masuk ke blog ini...sekadar untuk menulis pesan Natal...dan tidak sukses. Buat saya ini pertanda, waktunya migrasi. Toh kupu-kupu memang harus bermigrasi, itu bagian dari perjalanan hidup yang harus dijalani. Menurut National Geographic Channel, kupu-kupu bisa bermigrasi jutaan mil secara terus menerus tanpa henti. Banyak yang mati tapi banyak juga yang berhasil, mereka adalah kupu-kupu baru yang selalu menyempurnakan proses metamorfosis. Karena meskipun harus menunggu sampai 4 generasi, tapi kupu-kupu itu tak pernah berubah haluan, tetap pada tujuan utama. Rumah baru untuk bertahan hidup.<br />
<br />
Jujur saya ragu untuk bermigrasi. Takut semua yang saya tulis hilang. Bahkan cerita tentang air mata dan kegagalan yang saya hadapi sebelumnya, buat saya berarti dan saya tak mau kehilangan itu semua. Sambil menekan menu export pada blog baru, saya berdoa agar tak ada jejak yang terhapus. Voila...akhirnya berhasil....semua terekam dengan sempurna...walaupun saya harus upload ulang video Adhitia Sofyan...ya ngga papa, itung-itung menonton kembali :D<br />
<br />
Alamat blog baru saya tak begitu berubah, hanya hostingnya saja yang ganti. <a href="http://www.flyingsolighttothesky.wordpress.com/"><b>www.flyingsolighttothesky.wordpress.com</b></a> Itu dia alamat barunya, silahkan terus bermain. Mari kita terbang bersama. <br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-21078288395908818002010-12-22T04:33:00.000-08:002010-12-22T04:33:44.795-08:00Forget Jakarta with Adhitia SofyanDengan mengenakan kaos V neck rendah berwarna hitam dan celana pendek bunga-bunga cerah, saya menerobos Jakarta yang sepi. Dari Proklamasi 41, menuju Epicentrum Walk Kuningan. Tak ada aura kemacetan apalagi tampilan wajah kemalasan, saya senyum berseri bahkan nyaris deg-degan.<br />
<br />
Saya hendak bertemu seseorang, mendengarkannya bernyanyi. Setelah sekian lama saya hanya memintanya bernyanyi di laptop saya, tepat di kedua telinga saya melalui teknologi yang diberi nama <i>earphone. </i>Saya memintanya bernyanyi setiap hari, apalagi ketika hujan. Kalau tidak percaya, coba dengarkan lagunya ini:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dz7PwRX2jQrh4zP3NEd5e5uchqKB49ypPAIDAVjcAnG5y5_nRuHRApvUVk3O_q0j5SHTk8hbw5tg1BChvCP8w' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div>Judulnya After the Rain, sangat pas melihat butiran-butiran air dari langit itu jatuh menyentuh kaca gedung kantor saya. Dan saya yang duduk di lantai 14, bisa dengan puas menikmatinya seorang diri.<br />
<br />
Maka ketika saya melihat di Facebook, Adhitia Sofyan akan bernyanyi di acara Synchronize Season II-Epicentrum Walk, saya langsung berniat untuk hadir. Maklum Adhitia Sofyan, belakangan sering banget tampil di Bandung yang kemudian membuat saya berpikir, apa pindah ke Bandung aja ya?<br />
<br />
Dengan langkah kaki yang pasti, sepatu merah saya berhasil mendudukan saya di deretan paling depan. Saya berhasil mendengarkan dia secara langsung. Dan lagu pertama yang dinyanyikan adalah <i>Forget Jakarta. Soundtrack </i>yang pas untuk menghadirkan saya di salah satu 'istana' Bakrie.<br />
<br />
Suara Adhitia tidak beda, sama dengan apa yang saya dengarkan melalui <i>winamp. </i>Malah ketika dia menyanyikan After the Rain, saya benar-benar berharap ada guyuran hujan ketika itu. Hingga kemudian dia bernyanyi Tik-Tik Bunyi Hujan, saya benar-benar pengen itu jadi lagu pemanggil hujan. Karena di lagu Tik-Tik Bunyi Hujan, dia menyanyikan seluruh bait dari lagu yang biasanya hanya kita ulang-ulang di bait pertama saja.<br />
<br />
Liriknya Adhitia itu sederhana dan bercerita. Ngga jarang sebelum nyanyi, dia kasih cerita singkat soal lagunya dan pas kita mendengar cerita itu dinyanyikan saya senyum-senyum sendiri. Lucu dan berasa berbunga-bunga. Contohnya lagu Memilihmu...dengerin deh...ada liriknya begini "Gitarku saja tak cukup jadi andalan..." Hahahahahaha...Denger sendiri deh..<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dw3SB5elnWafQ8CHrdRTKn21G5Xx_Y2s0rcOrYcKxIS3QyP6Ne29V2eWMAKACPK8SFBka8foeQSVBF4p461NQ' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe></div><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><br />
Dan sore itu saya datang hanya untuk mendengarkan dia bernyanyi. Setelah itu pulang, sambil senyum-senyum kegirangan sendirian... Oiya, Adhitia ini dengan sukarela memberikan lagu-lagunya untuk didownload secara bebas kalau kita mau. Silahkan nikmati lagu-lagunya di <a href="http://adhitiasofyan.wordpress.com/"><b>Blog Adhitia Sofyan</b></a> and let's forget Jakarta-lah<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br />
</div><br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-88312919243549993172010-12-16T10:33:00.000-08:002010-12-16T10:33:02.460-08:00Burqa, Buku, dan Laki-Laki<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzOiDaVXe_gM3RgCwmo3u7W1nRxoYFmoWv9rxLf_2F3LJd4tsmMpHPveMr_eiHz4PzTptpivme1obvTUaWiLrfbao7dxchTAhxFgGqeKocA0c-ZbPefGu6cJvhDar1gyncxRMDMCWg8orz/s1600/booksellerofkabul.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzOiDaVXe_gM3RgCwmo3u7W1nRxoYFmoWv9rxLf_2F3LJd4tsmMpHPveMr_eiHz4PzTptpivme1obvTUaWiLrfbao7dxchTAhxFgGqeKocA0c-ZbPefGu6cJvhDar1gyncxRMDMCWg8orz/s320/booksellerofkabul.jpg" width="203" /></a></div>Pada salah satu halaman yang ditulis oleh Asne Seierstad, ada satu kutipan Jalaluddin Rumi yang menarik, "Ego adalah cadar manusia dengan Allah." Asne adalah wartawati asal Norwegia yang pergi ke Afghanistan untuk meliput. Dan pada satu hari, dia bertemu saudagar buku di Kabul. Nama saudagar buku itu Sultan Khan. <br />
<br />
Jadi si Seierstad tinggal selama 4 bulan di rumah Sultan untuk mencatat, mengamati, dan menceritakan keluarga kelas menegah di negara penuh gejolak. Ada 3 hal yang menarik perhatian saya saat membaca buku Seierstad yang berjudul <i>Bookseller of Kabul </i>ini, yaitu burqa, buku, dan laki-laki. Ketiga hal ini selalu berhasil membuat saya tersenyum, bahkan sampai penasaran mau ke Kabul. Biasa euforia ketika membaca buku, tiba-tiba kita ingin merasakan yang dialami pelaku cerita.<br />
<br />
<b>Burqa, kain dua realitas perempuan Kabul.</b><br />
Oke soal burqa, Seierstad berhasil menampilkan gemerlap di balik kain yang menutupi perempuan dari ujung kepala sampai kaki ini. Jadi salah satu adik Sultan, Shakila akan dinikahkan dengan Wakil. Dan sebagai pengantin wanita lainnya, Shakila harus menjalani beberapa ritual kecantikan. Rumusnya sama, pengantin wanita harus menjadi pusat perhatian sehari semalam. Bukankah itu yang selalu dibisikkan pada telingga wanita sejak dari kecil, yang kemudian membuat wanita lebih cepat memilih hari pernikahan ketimbang pria.<br />
<br />
Jadi Shakila diantar ke salon untuk didandani. Pada masa Taliban salon dilarang, tapi ada salon yang berhasil dipertahankan demi memuaskan impian para pengantin wanita tampil cantik di hari pernikahannya. Syaratnya hanya satu, mereka yang berkunjung ke salon kecantikan harus datang dengan burqa dan pergi dengan burqa.<br />
<br />
Walaupun saya bukan masuk dalam kategori perempuan yang gemar ke salon, tapi begitu membaca datang dan pergi dengan burqa, saya jadi bertanya, <i>lah </i>riasannya <i>ngga </i>rusak ya begitu ditutupin burqa?<br />
<br />
Mau tau apa yang terjadi? Di salon kecantikan itu, dipajang poster artis Bollywood dengan potongan baju yang seksi. Poster itu seolah menjadi saksi bisu atas ratusan gadis Kabul yang rela dicabuti alisnya untuk dibentuk melengkung dan indah. Poster itu juga merekam hidup-hidup bagaimana para calon pengantin wanita merasakan warna menyala pada bibirnya. Dan ketika rambut-rambut mereka yang lembap akibat tertutup burqa harus digulung dengan rol-rol besar, plus disemprot dengan <i>hair spray, </i>poster itu hanya memberikan senyum menggoda kepada para calon pengantin wanita. Secara singkat, para calon pengantin wanita merasakan pandangan mata yang bebas untuk menatap lekat-lekat poster artis Bollywood itu.<br />
<br />
Setelah didandani, calon pengantin wanita akan memakai baju gemerlap dan sepatu dengan hak yang menjulang. Sepatu adalah benda yang bisa dipamerkan dengan halal oleh perempuan yang mengenakan burqa, karena sepatu bukan bagian dari aurat tapi tetap menampilkan kesan feminin.<br />
<br />
Tapi semua itu harus ditutupi saat mereka keluar dari salon. Dan rambut yang mengembang akibat rol rambut serta <i>hair spray, </i>membuat kain kasa yang adalah 'mata tambahan' mereka saat mengenakan burqa, akhirnya tidak jatuh tepat pada kedua mata. Burqa semakin tertarik ke atas dan batas pandangmu menjadi tak jelas. Lalu bagaimana calon pengantin wanita berjalan menembus jalan berdebu di Kabul? Sanak-saudara yang ikut mengantar adalah jawabannya. Mereka akan dipapah menyusuri tangga dan jalan-jalan. Tampil cantik membuat mereka semakin terbatas menatap dunia.<br />
<br />
Setelah Taliban tidak berkuasa, banyak perempuan Kabul yang masih mengenakan burqa. Alasannya karena sudah terbiasa. Beberapa dari mereka memang belajar untuk melepas burqa, karena kain tebal itu tak selamanya nyaman dikenakan pada suhu terik di Kabul. Seiring belajar melepas burqa, perempuan-perempuan di sana juga belajar untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Kursus bahasa Inggris, komputer, atau melanjutkan sekolah formal. Tapi mereka masih suka risih ketika harus berada satu ruangan dengan laki-laki yang bukan muhrim. Rasa risih juga yang dirasakan ketika belajar melepaskan burqa.<br />
<br />
Saya membayangkan, apa rasanya ya pakai burqa? Gerah pasti. Iklim tropis Indonesia rasanya akan membuat saya keringat setengah mati ketika memakai burqa. Tapi mungkin saya juga akan memiliki kulit putih, karena jarang terpapar sinar matahari. Ngomong-ngomong soal sinar matahari, buku ini juga cerita kalau banyak perempuan Kabul yang mengalami masalah pada pigmentasi kulit mereka karena jarang terpapar sinar matahari. Padahal Kabul termasuk kota dengan paparan sinar matahari tinggi di dunia.<br />
<br />
Anyway, kurang adil rasanya membayangkan pakai burqa hanya untuk tujuan seperti itu. Tapi saya bener-bener pengen tahu rasanya memakai burqa. Di Jakarta aja kalau ada orang pakai burqa, pasti menjadi pusat perhatian. Apa yang akan ada dalam pikiran saya, ketika dibalik kain kasa untuk melihat itu saya menangkap mata-mata yang melihat dengan penuh tanda tanya? Mungkin saya akan merasa ditelanjangi, meskipun burqa menutup tubuh saya dengan sempurna. Ah lagi-lagi, sebenarnya apa sih batasan kain untuk menutupi tubuh kita? Karena persepsi yang membentuk definisi kain itulah yang sebenarnya mengendalikan pandangan kita atas tubuh yang mengenakan kain.<br />
<br />
<b>Ideologi dalam buku.</b><br />
Cukup soal burqa, sebelum saya benar-benar mencoba untuk memakainya selama sehari atau seminggu, rasanya saya tak adil jika menganalisa dari perasaan dan pengamatan. Sekarang saya akan bercerita mengenai bagaimana rezim yang berkuasa di Afghanistan mendoktrinasi ajarannya melalui buku, khususnya buku-buku pelajaran.<br />
<b> </b><br />
Di buku ini diceritakan, ketika yang berkuasa adalah Komunis Rusia, anak-anak belajar matematika dengan perspektif kebersamaan untuk negara. Saat topiknya soal rumus menghitung, buku matematika itu berubah menjadi cara untuk memberikan tanah kepada sang penguasa. Jika kita punya sebidang tanah sekian dan tetangga punya sekian, berapa tanah yang dapat diberikan kepada pemerintah jika keduanya digabung? Tapi begitu yang berkuasa Taliban, kalimat pengantarnya berbeda. Sebuah senjata diisi 5 peluru dan 3 sudah dipakai untuk menembak, berapa peluru yang tersisa?<br />
<br />
Untung pas zaman Soeharto, buku matematika saya tidak bilang, jika kepala dinas adalah paman kita maka dia bisa memasukkan keluarganya untuk menjadi PNS di sana. 3 anggota keluarga telah masuk menjadi PNS dan akan ada 2 anggota keluarga lain yang akan masuk. Jika semuanya masuk, berapakah jumlah keluarga kita yang menjadi PNS di kantor paman? Yah walaupun buku matematika saya isinya tidak seperti itu, tapi keharusan untuk belajar P4 mulai dari SD sampai kuliah sudah cukup memuakkan.<br />
<br />
Selain soal doktrinasi, di buku ini juga diceritakan betapa Sultan sangat mencintai buku-bukunya sama seperti dia mencintai keuntungan yang didapat dari menjual buku-buku itu. Dia sampai punya laci-laci rahasia untuk menyimpan buku yang tidak disukai saat rezim Taliban. Ini karena Taliban, gemar membakar buku. Apalagi buku-buku yang jauh dari ajaran Islam.<br />
<br />
Iya buku, tak hanya membuat Sultan menjadi masyarakat kelas menengah tapi juga menjadi orang yang liberal. Dia sangat terbuka dengan demokrasi. Dia bahkan menyediakan buku Salman Rushdie yang katanya halal untuk dibunuh karena sudah menistakan Islam. Buku diam-diam sudah menjadi ideologi tersendiri bagi Sultan, ya ideologi bisnis yang sekaligus menjadi ideologi mencerdaskan anak-anak Afghanistan. Karena Sultan melakukan kerja sama dengan penerbit dan Oxford untuk menerbitkan buku pelajaran baru bagi anak-anak Afghanistan. Walaupun pada akhirnya buku itu tidak sukses diterbitkan, setidaknya niatnya untuk melakukan pembaharuan melalui buku harus diacungi jempol. Dia berusaha membuat anak-anak itu belajar matematika dengan porsi yang benar, tanpa embel-embel kepemilikan tanah atau peluru.<br />
<br />
<b>Syahwat itu, urusan laki-laki. Bukan Perempuan!</b><br />
Awalnya saya membayangkan Sultan adalah sosok pemberontak yang ideal di Kabul. Meski sudah berumur sangat lanjut, tapi isterinya hanya satu. Sayangnya ini hanya bertahan beberapa halaman saja, sebab ternyata Sultan sama dengan laki-laki Taliban yang dia benci dengan segala ajaran fundamentalisnya. Iya saat isteri pertamanya, <b> </b>Sharifa semakin lanjut, Sultan merasa butuh orang baru untuk mengurusnya. Semua keluarga tidak setuju, bahkan ibunya sendiri, tapi Sultan memberi tahu mereka bukan untuk minta restu, melainkan sekadar memberi tahu saja.<br />
<br />
Umur Sultan ketika ingin menikahi Sonya adalah 50 tahun lebih. Sedangkan Sonya, masih 16 tahun. Tapi ada perstise tersendiri bagi keluarga Sonya yang memang miskin ketika anak gadisnya dipinang oleh orang terpandang seperti Sultan. Plus Sultan membayar mahar yang cukup fantastis, 300 kg beras, 150 kg minyak goreng, seekor sapi, beberapa ekor biri-bir, dan 15 juta uang Afgan (ini sama dengan Rp 3 juta).<br />
<br />
Ya Sultan yang anti Taliban itu ternyata menganggap tak masalah untuk berpoligami. Saya selalu benci dengan teori poligami. Protes saya terhadap poligami adalah ketika pengusaha rumah makan Ayam Wong Solo mendeklarasikan cabang-cabang rumah makannya adalah caranya untuk menghidupi isteri-isterinya. Saya tidak pernah mau makan masakan rumah makan Ayam Wong Solo, bahkan minum atau duduk-duduk di rumah makan itu pun tidak. Ekstrim mungkin, tapi buat saya mengambil sikap itu penting ketimbang menya-menye ngga jelas.<br />
<br />
Kembali ke Sultan, untuk menyakinkan keluarganya, Sultan berjanji akan berlaku adil terhadap isteri pertama dan kedua. Tapi pada prakteknya, Sultan suka membelikan kue kesukaan Sonya, untuk dimakan Sonya bersama anak Sonya. Bahkan Sultan sempat membiarkan Sharifa di Pakistan beberapa lama. Pasca serangan di menara kembar 11 September, Sultan harus mengungsikan keluarganya, termasuk Sharifa. Tapi Sharifa tidak langsung diboyong ke Kabul setelah keadaan membaik.<br />
<br />
Tapi sebenarnya bukan hanya Sultan yang begitu. Sebab banyak laki-laki di sana yang merasa syahwat yang mereka punya harus disalurkan. Sedangkan untuk perempuan, syahwat atau nafsu adalah sesuatu yang asing. Atau kalau berani untuk dirasakan maka harus siap dengan risikonya.<br />
<br />
Jadi ada satu cerita juga dalam buku ini yang menggambarkan kalau perempuan tidak boleh punya nafsu. Ketika perempuan berani untuk bertemu dengan laki-laki yang bukan muhrimnya dan keluarganya memergoki, maka perempuan itu akan dikurung di kamarnya, dipukuli, dimaki-maki, bahkan disebut perempuan sundal. Padahal perempuan itu hanya bertemu di taman dan tidak melakukan apa-apa.<br />
<br />
Atau ketika ada seorang laki-laki yang berani menyatakan cinta, perempuan Kabul tidak boleh merasakan kupu-kupu di perutnya. Ini kejadian pada salah satu adik Sultan, Latifa yang ditaksir seorang laki-laki. Surat cinta sudah dikirim, jam tangan cantik sudah diberikan, bahkan berusaha untuk kencan singkat dengan mengantarkan Latifa ke Departemen Pendidikan agar mendapatkan ijin mengajar. Tapi Latifa tidak berani menerima cinta itu karena hanya Sultan, selaku kepala keluarga yang berhak memutuskan Latifa harus menerima pinangan yang dipaketkan dengan cinta dari siapa.<br />
<br />
Dan dari ketiga hal di atas, ada satu bab yang berhasil membuat saya tersenyum lebar. Bab itu adalah, <b>Tak Ada Izin Masuk ke Surga. </b>Isinya tentang 16 dekrit ketika Taliban berkuasa, inilah dia:<br />
<ol><li> Larangan bagi wanita untuk memperlihatkan bagian tubuhnya.</li>
<li>Larangan mendengarkan lagu.</li>
<li>Larangan bercukur.</li>
<li>Shalat wajib.</li>
<li>Larangan memelihara burung merpati dan adu burung.</li>
<li>Pembasmian narkotika dan penggunaanya.</li>
<li>Larangan bermain layangan.</li>
<li>Larangan memproduksi gambar.</li>
<li>Larangan berjudi.</li>
<li>Larangan mempunyai gaya rambut orang Inggris dan Amerika.</li>
<li>Larangan atas bunga pinjaman, biaya menukar uang, dan biaya transaksi.</li>
<li>Larangan mencuci baju di tepi sungai.</li>
<li>Larangan memperdengarkan lagu dan menari dalam upacara pernikahan.</li>
<li>Larangan bermain tambur.</li>
<li>Larangan bagi penjahit untuk menjahit baju perempuan atau mengukur tubuh wanita.</li>
<li>Larangan bermain sulap.</li>
</ol>Ayo mau pilih larangan mana yang mau dipatuhi hihihii....Anyway buku ini bagus menurut saya, karena itu saya ingin membagikannya kepada kalian semua. Thanks to Nida yang meminjakan buku ini kepada saya.<br />
<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-27124060842860613572010-12-09T08:59:00.000-08:002010-12-09T22:23:33.649-08:00Kartu Matahari Pecandu PagiTuhan Yang Maha Sempurna,<br />
<br />
Hari ini, seorang teman yang baru saja ku kenal,<br />
Kau ajak tinggal di rumahMu.<br />
<br />
Aku tertunduk.<br />
Memejamkan mata sambil meletakkan kedua tangan di dada.<br />
<br />
Raih tanganku Tuhan,<br />
tolong sampaikan hangatnya genggaman ini bagi teman baru itu.<br />
<br />
Norvan Hardian yang akrab menyebut dirinya sebagai PecanduPagi,<br />
sore ini menutup matanya.<br />
<br />
Perutnya membuncit. Tubuh yang menguning.<br />
Itu adalah kondisi terakhirnya, akibat kanker hati yang entah sudah berapa lama menggrogoti tubuhnya<br />
tapi baru beberapa bulan terlihat.<br />
<br />
Mungkin saat ini, dia sudah tidak merasakan itu lagi.<br />
Rasa sakit hilang bersama nafas yang terhenti dalam pejaman mata.<br />
<br />
Otopet, itu yang membuat dia mengingat saya dalam pertemuan yang sangat singkat.<br />
Komik Pamali, itu yang membuat saya mengetahui bakatnya yang luar biasa.<br />
<br />
Bahkan ketika dokter mendiagnosa dia dengan kanker stadium akhir,<br />
PecanduPagi membakar semangatnya untuk bisa membuat komik yang bercerita mengenai kanker.<br />
<br />
Ah Tuhan, kenangan saya hanya sedikit.<br />
Hanya itu yang saya punya, tapi rasa kehilangan ini begitu dalam.<br />
Rasa sedih seolah tidak henti menggelayut dalam hati.<br />
<br />
Tiba-tiba terpikir kedua anaknya yang masih sangat kecil.<br />
Bahkan anaknya yang bungsu umurnya masih dalam hitungan bulan.<br />
<br />
Teringat ketika PecanduPagi menuliskan status romantik yang menggelitik pada Facebook-nya,<br />
"Istriku,anak anakku...ingin rasanya segera berkumpul lagi...bersama kebo."<br />
Saya menangkap pesan itu, tepat dihari ulang tahun saya yang membuat saya tertawa geli.<br />
<br />
Dan kini, jejaring sosial itu penuh dengan tulisan belasungkawa.<br />
Beberapa teman terdekatnya bahkan menampilkan foto-foto ketika bersama.<br />
Seorang teman terdekat pun memilih menjadikan tangkapan kamera PecanduPagi sebagai profile pic-nya.<br />
<br />
Semua kehilangan dan semua berduka.<br />
Ini malam duka cita ternyata.<br />
<br />
Usianya sangat muda tapi bakatnya luar biasa.<br />
Apakah Tuhan sedang butuh orang muda yang berbakat?<br />
Seorang pencinta pagi dan matahari.<br />
Humoris sejati yang bisa menghibur banyak orang.<br />
<br />
Kini kami hanya punya kenangan Tuhan.<br />
Kami hanya bisa memutar apa yang pernah terjadi dengan tangan dingin dan mata berkaca.<br />
<br />
Tapi kami juga mengirimkan kata-kata dalam nafas yang tulus<br />
agar perjalanannya menuju rumah pemilik matahari bisa berjalan sempurna.<br />
<br />
Kami kirimkan juga jalinan jemari yang erat pada isteri dan kedua anaknya<br />
yang masih akan menikmati pagi.<br />
<br />
Dan kata-kata yang terangkai ini<br />
adalah cara kami untuk menyimpan PecanduPagi dalam semangat yang pernah dibagikan.<br />
<br />
Ini adalah doa untuk rasa terima kasih atas kebersamaan<br />
ketika menikmati bakat yang luar biasa. <br />
<br />
Kartu matahari,<br />
Sebuah kartu imajinatif yang dikirimkan melalui keikhlasan melepaskan<br />
seorang teman, sahabat, suami, anak, suami, dan ayah yang sederhana<br />
Sesederhana namanya yang mudah diingat Norvan Hardian<br />
<br />
Tapi kartu matahari juga berisi energi.<br />
Energi untuk menggenapi hidup dengan segala aura pagi.<br />
Karena pagi adalah awal dari kenikmatan mengenapi hidup.<br />
<br />
Dan kartu matahari itu, kami berikan pada Norvan Hardian, si PecanduPagi.<br />
Tuhan akan bersamamu teman,<br />
dalam perjalananmu pulang menuju matahari.<br />
<br />
<br />
<br />
Malam duka, 9 Desember 2010 <input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-18323439997577986642010-12-04T14:16:00.000-08:002010-12-04T19:36:19.173-08:00Cukup 3 Suku Kata, BE-RA-HI!<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh-S5XowapbyEuP5AAVt6VjidB9XYD8tRnRnrJwYWDvi1t2P-e4Hp6l16VtV2aE1rv3pi3Eiz5utUYwtugdBnZnqf10oRYIDsShRFO-pSr8Y1U_BSt2DVm-G4P7XFv0vSTfSTrXA4tjuLT/s1600/love-is-blind-by-lara-coton.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="234" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh-S5XowapbyEuP5AAVt6VjidB9XYD8tRnRnrJwYWDvi1t2P-e4Hp6l16VtV2aE1rv3pi3Eiz5utUYwtugdBnZnqf10oRYIDsShRFO-pSr8Y1U_BSt2DVm-G4P7XFv0vSTfSTrXA4tjuLT/s320/love-is-blind-by-lara-coton.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto dari <a href="http://www.google.co.id/imglanding?q=love+is+blind&um=1&hl=en&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1280&bih=525&tbs=isch:1&tbnid=YSuVcR02D1fnOM:&imgrefurl=http://blog.verjanso.com/wp-content/uploads/2010/08/&imgurl=http://blog.verjanso.com/wp-content/uploads/2010/08/love-is-blind-by-lara-coton.jpg&zoom=1&w=500&h=367&iact=hc&ei=zbv6TNG0Bo60rAf4ltHNCA&oei=zbv6TNG0Bo60rAf4ltHNCA&esq=1&page=1&tbnh=106&tbnw=140&start=0&ndsp=25&ved=1t:429,r:1,s:0"><b>sini</b></a></td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Belakangan otak saya tak mau berhenti merangkai kata-kata. Semua yang terjadi ingin dideskripsikan dengan analisa dan esai panjang. Dan kali ini, saya mau menyusup masuk ke dalam yang namanya berahi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kenapa berahi, karena beberapa waktu lalu saya mendiskusikan ini pada seorang sahabat. "Kenapa sih kita punya berahi?" Pertanyaan standar memang, sama standarnya kaya, "Kenapa sih Tuhan harus ada?" Atau, "Bahagia itu apa sih?"</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dan dari semua pertanyaan standar itu, kita akan selalu bertemu dengan yang namanya psikologi serta eksistensi. Oiya, saya lagi tergila-gila dengan psikologi. Enak kayanya mengklasifikasikan manusia ke dalam kotak-kotak penyimpangannya masing-masing hihihiiii.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Oke kembali ke topik, berahi atau nafsu kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">be·ra·hi 1 n perasaan cinta kasih antara dua orang yang berlainan jenis kelamin; 2 a sangat suka; sangat tertarik: 3 n Tern gejala yg timbul secara berkala pd ternak betina sbg perwujudan berahi untuk dikawinkan;</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Yang lucu dari definisi di atas adalah, birahi gejala yang timbul secara berkala pada ternak betina sebagai perwujudan berahi untuk dikawinkan. Hahahaha kenapa cuman betina? Bahasanya itu loh, sebagai perwujudan untuk dikawinkan. Jadi seharusnya betina yang aktif dalam proses perkawinan karena berahi adalah gejala yang timbul secara berkala pada BETINA. Kalau masuk dalam klasifikasi binatang, saya yang adalah perempuan adalah betina. Jadi UNTUNG aku BETINA :D</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Mari kita lihat bagaimana Oxford Dictionaries mendefinisikannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Lust :</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">noun : strong sexual desire:</span></i><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">[in singular] a passionate desire for something:</span></i><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">(usually <b>lusts</b>) chiefly Theologya sensuous appetite regarded as sinful;</span></i><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 13.5pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><i><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">verb : have strong sexual desire for someone or something</span></i><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Yang menarik adalah kamus Oxford memasukkan terminologi sinful alias tindakan berdosa untuk mendefinisikan berahi atau nafsu. Saya jadi ingat, ketika membahas ini dengan sahabat saya, dia bilang, "Nafsu itu dititipin Tuhan ke manusia untuk memenuhi bumi. Hanya untuk beranak-pinak." Lalu jika memang demikian, mengapa nafsu dikategorikan sebagai sesuatu yang <i>sinful</i>? Bukankah Tuhan yang ingin kita beranak-pinak? Jangan langsung dijawab.</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Pernah penasaran ngga sih kenapa kita bisa menyebut sekumpulan rasa jatuh cinta atau gejala naksir orang sebagai nafsu? Atau bahkan pernah bisa dengan jago membedakan nafsu dengan cinta? Coba minta bantuan Om Google untuk mengumpulkan literatur atau penelitian seputar nafsu. </span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Ternyata yang membuat kita bisa bernafsu adalah amygdala. Ini adalah pusat segala emosi kita. Mau tau ukurannya sebesar apa? Hanya sebesar KACANG ALMON! Btw, amygdala itu bahasa latin untuk almon.</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Iya si kacang almon dalam otak itu bisa membuat seluruh saraf-saraf yang ada di tubuh kita ikut bereaksi ketika merasakan berahi, mulai dari mata berbinar-binar, bibir melembut, payudara memuncah, sampai organ genital siap untuk menerima pasangannya. Dan ada penelitian lebih menarik dari University of Melbourne, mereka bilang, semakin besar 'kacang almon' yang ada di kepala kita maka dorongan berahinya makin besar hahaha entah mengapa saya tertawa geli membaca hasil penelitian itu. </span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Ternyata cerita Daud mengalahkan Goliat tak hanya ada pada kitab suci, melainkan dalam sistem otak kita yang begitu rumit dan canggih. Buat saya, si 'kacang almon' dalam otak ini ibarat Daud yang mengalahkan sistem kesadaran manusia. Bayangin aja, dari bagian otak yang gede-gede itu, semuanya menyerah ketika amygdala bekerja dan mengirimkan sinyal untuk waktunya kawin.</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Saya jadi mikir, apakah kawin, bersetubuh, bercinta, atau apalah itu sebutannya, menjadi sangat esensial dalam keutuhan manusia. Sebelum kita jawab secara esensial, coba simak bagaimana statistik berbicara soal persetubuhan. </span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Seorang Philip Muskin, MD., dari Columbia University, menyebutkan, pasangan menikah ada yang melakukan hubungan seksual sebanyak 68,5 kali dalam setahun. Ini artinya dalam seminggu hanya 1.3 kali. Jadi si Muskin ini dapat datanya dari Newsweek magazine dan mereka menyebut pasangan suami-istri yang masuk dalam kategori itu sebagai sexless marriage. Datanya masih baru, yaitu 2002 dan survei ini dilakukan oleh University of Chicago melalui National Opinion Research Center Report. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Dari data itu akhirnya dibuat pembatasan yang lebih jelas, 15 sampai 20 persen pasangan masuk dalam kategori sexless marriage, hanya karena hubungan seksnya kurang dari 10 kali dalam setahun. Dan ujung dari semua ini adalah kualitas pernikahan yang terus menurun seiring dengan berkurangnya intensitas bercinta.</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"> </span></b><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Bercinta dan langgengnya pernikahan...disimpen dulu aja ya analisanya. Kita lihat data berikutnya.</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Saat saya melihat data sexless marriage itu, saya bertanya, "Apa iya? Dikit amat" hahahaha. Secara alam bawah sadar, kita terlalu biasa mengaitkan kehangatan cinta dengan skin to skin contact. Tapi bercinta tuh sebenarnya bukan sekadar sentuhan tubuh dengan tubuh kan. Saya ingat beberapa kali menghadiri liputan soal pentingnya kualitas bercinta, pakar-pakar yang dihadirkan cukup jelas bercerita bahwa bercinta itu butuh teknik. Bukan sekadar buka baju dan terlentang. </span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Harus paham mood pasangan, sepaham titik-titik rangsang mana saja yang bisa mempermudah kita sampai pada klimaks. Ngga cuman itu, kadang kala bercinta juga menuntut situasi yang nyaman. Dan kenyamanan setiap orang selalu berbeda-beda. Ada yang masuk akal dan pasti ada yang tidak masuk akal (saya ngga mau menjabarkan keduanya, takut jatuhnya menjadi hakim atas teknik bercinta). Yah semuanya sangat tergantung pada kebutuhan dan fantasi orang yang terlibat dalam aktivitas intim yang nama lainnya bercinta. </span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Tapi bercinta juga menyangkut harga diri, pride. Pernah dengar, orang merasa malu setengah mati ketika mengalami gangguan seksual. Pakar-pakar seksologi yang saya jumpai di liputan itu selalu dengan lantang mengucapkan, gangguan seksual bukanlah akhir dunia, semua bisa diatasi tapi syaratnya mau ke dokter. Tahu kenapa pakar berbicara seperti itu, karena banyak yang malu memeriksakan diri. Mereka seolah mempertaruhkan harga dirinya ketika tahu ada orang lain (baca : dokter) yang menganalisa masalah seksualnya. Padahal mana yang lebih memalukan dari beli pil perkasa di pinggir jalan atau berkonsultasi dengan orang yang belajar lebih dari 5 tahun untuk memahami mengenai hubungan seksual.</span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Ya itu, sensasi merasa perkasa dari pasangan adalah kepuasan yang menyelinap dari aktivitas selangkangan. Hubungan seksual memang punya nilai menguasai dan terkuasai. Posisi dan ukuran adalah batasan yang sering kali menjadi tolak ukur kepuasan dalam bercinta. Ini semua berujung pada kebutuhan kita untuk diakui, seperti teorinya Abraham Maslow, pengakuan itu adalah legitimasi bahwa eksistensi kita bukan sekadar titik-titik imajiner. Jadi jangan heran kalau ada yang sampai depresi ketika merasa tidak ada pengakuan keperkasaan seksual dari pasangannya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Tapi mana sih yang lebih riil, jatuh cinta atau persetubuhan? Saya pernah dengar sebuah teori yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, tapi lucunya, banyak yang percaya pada keabsahannya. Teori itu adalah, buat perempuan; tatap mata, berpegangan tangan, dan nyaman berbicara dengan pasangan itu adalah kenikmatan yang lebih dari bercinta. Sedangkan bagi laki-laki, kenikmatan bercinta mengarah pada kualitas bersetubuh.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Yang membuat teori ini muncul dan pelan-pelan diamini oleh banyak orang adalah, sistem sosial kita mengarahkan kita untuk percaya bahwa laki-laki adalah pengendali interaksi dalam persetubuhan. Dalam urusan bercinta, perempuan selalu dianggap yang pasif, tidak boleh berhasrat lebih. Lagi-lagi ini berbicara mengenai pembagian peran siapa yang berkuasa dan dikuasai. Parahnya, persepsi ini membuat banyak diantara masyarakat yang menyakini laki-laki memang paling lemah dalam mengendalikan ‘rudal kecilnya’. “Yah namanya juga laki-laki, paling tidak tahan kalau digoda.” Buat saya, ini adalah kutipan yang menyerah sebelum berperang. Kutipan absurdlah, karena saya percaya, laki-laki juga dikasih nalar. Plus jika kita menerima kutipan itu bulet-bulet, sama artinya kita mengakui bahwa dunia ini memang hanya dikenalikan oleh urusan selangkangan. Buat saya, hidup lebih luas dari sekadar sejengkal di bawah pusar. </span></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8pSnqgpJwpArBxSwmHoaJ3eSC6OGysar7JV5XZOoRxC7LM_tAtI4iuSk7b95e6pGxU7qyRM3LqWmNpwRvxM9ZLr4hVFm2rMXVoQt0yQ27nAW0-XgxhlaQQFxOPk62SwToGiXwpGq_QDFH/s1600/idrh_preview.gif" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8pSnqgpJwpArBxSwmHoaJ3eSC6OGysar7JV5XZOoRxC7LM_tAtI4iuSk7b95e6pGxU7qyRM3LqWmNpwRvxM9ZLr4hVFm2rMXVoQt0yQ27nAW0-XgxhlaQQFxOPk62SwToGiXwpGq_QDFH/s200/idrh_preview.gif" width="198" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto dari <a href="http://www.annanielsen.com/prints/item.aspx?pid=idrh&name=I%20depend%20on%20you%20%20Red%20heart%20Series">sini</a></td></tr>
</tbody></table><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; text-indent: -0.25in;"><br />
<br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;"> Menurut Helen Fisher, PhD., dari Rutgers University, jatuh cinta itu dibagi dalam 3 kategori. Pembagian kategorinya didasarkan pada bagaimana otak mempersepsikan nafsu (<i>lust). </i>Jadi si Fisher mengumumkan kategori itu di depan seluruh psikiater di Amerikan pada acara Pertemuan Tahunan American Psychiatric Association. Penasaran? Ini dia pembagiannya:<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span> </span></div><ul><li><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Jatuh cinta yang didasarkan pada kebutuhan untuk mendapatkan hubungan seksual sebagai gratifikasi. Ini dikendalikan oleh hormon kita. Ya laki-laki dengan androgennya dan perempuan dengan estrogen. Benar-benar murni karena kita punya nafsu.</span></li>
</ul><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;"> </span><br />
<ul><li><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Jatuh cinta karena ada ketertarikan. Ini jatuhnya lebih kepada cinta yang romantis dan gairah cinta. Ada euphoria di dalamnya. Seperti merasakan ada kupu-kupu dalam perut dan mengalami kekacauan emosi ketika harus berhenti menyintai. Ini dikendalikan oleh kadar hormon dopamin yang tinggi yang juga membuat serotonin merosot. Dopamin adalah hormon yang membuat kita bisa merasakan senang, ini adalah opium alami dalam otak. Dan serotonin adalah hormon yang keluar setiap kali stres.</span> Klasifikasi yang kedua ini mau bilang kalau jatuh cinta karena ketertarikan akan membuat kita secara konstan menstimulasi diri untuk jatuh cinta sama pasangan. Dengan begitu, hormon dopamin alias opium alami akan terus terproduksi sehingga kita merasa sangat euphorik alias mabuk. Tapi saat patah hati, kita akan kecanduan dan merasakan sakaw seperti tubuh kehilangan kendali untuk menjadi sadar. </li>
</ul><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;"></span><br />
<ul><li><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;"><span style="font: 7pt "Times New Roman";"></span></span><span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Jatuh cinta muncul karena adanya kasih sayang. Ini jenis cinta yang tenang, damai, dan tetap memiliki rasa nyaman terhadap pasangan dalam waktu yang panjang. Lagi-lagi pengendalinya adalah hormon. Tapi kali ini adalah hormon oksitosin dan vasopressin yang berperan. Ini adalah hormon yang membuat kita merasa terikat (bukan terikat yang terkekang ya tapi lebih ke terikat yang dekat atau <i>attach</i>). </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times","serif"; font-size: 12pt;">Buat saya apa yang dibagikan Fisher sangat menarik, walaupun sebenarnya timbul pertanyaan apakah memang jatuh cinta dan nafsu menjadi sangat ilmiah. Ada satu kutipan Fisher yang menarik, “Don’t copulate with people you don’t want to fall in love with.” Karena kata si Fisher, kalau kita tetap nekat untuk </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">bersetubuh dengan orang yang mungkin tidak bisa membuat kita jatuh cinta, maka kita hanya sekadar berada pada kategori pertama. Merasa jatuh cinta hanya karena merasa butuh bersetubuh, demi sebuah penyaluran dorongan hormon.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Lagi-lagi mentoknya ke pilihan. Tapi saya semakin menyadari bahwa semua pilihan yang ada itu selalu diawali dengan kesadaran. Tidak mungkin kita bisa melihat ada pilihan kalau kita tidak sadar ada situasi yang mengarahkan kita untuk memilih. Dan biasanya, kesadaran itu berawal dari stimulasi yang sangat kecil yang kemudian masuk dalam batas nalar untuk mengartikulasikan apa yang terjadi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Saya lantas teringat salah satu episode di serial Mental yang saya tonton beberapa hari lalu. Serial yang membuai saya dengan isu psikologis dan kejiwaan ini bercerita, ada seorang istri yang tiba-tiba mengalami hiperseks. Di satu sisi, suaminya adalah pengidap obsessive compulsive disorder (ODC). Jadi si suami bersedia untuk dibuka otaknya agar bisa sedikit dibetulkan ‘kabel’ saraf yang membuat dia mengalami ODC. Walaupun sebenarnya operasi pembetulan kabel itu tak akan membuat dia berhenti menjadi pengidap ODC. Suaminya merasa perlu melakukan semua itu agar istrinya tidak jenuh dengan keteraturan suaminya dan bisa kembali membangun rumah tangga yang harmonis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Nah saat suami tengah dalam pemeriksaan, si istri tiba-tiba menggoda semua orang yang ada di rumah sakit itu. Mulai dari pasien sampai kepala psikiater yang diperanin si ganteng Chris Vance. Tapi justru si Vance yang merasa, nih orang tidak normal dengan segala dorongan seksualnya dan meminta sang istri untuk melakukan MRI. Ternyata emang benar, ada masalah pada amygdala-nya. Ada tumor yang menempel yang membuat amygdala ikut membesar. Tumornya tidak berisiko membuat dia mati, hanya saja dia menjadi ingin bercinta dengan siapa saja. Dan hasrat bercinta itu lah yang mungkin bisa membuat dia mati karena terkena HIV/AIDS.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Singkat cerita, si istri kaga mau dioperasi awalnya. Karena dia menjadi lebih percaya diri ketika berhasil membuat banyak laki-laki menyerah dan menikmati tubuhnya. Dan rasa percaya diri adalah sesuatu yang dia cari selama ini, karena sebelumnya dia tidak merasa menarik sama sekali. Jadi ketika tiba-tiba itu tumor nempel di amygdala-nya ada sensasi berani mengakui diri sehingga sekecil apapun bahasa tubuh yang dia buat, pasti akan ditangkap sebagai sinyal daya tarik oleh lawan jenis. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tapi si Vance berhasil buat dia sadar. Caranya, dengan membawa dia ke klub murahan yang dipenuhi oleh laki-laki yang secara penampilan fisik tidak bersih dan menarik. Vence bilang, rasa seksi dan percaya diri yang dia nikmatin sekarang bisa jadi membuat dia berkenalan dengan penyakit menular seksual. Dan ketika dia bertemu dengan penyakit menular seksual itu, si Vence ngingetin bahwa tidak akan ada lagi rasa percaya diri. Ya akhirnya si istri meminta Vence untuk menyuruh timnya mengangkat tumor yang ada di amygdala-nya, sambil bilang supaya suaminya tidak usah dioperasi. Alasannya, mengangkat tumor akan benar-benar menyelamatkan dirinya dan pernikahannya. Jadi batas nalarnya dia memilih untuk mau menjadi sadar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Saya jadi kepikiran, sebenarnya ada kesamaan antara ‘aku cinta kamu’ dengan ‘berahi’. Dua-duanya bertumpu pada angka 3. “It only takes three words to win your heart and that’s words is I Love You,” ini senjata pamungkas semua umat ketika membuat pasangannya untuk terbuai asmara. Dan angka 3 lainnya adalah, “Hanya butuh 3 suku kata untuk membuatmu berbaring dengan pasrah merasakan kulitku, yaitu be-ra-hi.” Hahahahaa maaf kalau rada maksa ya, cuman berusaha membuat penutup yang tidak mengarah pada pilihan apapun. Karena saya percaya, kita semua punya kemampuan untuk menyadari pilihan mana yang membuat kita memanfaatkan bagian otak yang lain, selain amygdala. </span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 13.5pt;"></span></b></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-22927080935306827922010-11-28T10:33:00.001-08:002010-11-28T10:33:38.998-08:00(Masih) Tentang FrauAh entahlah saya benar-benar lagi dibuai habis-habisan oleh Frau. Tidak hanya karena dia punya bakat yang luar biasa gila tapi juga karena dia berhasil membuat saya bernyanyi di depan umum. Frau adalah momentum kenekatan saya untuk menikmati spontanitas. Adrenalin yang mengalir keras membuat saya punya pengalaman baru bernyanyi dengan diiringi blackberry.<br />
<br />
Setelah menjadi nekat, musik Frau selalu menikam kesadaran saya. Iya saya selalu ingin menggerakkan jemari untuk mengartikulasikan tempo yang dimainkan, persis kaya konduktor orkestra. Jadi di pagi hari, saat saya berjuang setengah mati untuk menghilangkan kantuk, saya akan meminta Winamp yang saya punya untuk memainkan lagu Frau, terlebih Salahku, Sahabatku.<br />
<br />
Lirik lagu Frau selalu sederhana tapi sangat puitik. Saya menemukan energi yang kuat dari lirik-liriknya. Bahkan pada lagu Sepasang Kekasih yang Bercinta di Luar Angkasa, saya sangat diajak berimajinasi. Bukan hanya berimajinasi pada lirik yang dibuat tapi juga pada vokal penyanyi. Saya membayangkan apa yang terjadi jika vokalnya diganti dengan jenis suara yang lain, pasti akan menghadirkan interpretasi yang lain. <br />
<br />
Dan khusus untuk lagu Salahku, Sahabatku, saya memiliki nilai historis sendiri. Selain karena lagu ini tiba-tiba membakar keberanian saya untuk bernyanyi, lagu ini adalah cerita sebuah persahabatan. Kelekatan hubungan dengan sahabat digambar jelas dalam lagu ini. Kadang kita menjauh dari mereka tapi hati kita tetap menyimpan kerinduan. Tidak jarang di saat-saat menjauh itulah kita justru saling mengirim kehangatan. <br />
<br />
Ada lirik yang luar biasa dalam lagu ini menurut saya. Liriknya benar-benar membuat saya mengerti bahwa sahabat adalah sisi lain dari kesempurnaan dan kekurangan kita. Sahabat adalah keakuan kita yang menjelma dalam sosok yang berbeda. Sahabat adalah kesadaran kita yang kadang kita abaikan tapi tetap hangat untuk diminta menghidupkan mimpi. Ini dia lirik yang selalu menyimpulkan senyum dalam hati saya...<br />
<br />
Terbersit barang sedikit kita jauh, hilanglah kita jatuh.<br />
Terbersit barang sedikit kita jatuh,<br />
<br />
Kau tersungkur, tersungkur, dan jauh<br />
Lalu ku tersungkur, tersungkur, dan jatuh, dan jauh<br />
<br />
Habiskan hati sahabatku, mencari ragu untuk dibunuh<br />
Menangkap nyali sahabatku, mengisi jantung seakan candu.<br />
<br />
Bagus ya liriknya. Bayangkan, kita justru diajak mencari ragu untuk kemudian dibunuh. Tidak semua orang berani mencari ragu menurut saya. Dan lirik ini tak hanya meminta kita untuk mencarinya tapi juga membunuhnya di tempat. <br />
<br />
Setelah berhasil membunuh ragu, kita bersama sahabat dapat menangkap nyali dan mengisi jantung dengan semua itu. Rasanya tak ada yang lebih hiroik dari semua itu dalam sebuah persahabatan. <br />
<br />
Lagu ini juga mengambarkan ketulusan dalam persahabatan. Pada akhir lagu, pesan itu disampaikan dalam lirik ini...<br />
Petik sakit, percayai, sangka baik, takkan sulit<br />
Beri, trima, senyum, hina, sakit, rasa, tawa sahabat.<br />
<br />
Ah saya tak pernah bosa membayangkan menyanyikan kata akhir dalam lagu sambil membuka kedua tangan dengan lebar, agar artikulasi tawa sahabat dalam lagu tersebut semakin kuat. <br />
<br />
Ayo para sahabat, kita cari ragu untuk dibunuh dan isi jantung dengan tangkapan nyali.<br />
Ayo ekspresikan keberuntungan kita memiliki dan menjaga sahabat yang kita punya dengan meletakkan tangan di dada sambil menyebutkan nama-nama mereka satu per satu. Semoga, saya tetap mampu menjaga kualitas sebagai teman baik :D<br />
<br />
Dari sekian banyak sahabat yang saya punya, saya tiba-tiba rindu pada sahabat abadi saya, Sang Sahabat Hidup. Saya rindu melekat padaNya dan melentur dengan kebebasanNya. Ayo duduk di taman lagi, yang kemarin buat saya kecanduan :Dbutterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-36680656426637365422010-11-23T09:20:00.000-08:002010-11-23T09:58:11.462-08:00Duduklah Bersamaku Tuhan<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoxHSdzxY7f_N4VTEPqR9VbvM0C7KqtLWnZDaaJl-Me8r5RQSjyEb_jqOS2ihqiymShufJiAO1kqn-e6opXksVtnSLEJB1Q0PY6DcT5quXbhg555f8A123QzHHATTyWx_MWatWZ3VnFeIF/s1600/bench2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoxHSdzxY7f_N4VTEPqR9VbvM0C7KqtLWnZDaaJl-Me8r5RQSjyEb_jqOS2ihqiymShufJiAO1kqn-e6opXksVtnSLEJB1Q0PY6DcT5quXbhg555f8A123QzHHATTyWx_MWatWZ3VnFeIF/s400/bench2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Desain by : Pablo Reinoso<br />
Pic : www.baekdal.com</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr>
</tbody></table>Sini...<br />
Iya Kamu, ke sinilah.<br />
Bangku taman ini ku sediakan untukMu.<br />
<br />
Mengapa...mengapa malu...<br />
Ayo jangan tundukkan wajahMu,<br />
Aku sudah menungguMu, sejam lalu.<br />
<br />
Iya, sejam lalu.<br />
Usai Kau katakan, tunggu Aku di taman itu, satu jam dari sekarang.<br />
<br />
Lalu sekarang Kau hanya tertunduk malu.<br />
Ayo duduk di sampingku dan tautkan jemariMu pada jemariku.<br />
<br />
Apa, tanganMu terluka? Karena Kau baru saja tergantung pada kayu penebusan itu.<br />
Ah manusia memang tak mengerti dengan siapa mereka berhadapan.<br />
<br />
Mari...mari aku balut lukaMu.<br />
Iya, akan aku balut. Jadi duduklah lebih dekat.<br />
Berhenti menunduk, biar ku lihat cahaya di wajahMu.<br />
<br />
Hei mengapa Kau menangis?<br />
Rupanya bukan hanya tanganMu yang terluka.<br />
Apa mereka juga mencolok mataMu?<br />
Manusia keparat memang, apa mereka benar-benar tidak tahu siapa yang dihadapi.<br />
<br />
Kau ingin aku menghujamkan belati pada jantung mereka?<br />
Kau ingin aku merobek lambung mereka?<br />
Atau Kau ingin aku menghancurkan jari-jari kaki mereka?<br />
<br />
.....<br />
<br />
Mengapa Kau hanya diam?<br />
Kau ingin aku mendekat? Baiklah aku mendekat.<br />
Apa...aku tak dapat mendengar suaraMu...bicaralah lebih keras.<br />
Apa...Kau terlalu pelan.<br />
Biar aku tempelkan daun telinga di bibirMu<br />
"Aku hanya ingin, kau duduk bersamaKu di bangku taman ini," ucapMu begitu mesra.<br />
<br />
Teramat mesra, karena itu kali pertama aku mendengar suaraMu.<br />
Suara kekasih hati yang rindu duduk di bangku taman yang sudah menua.<br />
"Ini bangku kita. Hanya bangku ini yang mempertemukan kita. Duduklah bersamaKu."<br />
Kau katakan itu semua sambil menggenggam tanganKU<br />
Meski darah tak berhenti menetes, Kau tetap genggam tangaku.<br />
"Duduklah bersamaKu di bangku taman ini."<br />
Hanya itu yang Kau katakan sambil menghitung daun-daun yang berjatuhan.<br />
<br />
<br />
Jakarta, 23 November 2010<br />
<br />
<br />
<br />
*Saya tidak tahu, tapi saya merinding menulis ini.<br />
Ah mungkin hanya perasaan saya saja.<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-50449674033607928102010-11-21T11:26:00.000-08:002010-11-20T19:38:47.776-08:00Hidup adalah PERAYAAN!<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrdGHlDd9CKbpFZTeUHll7PSPG6TDai1DNAJwezJptKHSt30L4-t1W6rdqg3Qg3OvVhsXSIXEK1wM66K8g3vLbXyXlDFctcwIM7m8AaGBC8EyZ305Zo6yyCZIWoTRAX2uFtc2qPiGSG5AQ/s1600/celebrating+life.by+darisman.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrdGHlDd9CKbpFZTeUHll7PSPG6TDai1DNAJwezJptKHSt30L4-t1W6rdqg3Qg3OvVhsXSIXEK1wM66K8g3vLbXyXlDFctcwIM7m8AaGBC8EyZ305Zo6yyCZIWoTRAX2uFtc2qPiGSG5AQ/s320/celebrating+life.by+darisman.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto by Darisman</td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal">Ingin tahu, tahun ini saya melakukan kegilaan apa untuk merayakan ulang tahun? Saya catwalk di atas meja dan nyanyi di depan teman-teman untuk pertama kalinya. EXTRAORDINARY, itu yang saya rasakan.<br />
<br />
Awalnya, saya tidak terpikirkan untuk merayakan ulang tahun. Terakhir kali saya merayakan ulang tahun kalau tidak salah pas SD, kelas 5. Tapi itu lebih ke traktir teman-teman makan bakso dekat rumah hahahaha dan diberi kado pensil plus buku yang banyak hahahaaha. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Akhirnya saya mikir, tahun depan, saya akan memiliki awalan angka baru buat usia saya jadi kenapa ngga kita gila-gila aja tahun ini. Mumpung masih twenty of something. Loh memang kalau sudah thirty of something ngga bisa gila? Ngga juga sih, cuman being twenty of something giving you the gut to be crazy and wild. So why don't celebrate it with lots of madness.<br />
<br />
<span class="yshortcuts"><span id="lw_1290308947_0" style="cursor: pointer;">Jadi</span></span> saya undang teman-teman saya. Jumlahnya ngga tanggung-tanggung, 30 orang! Walaupun yang datang tidak genap, tapi kehadiran mereka semua sudah cukup mengkooptasi aura di Melly's Resto and Bar. <br />
<br />
Sebelum malam perayaan tiba, tiba-tiba saja dua minggu belakangan, saya terpukau dengan lagu Frau. Frau adalah folk pop singer dari Jogjakarta. Really talented! Saya udah lama dengar dia, tapi entah kenapa baru sekarang kena guna-guna. Dari beberapa lagu dia yang luar biasa, saya terhanyut oleh lagunya yang berjudul Salahku, Sahabatku.<br />
<br />
Saya tidak ngerti dengan aransmen musik. Tidak juga paham dengan partitur piano. Yang saya tahu, setiap kali dengar lagu ini, saya selalu ingin bernyanyi! Gilanya lagi, tiba-tiba saya jadi pede untuk nyanyi di depan umum...REALLY HAVE MY OWN STAGE!<br />
<br />
Alhasil saya cari cara untuk mewujudkannya. Mencari pemain gitar yang bisa mengiringi tapi tidak sukses. Saya ngga putus asa, saya mencari tahu apakah ada software yang bisa membuat file lagu yang saya punya hanya memperdengarkan alunan pianonya saja. <br />
<br />
Setelah hampir seminggu mencari cara, akhirnya malam minggu (20/11) kemarin, saya menyanyikan lagu itu untuk teman-teman terdekat saya. Rasanya deg-degan banget, bahkan saat saya menulis dan mengingat semuanya saat ini, jantung saya masih berdetak kencang! Luar biasa ketika melihat teman-teman saya begitu serius menatap dan menyimak lagu yang saya nyanyikan. Saya sempat bertindak konyol untuk membuat mereka tidak seserius itu menatap saya hahahaha.<br />
<br />
Dengan bantuan audiocity (thanks to Mario who gave me the link) yang kemudian saya save di blackberry, saya pun bernyanyi. Saya berdiri dan sedikit menarik napas. Saya memejamkan mata untuk meresapi instrumen piano yang dimainkan Frau. Lalu saya tak peduli dengan apa yang terjadi, hanya bernyanyi dan berekspresi. BENAR-BENAR PENGALAMAN GILA YANG MENYENANGKAN! And it quite a show, me and my blackberry ;D<br />
<br />
Ada yang lebih gila dari itu sebenarnya. Masih soal sexy heels saya, pada invitation saya tulis:<br />
Dress Code : Be free as you are. One thing for sure, I'll wear my sexy heels :D<br />
<br />
Jadi teman-teman saya penasaran, dan meminta saya jalan di atas meja yang disusun. Gila, saat saya berdiri, teman-teman bersorak dan membuat semua tamu mengarahkan matanya kepada saya. <br />
<br />
Spontan saya jongkok karena rasanya malu! But hey the show must go on. Plus saya harus menghargai kesediaan teman-teman saya untuk menghadiri pesta malam itu. Ada yang rela-rela datang dari Bandung dan Garut demi saya. Ah saya memang special dan beruntung :D Jadi ya, sedikit nekat dengan catwalk dadakan di atas meja pada sebuah tempat hang out yang ramenya luar biasa adalah pengalaman yang menyenangkan. <br />
<br />
Jalan dan pose. Lalu merasakan beberapa kamera berebut menangkap momen itu. Menikmati blitz-blitz itu menerangi langkah kaki saya. Ah begitu toh rasanya jadi model hahahahaha.<br />
<br />
Malam yang luar biasa. Kegilaan yang menyenangkan. Tawa yang menyegarkan dan perbincangan yang benar-benar lepas. Plus, kado-kado yang memang gua banget hihihihihihi. <br />
<br />
Ah para sahabat, kehadiran kalian adalah energi yang tak pernah padam. Cerita yang kalian bahasakan benar-benar membentuk senyum lebar pada wajah saya. Ditambah kehangatan pelukan serta jabat erat, membuat saya tak akan pernah merasa kekurangan semangat untuk terus menantang dunia. Penutup manis dari baris terakhir lagu Frau untuk kalian semua, "Beri, trima, senyum, hina, sakit, rasa, tawa sahabat." And this good girl ready to be GREAT!!! Dan karena hidup adalah sebuah perayaan, maka saya merayakannya dengan kalian semua :D</div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-46698655328820958672010-11-10T08:21:00.000-08:002010-11-10T08:42:50.586-08:00Esai Cinta dalam Kesetiaan dan Perselingkuhan<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin7nor24lEfrrtcsW1xjyy5JHHJZx5b0Cjw9RXTKW60D2gpo1wFaNwn4ny1W9GvPDiGoZ5fwjR1R3e301yMzmH-OohOS0XHDWOFWHcu-33L9SoMSwClainQwuYTRDSH57jsaWmMYqKOhE3/s1600/pgymalion.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin7nor24lEfrrtcsW1xjyy5JHHJZx5b0Cjw9RXTKW60D2gpo1wFaNwn4ny1W9GvPDiGoZ5fwjR1R3e301yMzmH-OohOS0XHDWOFWHcu-33L9SoMSwClainQwuYTRDSH57jsaWmMYqKOhE3/s200/pgymalion.jpg" width="160" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini dia si Pygmalion</td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal">Tidak ada yang kebetulan dan pertanda. Boleh jadi ini adalah kedua hal yang saya percaya. <span class="yshortcuts">Jadi</span> beberapa hari belakangan ini, saya menangkap cerita dan pertanda yang temanya sama, yaitu kesetiaan, cinta, dan perselingkuhan. <br />
<br />
Oke tulisan ini bukan untuk membangkitkan macan tidur (baca: rasa sakit hati) yang berhasil saya tidurkan dengan obat bius (baca : <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_1" style="cursor: pointer;">harga diri</span></span>) kelas wahid. Tapi saya tergerak karena banyak sekali cerita cinta yang menggelayut dengan seksi di hadapan saya.<br />
<br />
Sebelum bercerita, saya ingin bertanya, ada yang kenal dengan Pygmalion? Ini <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_2" style="cursor: pointer;">adalah salah satu</span></span> cerita mitologi <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_3" style="cursor: pointer;">Yunani</span></span> yang akan membuat kita membelalakan mata atau justru menyimpulkan senyum seperti saya. Belakangan saya sering tersenyum memang kalau mengingat cerita tentang cinta…alah bahasanya kaya judul lagu. <br />
<br />
Jadi Pgymalion adalah pematung terkenal dari Cyprus yang <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_4" style="cursor: pointer;">jatuh cinta</span></span> dengan patung yang dibuatnya sendiri. Patungnya terbuat dari gading, berwarna putih dan memiliki liuk tubuh yang sempurna. Menurut si Pgymalion, patung indah yang dibuatnya itu sangat real dan menggoda untuk dimiliki. Maka dia meminta kepada dewi Venus untuk mengubahnya menjadi manusia. Perempuan utuh yang hidup dan bisa dicintainya secara real. Tapi sial, Pgymalion sepertinya laki-laki pemalu, karena dia tidak berani berkata jujur pada Dewi Venus. Lalu apakah dia tetap mencintai patung itu selamanya?<br />
<br />
Namanya juga mitologi, entah angin apa yang berhembus, dewi Venus mengirim Cupid untuk mencium patung gading cantik itu. Bagian yang dicium pun sangat spesifik, jari manis! Ciuman Cupid mengubah patung Pygmalion menjadi perempuan cantik yang sesungguhnya. Tak hanya itu, ciuman di jari manis membuat Pgymalion dan si patung menjadi suami-istri. Dewi Venus mengabulkan permintaan Pygmalion yang tak terucap melalui ciuman maut Cupid. <br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Ah mitologi memang selalu beda tipis dengan sinetron, selalu diakhiri dengan kebahagiaan. Biar orang tidak kapok membaca mitologi Yunani dan menonton sinetron hahahahaha.<br />
<br />
Sebenarnya perkenalan saya dengan Pygmalion tidak sengaja. Melalui National Geographic channel pada program Taboo yang mengangkat tema Strange Love. Mereka bercerita mengenai seorang laki-laki yang memilih menikah dengan boneka perempuan ketimbang perempuan beneran. Dalam dunia ilmu kejiwaan, pecinta boneka ini diibaratkan mirip si Pygmalion. Laki-laki yang menikahi boneka dalam feature Natgeo itu memberikan pembeda yang jelas antara perempuan boneka dengan perempuan benaran. Perempuan beneran alias manusia berkelamin perempuan adalah perempuan organik, sedangkan boneka perempuan adalah perempuan sintetik. Tahu alasannya kenapa dia memilih menikah dengan boneka yang ukuran dan bentuknya memang benar-benar mirip manusia berkelamin perempuan? Patah hati. Dia sering patah hati pada kehidupan nyata, baik itu patah hati karena perselingkuhan atau karena memang tidak cocok.<br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Saya yang memasuki fase menang hati ;D tentu terperangah dengan alasan dia. Saya berpikir orang ini pasti trauma berat dengan fase-fase patah hati. <br />
<br />
Tapi memang sih, patah hati bukan bagian dari cerita hidup yang menyenangkan. Saya mengalaminya sendiri. Asam lambung naik setiap kali teringat hal-hal yang harus dilupakan. Pikiran tidak fokus karena berjuta pertanyaan menumpuk, mulai dari salah di mana, apa yang kurang, sampai semua yang dijalanin ini beneran atau rekayasa sih? Itu belum cukup, saya yang energi positifnya ibarat Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) tiba-tiba anjlok dan yang dilakukan hanya menangis ngga karuan. Ah KEPARAT emang, mata saya sampai pedas ketika itu. Jika setiap sejarah dunia memiliki masa kegelapan, maka itulah masa kegelapan saya.<br />
<br />
Saya pun melakukan riset kecil-kecilan, maklum saya termasuk orang yang ngga terima kalau dibilang menderita sendirian hahahaha. Ternyata <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_5" style="cursor: pointer;">patah hati</span></span> memang tidak bisa menjadi proses yang menyenangkan. Seorang teman saya, bahkan sampai harus dikasih obat penenang sama keluarganya agar dia bisa tidur tenang. Tapi ketika itu, dia tidak tahu keluarganya ‘mencolek’ dokter untuk memberi resep obat penenang. Dan teman saya yang lain nyaris menabrakkan dirinya ke mobil di jalan raya ketika dia merasa cinta kekasihnya tiba-tiba hilang tanpa jejak. Rasanya tidak adil jika saya bilang saya beruntung, iya beruntung karena tidak pernah terpikir untuk bunuh diri demi patah hati. Lagi-lagi, saya terlalu mencintai hidup.<br />
<br />
Pelan-pelan saya mengerti mengapa ada orang yang trauma dengan patah hati dan memilih untuk mencintai boneka. Bahkan orang itu bilang, “Perempuan sintetik ini tak hanya menyelamatkan saya dari rasa patah hati tapi juga tidak pernah membuat saya merasa canggung untuk berbicara apapun.” Dia mengakui bahwa dirinya memiliki keterbatasan kemampun untuk berinteraksi dengan sekitarnya. “Saya bingung apa yang harus saya katakan kepada mereka dan apakah mereka akan menerima apa yang saya katakan.” Bahasa sederhananya, orang ini sangat introvert dan anti sosial. <br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Tapi kalau dari sisi ilmu kejiwaan, orang-orang seperti ini tidak dianggap aneh. Ada penggolongan untuk karakter yang <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_6" style="cursor: pointer;">mereka punya</span></span>, mereka dikategorikan mengalami Asperger disorder. Ini adalah gangguan interaksi sosial yang masuk dalam sepktrum Autisme. Jadi bahasa sederhananya, Asperger disorder ini kelas ringan dari Autisme yang ditandai dengan sulit berinteraksi dengan sekeliling mereka.<br />
Jadi ketika patah hati dialami oleh yang memiliki Asperger disorder ya bisa dibayangkan apa yang terjadi, salah satunya adalah bersedia menikahi boneka. Tapi tahu apa yang saya kagumi dari pria yang menikahi boneka ini, “Saya cinta dia dan saya akan setia sampai maut memisahkan.” Kesetiaan. Dia berani setia untuk benda yang tidak bernyawa. Atau mungkin dia berani setia karena tahu perempuan sintetiknya tidak akan memberontak untuk segala apapun yang dia katakan dan lakukan. <br />
<br />
Itu adalah contoh kesetiaan yang ideal dalam hubungan percintaan boneka yang monogami. Karena ternyata ada juga orang yang mencintai beberapa boneka. Layaknya keluarga poligami, si pemilik boneka harus menciptakan pengertian antar boneka-boneka yang sebelumnya ada. “Saya harus menjelaskan kepada mereka mengapa saya butuh boneka baru.” Husss jangan ketawa, tidak sopan menertawakan niat baik orang yang ingin menciptakan kedamaian dalam kekacauan rasa. <br />
<br />
Sebelum membeli boneka baru, dia menjelaskan alasan yang membuat dia harus menambah anggota baru. Tujuannya sama, agar tidak ada rasa sakit hati antar boneka. Pengertian dan penjelasan juga diberikan kepada boneka baru. “Jangan takut, mereka semua sudah mengerti dan menerima kehadiranmu,” ucapnya dengan tulus. Ah andai boneka itu bisa bicara pasti dia tidak mau dimadu hahahaha. <br />
<br />
Sampai pada level itu, apa cinta dan kesetiaan menurut kalian semua? Jangan langsung dijawab, ada fakta berikutnya.<br />
<br />
Di seri Taboo yang sama diceritakan juga sebuah konsep negotiation fidelity alias kesetiaan yang dinegosiasikan. Benda apa lagi ini. Jadi ada pasangan di Australia yang punya rumus soal perselingkuhan. Ayo yang suka selingkuh pasti suka topik ini hahahahahaha.<br />
<br />
Jadi pasangan ini tidak menikah tapi mereka berkomitmen untuk saling setia. Plus mereka diperbolehkan untuk berhubungan dengan orang lain tapi hanya sebatas hubungan seksual. Menarik kan?!? Jadi pasangan ini diperbolehkan flirting dengan siapa saja. Bahkan targetnya itu harus di bawa pulang untuk diperkenalkan ke pasangannya. Baru setelah itu bercinta dengan targetnya sambil pasangannya menunggu di luar.<br />
<br />
Tahu kenapa mereka melakukan itu? Karena mereka terlalu sering diselingkuhin dari hubungan sebelumnya, khususnya sang perempuan. Dia bahkan sampai mencari tahu kenapa laki-laki suka selingkuh. Percaya atau ngga, jawaban yang dia temuin adalah laki-laki menyimpan gen berburu perempuan, layaknya pejantan gemar mencari perhatian betina. Ketika mereka mencoba menaklukkan hati perempuan, adrenalin mereka terpacu. Inilah saat mereka menyadari kehilangan akal sehat dan kenekatan adalah definisi sederhana dari kelelakian mereka. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="MsoNormal"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6aHJQAyKCh06KD1IRc4E19e_QPTSoM7C9z0OCSdvzVBOFjGbQ0DfcYbg9_Kt6578o6x4E6KI1k7epg4tpDI9A2OenWNlEvin4UgjSBe9F2x5Z2_QT8n_J0C7P-RJPirlVzpxrQjMHA8fn/s1600/lo.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="155" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6aHJQAyKCh06KD1IRc4E19e_QPTSoM7C9z0OCSdvzVBOFjGbQ0DfcYbg9_Kt6578o6x4E6KI1k7epg4tpDI9A2OenWNlEvin4UgjSBe9F2x5Z2_QT8n_J0C7P-RJPirlVzpxrQjMHA8fn/s200/lo.jpg" width="200" /></a>Sedangkan yang terjadi pada perempuan adalah (ini murni analisa saya dari riset kecil-kecilan itu) peranannya yang lebih banyak melindungi dan menenangkan membuat perempuan tidak akrab dengan adrenalin. Plus peran domestik membuat perempuan tidak biasa mengasah adrenalinnya dengan usaha pemburuan, jadi ya berselingkuh bukan untuk menunjukkan kegagahan adrenalin tapi untuk memuaskan jati dirinya sebagai pelindung. <br />
<br />
Aneh mungkin, tapi disadari atau tidak, perempuan yang berselingkuh akan rela mengorbankan apa saja demi laki-laki yang menampilkan aroma adrenalinnya dengan lekat. Bagaimana saya sampai pada kesimpulan ini? <br />
<br />
Pertama, perempuan yang ada di Natgeo itu bercerita bahwa ketika dia bisa mengetahui sendiri dengan siapa pasangannya bercinta maka dia merasa dia bisa mengawasi secara langsung apa yang terjadi. Tahu apa yang dilakukan perempuan itu saat pasangannya mengeluarkan suara-suara desahan bersama perempuan lain? Dia mewarnai kuku kakinya dengan kuteks. "Ngga cemburu mba?" Kira-kira begitulah sang narator bertanya. "Jika kita mencintai pasangan kita maka kita akan melakukan apa saja untuk membuat mereka bahagia. Dan apa yang dilakukannya sekarang adalah sesuatu yang membuat dia bahagia jadi ya tidak ada rasa cemburu." Makin banyak pertanyaan muncul? Sabar tulisan ini akan sangat panjang :D<br />
<br />
Sebenarnya perempuan itu tetap cemburu, sebab dia membuat aturan dari ajaran perselingkuhan yang dinegosiasikan itu. Aturannya adalah, setelah adegan percintaan, tidak boleh ada pertemuan lanjutan. Semua harus berakhir sesaat pintu di tutup dan selingkuhan lenggang kangkung ke luar rumah. Jadi artinya, kalau pasangan melakukan pertemuan kedua, ketiga, atau keseratus secara diam-diam maka itu namanya perselingkuhan. See dalam konsep cinta yang seekstrim ini pun perselingkuhan tidak diterima.<br />
<br />
Kedua, perempuan punya kemampuan untuk menyerahkan segala-galanya secara total. Menurut saya sih ini pengaruh anatomi, khususnya rahim. Ketika perempuan hamil, dia rela tubuhnya berubah total. Pada akhirnya perubahan total ini disebut pelengkap kehidupan. Oleh karena itu perempuan yang berselingkuh akan menelan semua pil pahit pengorbanan demi melengkapi cerita yang baru ditulis. Mulai dari dijadikan cinta kedua, disimpan dalam kotak, membatasi ekspresi dan kemunculan diri, tidak diakui, sampai memasang badan demi menghadapi berbagai caci maki dari sekitar. Tahu bagaimana perempuan yang berselingkuh mendefinisikan ini semua? "Ini adalah risiko yang saya pilih ketika harus mencintai dirinya." Atau lebih parah lagi, mereka akan melihat ini sebagai panggilan alam atas peran mereka sebagai pelindung. <br />
<br />
Bicara soal perselingkuhan, saya jadi ingat pada Minggu (7/11) kemarin, tanpa sengaja saya dan Nida menghadiri Festival Film Eropa di TIM. Kita menyaksikan film dari Portugis yang berjudul O Misterio da Estrada de Sintra. Film ini menceritakan dua penulis novel yang tegah menggarap proyek menulis perselingkuhan para pejabat Portugis dan Inggris. Tau yang lucu apa dari film ini, semua yang selingkuh kena sifilis. Penyakit ini dijadikan cara untuk balas dendam pada pasangan yang berselingkuh. Bahkan salah satu tokoh mati di dalam novel karena sifilis. Maklum ketika itu antibiotik tidak sekuat sekarang. Dan nafsu selalu saja berhasil mengalahkan kepantasan termasuk kesadaran berhubungan secara sehat. Yah secara kesehatan (karena sekarang saya wartawan kesehatan) tidak setia pada pasangan akan menyebabkan penyakit menular seksual dan sifilis adalah salah satunya. Jadi siapa bilang perselingkuhan hanya bertabrakan dengan norma, dunia kesehatan juga memandangkan sebagai ketidakwajaran.<br />
<br />
Oke kembali ke topik. Tahu apa lagi yang absurd dari kesetiaan, cinta, dan perselingkuhan? Rasa cinta tidak selalu dihubungkan dengan sesuatu yang memiliki fisik. Pernah dengar kalau di <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_7" style="cursor: pointer;">Jepang</span></span> ada anak muda yang <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_8">jatuh cinta</span></span> pada tokoh anime. Dan yang dimaksud dengan jatuh cinta adalah bersedia menikah dengan video game yang membuat tokoh tersebut hidup. Iya ini betulan, Astried, salah satu sahabat saya, menunjukkan video youtube-nya kepada saya. Dia mengucapkan janji setia secara online kepada masyarakat pencinta games online di Jepang. Dia bahkan mengenakan jas terbaik dengan wajah yang berseri-seri. Tahu bagaimana laki-laki pecinta anime ini mengartikan cintanya pada tokoh anime yang semua pembicaraanya sudah diprogram. "Saya suka karakternya, dia perempuan yang saya cari." Dan ketika ditanya apa dia ngga takut dibilang aneh karena mencintai video game? Laki-laki muda itu bilang,"Saya berharap satu saat nanti, semua orang bisa menerima konsep mencintai kepada siapa pun, baik yang berwujud maupun tidak." <br />
<br />
Ketika ditanya apa yang jadi alasan dia mencintai perempuan dalam bentuk video game, laki-laki itu menjawab kalau perempuan anime tidak bikin pusing. Yang dimaksud dengan pusing adalah menuntut banyak demi sebuah konsep take and give. <br />
<br />
Iya dalam hubungan cinta yang ideal, take and give adalah rumus dasarnya. Itu kenapa ada istilah cinta itu ada ketika kedua tangan bertepuk bersamaan. Keduanya harus saling memberi dan menerima. Kalau hanya satu yang memberi atau menerima maka cinta jadi beban. Apa iya cinta itu harusnya membebani?<br />
<br />
Pada akhirnya semua harus memilih, termasuk pelaku perselingkuhan. Tahu apa alasan mereka yang melakukan perselingkuhan saat mengakhiri hubungan dengan kekasihnya. Aku tidak ingin menyakiti (baca : membebani) kamu, karena rasa ini terlalu besar untuk dibendung. Atau, aku masih sayang tapi rasanya tidak seperti dulu. Lalu biasanya yang tahu bahwa dia terlibat dalam perselingkuhan akan bilang, "<span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_9">Maaf</span></span> saya datang di waktu yang salah." Atau, “Maaf semua terjadi begitu saja.” <br />
<br />
Tapi apa iya cinta mengenal salah waktu? Atau apa iya, kita tiba-tiba jatuh cinta pada seseorang tanpa bisa mengerti bagaimana semuanya terjadi Mmmm...saya rasa sih cinta adalah sebuah kesempatan dan kesadaran. Sama seperti perselingkuhan, dia adalah kesempatan dan sebuah kesadaran. Semua orang diberi kesempatan untuk jatuh cinta dan selingkuh. Porsinya sama menurut saya. Kesempatan untuk jatuh cinta sama besarnya dengan kesempatan untuk selingkuh. Pembedanya adalah seberapa sadar kita memaknai itu semua. Dan kesadaran akan membuat kita bertemu pada batas kewajaran, apakah ini masuk benar atau tidak.<br />
<br />
Belakangan, saya dijadikan tempat curhat oleh teman-teman saya. Temanya sama tentang cinta dan perselingkuhan. Kata mereka, "Priska sekarang lebih matang dan dia semakin lembut plus berani menghadapi segala kerumitan tentang cinta." Jadi mereka merasa saya bisa membantu mereka keluar dari kerumitan cinta dan perselingkuhan. Malah pernah dalam satu hari saya menyarakan seorang teman saya untuk berani jatuh cinta lagi dan seorang lainnya agar berani memutuskan hubungannya. Yang saya lakukan sebenarnya hanya membuat mereka berbicara dengan kata hati mereka dan sedikit memberikan gambaran realitas soal menjalin serta melepaskan cinta dengan <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_10">harga diri</span></span>. Tahu apa tandanya jika apa yang kita putuskan benar? Lega. Rasa lega adalah kejujuran realitas yang bisa kita nikmati dengan tulus.<br />
<br />
Tapi apa iya cinta itu membuat kita tidak sadar sehingga kita tidak bisa memilih dengan akal sehat? Mari kita lihat bagaimana ilmu kedokteran mengartikan jatuh cinta? Saat kita bahagia, otak mengeluarkan hormon oksitosin dan jatuh cinta biasanya diidentikan dengan perasaan bahagia. Itu kenapa hormon oksitosin juga disebut sebagai hormon cinta. <br />
<br />
Ini bukan sembarang hormon. Oksitosin adalah hormon yang kerjanya seperti opium, membuat kita melayang dan kecanduan. Maka jangan heran kalau kita jatuh cinta, rasanya rela membelah dada ini untuk membuktikan bahwa di dalam jantung kita ada namanya...Hahahaha dangdut bener ini. Dan jangan juga heran kalau saat kita tiba-tiba diminta untuk berhenti mencintai seseorang yang selama ini menjadi <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_11" style="cursor: pointer;">belahan jiwa</span></span>, maka kita akan seperti orang sakaw yang minta dihilangkan rasa sakitnya.<br />
<br />
Saya pernah menulis tentang bagaimana otak merespon <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400268_12">patah hati</span></span> untuk website yang menggaji saya setiap bulan. Penelitian membuktikan, patah hati akan membuat orang butuh waktu lama untuk kembali normal karena hormon cinta kita dimatikan dosisnya. Padahal hormon cinta ini juga bekerja untuk membuat kita tenang dan sehat.<br />
<br />
Karena cinta kita dicabut dari akarnya secara tiba-tiba, kepala kehilangan stimulasi untuk mengeluarkan oksitosin. Alhasil tubuh sakaw dan minta pasokan opium baru. Apa yang kita lakukan? <span class="yshortcuts">Bisa</span> menabrakan diri ke mobil agar mantan pasangan melihatnya sebagai pengorbanan, plus cara untuk mengakiri sakaw karena cinta. Atau bisa juga bangkit dan meninggalkan semua memori <span class="yshortcuts"><span id="lw_1289400248_1" style="cursor: pointer;">tentang cinta</span></span> karena bisa memiliki positif energi sehingga nyala hormon oksitosin bisa disulut. Seperti saya :D <br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">Jadi ya cinta memang membuat kita tidak masuk akal. Sama seperti ketika kita patah hati, semuanya bisa jadi sangat tidak masuk akal. Tapi lagi-lagi kita diberi kesadaran untuk memilih. Apakah kita akan dengan sukarela memilih menjadi tidak masuk akal atau sebaliknya? Saya rasa ketika kita bisa merasakan jatuh cinta maka kita telah memasuki satu tahap kedewasaan. Biologi menandai masa transisi dari anak-anak menuju remaja dengan adanya ketertarikan terhadap seseorang. Jadi sebagai orang dewasa, harusnya kita punya kesadaran yang baik dalam memilih. Tidak sekadar terbuai dengan efek opium yang sebenarnya dengan sadar bisa kita picu sendiri. </div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqOsElTkHEitnHHHUDtMaW4hry0IvqrpOEFTtz_vSMYhcQ9YqCveh6-I3kXWnVyeQvMM9_3gBGJNm15wbtf2tMz3I_NO5iAuxxJbNppWInmrrFSq02EZZApc-FEQq_AcBe0_WSC3cpNJnw/s1600/hate_to_fall_in_love_by_sh1va_frozen.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqOsElTkHEitnHHHUDtMaW4hry0IvqrpOEFTtz_vSMYhcQ9YqCveh6-I3kXWnVyeQvMM9_3gBGJNm15wbtf2tMz3I_NO5iAuxxJbNppWInmrrFSq02EZZApc-FEQq_AcBe0_WSC3cpNJnw/s320/hate_to_fall_in_love_by_sh1va_frozen.jpg" width="232" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">By:<br />
<h1 style="margin-top: -4px;"><small><small><a class="u" href="http://sh1va-frozen.deviantart.com/">sh1va-frozen</a></small></small></h1></td></tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal">Mau tau bagaimana mengeluarkan opium alami dalam otak, salah satunya adalah melalui sentuhan. Sebab kulit adalah organ terbesar manusia yang dilengkapi dengan jutaan syaraf untuk mengirimkan signal ke dalam otak. Jadi jangan pernah meremehkan efek sentuhan.<br />
<br />
Melihat analisa panjang ini, saya menyadari betapa cinta begitu rapuh. Apa kalau begitu kita memilih dengan sadar saja untuk tidak mencintai siapa pun. Bagaimana menurut kalian? <br />
<br />
Setidaknya ada 2 orang yang saya tahu menjadikan kesendirian sebagai pilihan. Seorang yang pertama bahkan sudah dengan tegas mendeklarasikan tidak akan pernah menikah dan tidak menjadikan jatuh cinta sebagai kebutuhan. Alasannya, dia sangat mencintai kemandiriannya. Pilihan ini bukan karena dia patah hati tapi karena dia sangat puas dengan individualitas yang dia punya. "Semua kepuasan bisa gue dapatin sendiri, jadi buat apa butuh pasangan." Aneh? Tidak juga, saya justru kagum sama dia karena berani memilih sesuatu demi dirinya. Dia mengerti apa yang menjadi kepuasaannya sendiri. <br />
<br />
Sedangkan seorang yang lain, memilih sendiri karena merasa tidak ada yang bisa menjamin kesetiaan. Iya manusia terlalu egois untuk memuaskan egonya sendiri. Jadi dari pada memaksakan diri untuk tetap setia atau meminta orang lain setia, lebih baik setia pada pilihan untuk menyendiri. Apa ini aneh? Tidak juga, saya sih selalu kagum dengan pilihan-pilihan di luar kotak. Buat saya, pemikiran di luar kotak sama dengan kelinci yang berani keluar dari topi sulap seperti dalam cerita Dunia Shopie. Mereka lah penantang hidup sesungguhnya.<br />
<br />
Jika saya ditanya, apakah lebih memilih sendiri atau tetap jatuh cinta? Jawabannya sederhana, saya sangat mencintai hidup. Dan elemen terpenting dalam hidup adalah cinta, jadi saya memilih jatuh cinta. Walaupun teman saya yang memilih untuk menyendiri itu, telah menggoda saya dengan kebebasan yang menggiurkan. "Kita bisa menikmati dunia di mana aja dan kapan aja tanpa perlu negosiasi dengan orang lain yang belum tentu sempurna menyerahkan diri." Hahahahaha...saya sih hanya bilang, "Jatuh cinta bikin gue centil dan gw suka jadi orang centil....hahahaha." <br />
<br />
</div><div class="MsoNormal">No, saya hanya merasa pilihan saya ya itu berpasangan. Karena saya suka rasa yang dikirimkan seluruh inci dari tubuh saya ke dalam pancaran mata saya. Iya, jatuh cinta buat saya 10 tahun lebih muda hahahahaha. Plus saya suka bagaimana tubuh saya bereaksi ketika saya memeluk, menyentuh, dan mencium kekasih hati saya dengan kehangatan. Saya juga suka ketika saya harus bermanja-manja atau ngambek ngga jelas demi sebuah perhatian. Dan rasanya semua itu akan saya dapat ketika saya berpasangan hehehehe. Makanya saya ngga sabar untuk jatuh cinta lagi :D<br />
<br />
Ah kayanya enak kalau saya jadi Dewi Venus yang bisa dengan sesuka hati meminta Cupid mengarahkan panah asmara ke setiap laki-laki yang saya mau. Tapi kalau begitu bukan kah cinta jadi sebuah produk egois yang direkayasa. Bukankah cinta salah satu anugrah yang Tuhan beri?<br />
<br />
Ngomong-ngomong soal Tuhan ya, saya jadi berpikir, sebenarnya konsep rela berkorban demi cinta itu datangnya dari proyek egois Tuhan yang mau hanya ada Dia di dalam kepala kita. Rasanya semua agama berbicara demikian, bahwa tidak boleh ada Allah lain dihadapanKu. Atau hanya Aku-lah Allah yang Maha Besar. <br />
<br />
Tuhan juga butuh pengakuan dan ingin digilai hanya oleh kita. Bahkan hubungan Tuhan dan manusia sama rapuhnya dengan hubungan cinta manusia. Ada waktu di mana Tuhan merasa perlu ngambek sama manusia karena manusia mengabaikannya. Tapi ada waktu juga di mana Tuhan tergila-gila pada manusia. Caranya, membuai manusia dengan segala keindahan dan kenikmatan hidup.<br />
<br />
Sebenarnya konsep setia dan monogami, semuanya berawal dari bagaimana agama coba memasangkan Tuhan dengan manusia. Bahkan pendeta saya pernah cerita kalau Tuhan dan manusia itu ibarat pengantin pria dengan pengantin wanita. Keduanya saling memberi cinta dan setia dalam bercinta. Ada konsep take and give dalam hubungan keduanya. Dan tidak jarang juga kita jadi kehilangan akal sehat ketika coba 'bercinta' dengan Tuhan. <br />
<br />
Buktinya kita suka melihat ada orang yang saking jatuh cinta dengan Tuhan akan membunuh orang lain karena menjelek-jelekan kekasih hatinya (baca: Tuhan). Atau ada juga orang yang rela menyerahkan tubuh dan hidupnya demi menguduskan kesetiaanya pada Tuhan.<br />
<br />
Semuanya pilihan, klise memang tapi pilihan mendefinisikan hidup yang kita jalani. Apakah kita mau menjadi pencinta boneka yang monogami atau poligami? Bisa jadi kita juga memilih untuk berpasangan dengan setia atau kerap selingkuh atau mungkin setia yang dinegosiasikan? Tidak salah juga untuk memilih setia pada kesendirian dan mengendalikan hidup dengan kemandirian serta keberanian menaklukkan dunia. Bahkan jika kita memilih untuk menikahi figur anime di video game, buat saya itu juga pilihan dan saya menghargai mereka dengan ketulusan yang saya punya untuk menerima mereka. Setidaknya mereka berani memilih karena suka atau tidak hidup kita terlalu rapuh untuk dibiarkan tanpa pilihan. <br />
<br />
Jadi mau pilih yang mana, setia, cinta, atau selingkuh? Saran saya, pilihlah dengan sadar karena otak kita terlalu besar untuk hanya digunakan sebagai mesin pengoperasi insting. <br />
<br />
Wow....akhirnya setelah 2 hari 3 malam mendengarkan cerita, mengamati, dan merenung akhirnya tulisan ini jadi juga :D Berharap tulisan ini akan membuat teman-teman yang menjadikan saya tempat curhat untuk cerita tentang cinta, punya keberanian untuk memilih dengan kesadaran yang utuh tidak sekadar dibayangi rasa trauma atau euforia opium oksitosin. Jadi apa pilihan kalian?</div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-33242207996852739682010-11-06T01:20:00.000-07:002010-11-06T01:25:05.019-07:00Les Voila!!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPtcyx0WSAOVPrwoGYAEsChD7ECHL_4zFbB-rvHlNQqB-fgzZ50nTIZobAT1vgo8zJH8GARdIPyFvEgp2Uo2GsTNR2ngaojjxb-x53A9f1TY8l4iAKxG-RQ7ElqraklcOtBc6kXUvjYFTX/s1600/100_1911_edited.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPtcyx0WSAOVPrwoGYAEsChD7ECHL_4zFbB-rvHlNQqB-fgzZ50nTIZobAT1vgo8zJH8GARdIPyFvEgp2Uo2GsTNR2ngaojjxb-x53A9f1TY8l4iAKxG-RQ7ElqraklcOtBc6kXUvjYFTX/s200/100_1911_edited.jpg" width="200" /></a></div>Seingat saya, di blog ini belum pernah ada tulisan yang membahas mengenai sepatu. Iya sepatu!! Sebenarnya saya bukanlah penggila sepatu, apalagi high heels shoes. Soalnya dulu saya tomboy jadi tidak pernah akrab dengan sepatu ber-heels. Kalau pun punya, paling tinggi 5 cm dan buat saya itu sudah cukup memuaskan langkah kaki saya.<br />
<br />
Tapi entah kenapa, sekitar seminggu yang lalu, saya kepincut dengan sepatu yang satu ini. Bayangin, tingginya 12 cm! Dan yang membuat saya semakin tergerak untuk mengamati lekat-lekat sepatu ini adalah karena di sebelahnya ada tulisan DISCOUNT 20% Akhirnya otak saya bersuara (otak ya bukan hati hahahahahaha), "Lucu juga kayanya kalau dicoba."<br />
<br />
Sesaat kemudian yang saya tahu, saya sudah duduk bangku yang disediakan khusus untuk pembeli atau pelintas seperti saya. Saya sengaja memilih tempat duduk yang di depannya tepat terpasang kaca besar yang mencerminkan penampilan kita seluruh badan. Dan ketika itu, saya duduk di antara dua laki-laki yang tengah menunggu pasangannya mencari sepatu. Mereka hanya memainkan handphone sambil bertumpang dagu. Lalu saya kenakan sepatu kulit bertali ini pada kaki kanan saya, sedangkan kaki kiri saya masih memakai sepatu yang lama yang heels-nya hanya 5 cm.<br />
<br />
Tapi entah kenapa, sepatu yang hanya sebelah ini cukup memberikan daya magis. Kaki saya nyaman sekali bahkan ketika berdiri, haknya tidak terasa kesulitan menopang tubuh saya. Bahkan kedua laki-laki itu berhenti memainkan handphone-nya. Ini serius, sepatu itu menyimpan daya magis bagi semua orang yang melihatnya.<br />
<br />
Akhirnya saya sangat percaya diri untuk melangkahkan kaki saya menuju kaca besar tersebut. Saya berjalan menjauh dan mendekati kaca itu, efeknya masih sama, SEXY! Tiba-tiba saya melihat ada senyum lebar di wajah saya dengan rona berseri-seri, persis kaya pertama kali jatuh cinta. Akhirnya saya duduk kembali dan berpikir apakah ini harus dibungkus dan di bawa pulang atau.....Suara hati saya bilang, "Tunggu dulu, jangan sekarang." Tapi kepala saya bilang, "Nanti diskonnya lewat loh," benar-benar suara yang membuat kita bisa melakukan apa saja demi sepatu. Lagi-lagi entah kenapa, saya menahan sedikit emosi saya.<br />
<br />
Tapi tahu apa yang terjadi, selama 2 hari berturut-turut saya tidak bisa menghapus daya ingat saya terhadap sepatu itu. Saya bahkan membayangkan koleksi baju apa saja yang akan menyempurnakan penampilannya. Bayangannya semakin luas, saya mengamati kedua kaki saya dan kembali meminta otak memutar apa yang terjadi ketika saya mencoba sepatu itu. Ah sepatu itu punya daya magis, ada peletnya. Dan semakin dicoba, peletnya menempel di kepala. Saya harus beli!!!!!<br />
<br />
Akhirnya pada Selasa (2/11) kemarin saya membelinya. Walaupun kemudian saya sadar ternyata di bawah tulisan 20% ada tulisan selected items, yang memang tidak terlihat olah mata dengan jelas. Tapi niat saya sudah bulat. Bukan sekadar untuk memuaskan rasa penasaran akibat telah mencobanya tapi juga sebagai simbol keberanian saya. Iya saya berani untuk membeli dan memakai sepatu 12 cm! Ini adalah sepatu tertinggi yang saya pernah punya. Bahkan modelnya sangat merepresentasikan saya, Bold but Sexy.<br />
<br />
Dan sepatu ini adalah representasi kemenangan saya atas kebebasan yang saya nikmati sekarang. Plus heel 12 cm itu adalah pengingat bagi saya untuk mencari pasangan baru yang setidaknya selevel dengan saya. Ya satu level dalam menjaga harga dirinya. Saya berucap kepada salah satu teman saya, "At least kalau nanti gua jalan pake sepatu ini sama yang baru, bisa sama tingginya...hahahahaha." Bahkan teman baru saya, Mbak Gati, berkata "Ya sekarang kau memakai sepatu berhak tinggi, maka bisa memandang lebih jauh." Sangat benar!<br />
<br />
Maka pada Jumat (5/11) kemarin saya mendeklarasikan kebebasan saya dengan sepatu seksi ini. Saat saya mengenakannya ada perasaan sangat puas karena saya tidak sekadar membayangkan bagaimana indahnya sepatu tersebut di kedua kaki saya, tapi saya benar-benar berhasil memilikinya. Tak hanya itu, sepatu ber-heels yang ringan ini membuat langkah kaki saya sangat elegan, penuh percaya diri dan anggun. Saya bertemu dengan diri saya yang baru, iya kupu-kupu ini berhasil keluar dari kepompong menyeramkan dan menantang dunia.<br />
<br />
Ternyata kebebasan menawarkan daya magis yang luar biasa. Saya bebas melakukan apa yang saya mau. Saya hanya fokus pada diri saya, apa dan bagaimana kita menyempurnakan hari ini. Tak perlu lagi menunggu seseorang untuk mau menyemangati dirinya sendiri. Tak perlu lagi mengeluarkan segala daya dan upaya untuk membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu. Kali ini semuanya tentang saya. Kalau saya mau akan saya lakukan, tapi kalau tidak, maaf saja, diri saya sangat penting saat ini.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTSkKnmc_EO3YWz36p0YYoa97kZHUrLLsyGuKkMpuOweKPTpTNCbP-uKghRPWEpH7UOfo_i6xiE3Q7niy26ollWjhvG_LcWnkPKzmduqzH982nVEr1UPZcUQy7YE5v7E4DGEtOo0rt2tae/s1600/coba.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTSkKnmc_EO3YWz36p0YYoa97kZHUrLLsyGuKkMpuOweKPTpTNCbP-uKghRPWEpH7UOfo_i6xiE3Q7niy26ollWjhvG_LcWnkPKzmduqzH982nVEr1UPZcUQy7YE5v7E4DGEtOo0rt2tae/s320/coba.jpg" width="240" /></a>Dengan gaun bunga-bunga cerah berwarna pink, saya semakin mengeluarkan aura yang saya punya. Tapi kali ini, auranya lebih matang karena saya yang sekarang lebih berani melakukan apa saja demi kepuasan diri saya tanpa perlu berkompromi dengan siapa pun. Saya lebih lepas tertawa dan lebih bebas mengeluarkan apa saja yang ada di dalam kepala saya. Dan sebagian besar yang mendengar apa yang saya katakan sambil merasakan riangnya tawa yang saya keluarkan mengatakan, saya yang sekarang lebih keren. Saya hanya berucap, "Orang keren, temenannya sama orang keren," dan kami pun tertawa bersama.<br />
<br />
Sebenarnya ada misi tertentu mengapa saya memakainya kemarin, karena saya akan bertemu dengan Ika dan Odit. Sudah lama kami tidak pergi dan mengeluarkan tawa lebar bersama. Karena saya menulis tentang sepatu dengan gaya magis ini di facebook, mereka pun penasaran untuk melihat sepatu tersebut. Maka bertemulah kami di salah satu cafe di Setia Budi.<br />
<br />
Oiya tahu apa juga kepuasaan yang diberikan sepatu high heels? Saat kita mengeluarkan salah satu kaki kita dari mobil, kita dapat merasakan bagaimana kaki jenjang itu bisa menghipnotis banyak orang. Iya ini benar, saya merasakannya sendiri hahahahaha. Saat saya keluar dari taksi, saya merasakan bagaimana kaki jenjang benar-benar bisa memutar dunia. Dan seharian kemarin saya harus naik taksi, karena tidak mungkin menggunakan bis dengan baju serta sepatu se-seksi itu. Banyak penjahat kelamin di angkutan umum itu dan saya terlalu berharga untuk memuaskan hasrat mereka. Bahkan ketika Athied coba mengabadikan momen saya me-launching sepatu itu, saya benar-benar mengerti mengapa model harus berkaki jenjang. Karena kaki jenjang adalah salah satu bentuk keindahan tubuh perempuan. <br />
<br />
Bertemulah saya dengan Ika dan Odit. Tahu apa yang menjadi pembicaraan kita pertama? Ketika saya bertemu sama Ika, kita langsung membicarakan sepatu keren itu dan saya meminta dia untuk mencobanya. Begitu juga dengan Odit. Bahkan teman-teman di kantor, saya suruh untuk ikut merasakan bagaimana daya magis sepatu itu menempel di kepala ketika kita mencobanya langsung hahahahaha.<br />
<br />
Tapi ternyata sepatu itu tidak hanya memberikan daya magis pada teman-teman perempuan saya saja, melainkan pada laki-laki yang saya lintasi. I feel sexy, itu dia daya magis sepatunya. Semua menjadi seksi ketika memakai sepatu hitam dengan hak 12 cm ini. Dan para laki-laki menangkap aura seksi itu juga. Walaupun ketika salah satu dari mereka mendekati, saya sebenarnya tidak sedang memakai sepatu itu, ya emang saya seksi berarti hahahahaha.<br />
<br />
Sebenarnya saya sudah menangkap dia mengamati saya, saat saya menoleh, "Damn kenapa dia di sini." Maklum laki-laki ini dari masa lalu yang tidak berhasil membuat hati saya bergetar.<br />
<br />
Untuk Ita dan Atun : Ingat anak HI'98 yang datang ke kosan gua dan menghabiskan roti tawar yang kita beli patungan? Kita makan dikit-dikit eh dia malah makan sesuka hati...hahahahahaha...Cara PDKT yang aneh ya teman-teman. Iya, gua ketemu dia kemarin, masih kaya dulu aja ANEH. <br />
<br />
Laki-laki itu terlihat sekali ingin diajak bergabung, tapi saya tidak memberikan peluang itu. Dia hanya berdiri tanpa saya pernah suruh untuk duduk di sofa yang kosong. Saat inilah saya merasakan nikmatnya menjadi bebas, saya berhak memilih mana yang boleh menikmati aura saya dan mana yang tidak. Mana yang layak terbang ringan bersama saya dan mana yang boleh melihatnya dari kejauhan. Saya sangat siap untuk memilih!<br />
<br />
Seorang teman dari Filipin, Mildred menyarankan, agar saya tidak terburu-buru mengingat apa saja yang baru saya alami. Tapi saya katakan ke Mildred, bahwa akhir dari semua peristiwa yang terjadi 3 bulan lalu, menyimpulkan sayalah pemenangnya. Saya tidak kehilangan apapun, bahkan harga diri saya tidak saya gadaikan begitu saja demi sebuah hasrat semu. Karena bukan saya yang menjadi korban dan bukan saya yang kehilangan. Dalam hati dan diri saya tak ada yang terluka, ketulusan tidak mengenal luka. Maka tak perlu waktu untuk memulihkan diri. Dan Mildred pun memberikan saya senyum lebar dengan pelukan hangat.<br />
<br />
<br />
Ya, saat ini saya telah keluar dari kepompong gelap yang menyesakkan itu. Saya telah menghadapi semua proses untuk membuat saya mengeluarkan kedua sayap saya dengan segala corak yang meringankan tarian saya di udara menuju langit. Kini waktunya saya menikmati semua kesempurnaan yang diberikan Si Pengendali Proses Metamorfosis. Waktunya memilih dan ketika kita berbicara mengenai memilih itu artinya kita yang pegang kendali. Jadi ini waktunya mengendalikan tarian kedua sayap saya sambil menatap matahari yang menyinari setiap corak yang ada di sayap saya. SEMPURNA!!!! <br />
<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-15886646272994209932010-11-03T04:33:00.000-07:002010-11-03T04:33:09.912-07:00Menghargai Diri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSCJatzwBmRnAA5Xf2s-KYeZOCFbBqakf45ycTThXM3ADhL1AszQm9dTOUCRkWOCZaxc2Mgnd5fYZe1N9TPrIUnFqYQzu4EAWwfjX0A-3jLNisvuK2n0XaDQKdWCU2aq0G-MurO-W-J6Dt/s1600/foto+kupu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSCJatzwBmRnAA5Xf2s-KYeZOCFbBqakf45ycTThXM3ADhL1AszQm9dTOUCRkWOCZaxc2Mgnd5fYZe1N9TPrIUnFqYQzu4EAWwfjX0A-3jLNisvuK2n0XaDQKdWCU2aq0G-MurO-W-J6Dt/s320/foto+kupu.jpg" width="320" /></a></div>Senin (1/11) kemarin, saya dan Nida AKHIRNYA menonton Eat, Pray, Love. Penekanan pada kata,AKHIRNYA, karena sudah beberapa kali batal. Sebenarnya ada satu kali, kita bisa saja menonton film itu, tapi yang terjadi malah duduk di depan pintu theather-nya sambil makan semangkuk besar popcorn rasa manis dan asin. Hahahahaha itu pengalaman pertama, tapi sangat menyenangkan. Diliatin mba-mba penjaga tiket dan satpam, karena setelah semua yang menunggu masuk ke theather masing-masing, kami hanya duduk sambil makan popcorn sambil tertawa girang. Konyol? Ngga juga, kami justru sangat menikmatinya.<br />
<br />
Tapi sebenarnya, bukan itu yang hendak dibahas pada tulisan kali ini. Jadi, salah satu adegan film itu ada kutipan yang bagus sekali. Tuhan ada di dalam dirimu, sebagaimana adanya dirimu. <span class="yshortcuts" id="lw_1288782387_0">Muhammad Iqbal</span> pernah mengatakan hal yang sejenis,"Dia yang mengenal dirinya adalah yang mengenal Tuhannya." Bahkan yang tidak kalah hebat adalah Syekh Sitti Jenar yang berucap,"Tuhan adalah kita dan kita adalah Dia." Bayangin apa yang ada di kepala mereka saat itu, sampai bisa mengeluarkan kata-kata penuh daya magis. Saya bahkan masih suka merinding ketika mendengarnya.<br />
<br />
Dan saya mengimani hal yang sama. Kalau Alkitab bilang (jangan tanya ayat ya,saya selalu lemah dalam hal ini), Tubuhmu adalah bait suci Tuhan. Kalau bahasa premannya, tubuh kita adalah tempat tinggal Sang Pemilik Hidup. Inilah pesan yang dibuat untuk menggoda manusia agar yakin bahwa sebenarnya Tuhan itu ngga jauh-jauh amat kok.<br />
<br />
Tapi buat saya itu benar. Entah karena dari kecil guru sekolah minggu saya selalu bilang, "Tuhan itu ada di dalam hati kita,jadi jangan takut ke mana pun kita pergi, Dia ada." Saya bahkan ingat betul kalau lagi takut yang saya lakukan adalah meletakkan tangan saya tepat di dada saya, sambil bilang,"Tuhan,tolong saya ya. Temenin saya terus, biar saya berani." Tangan di dada itu ibarat mengajak Tuhan bergandengan tangan.<br />
<br />
Setelah saya besar ada pendalaman makna dari ucapan kakak sekolah minggu saya itu. Karena Tuhan tinggal dalam hati, maka jangan pernah asing dengan kata hati. Ketika kita mengenal kata hati kita, maka kita mengenali apa yang dikatakan Dia yang tinggal di dalam hati.<br />
<br />
Ternyata omongan kakak sekolah minggu saya soal Tuhan tinggal di dalam hati, tidak hanya membuat saya punya kedekatan dengan kata hati saja. Sebab saya jadi mengerti bagaimana menghargai diri saya. Ketika Tuhan yang Maha Hebat itu mau tinggal dalam hati saya, masa saya merendahkan diri saya sendiri. Ada sesuatu yang Tuhan liat yang membuat Dia mau tinggal sebagai kata hati saya.<br />
<br />
Ini membuat saya jadi percaya diri. Tidak hanya itu, Saya jadi sangat tulus menjalani apapun. Karena menurut saya, tiap hari saya ditemenin Tuhan, lalu kenapa saya harus takut, toh semua yang terjadi pasti hal yang paling sempurna yang akan saya alami. Tak perlulah itu bertipu muslihat. Wong saya didampingi Tuhan kok.<br />
<br />
Efek bola saljunya ngga berhenti sampai sana. Saya jadi sangat menghargai setiap apa yang saya kerjakan. Saya ngga mau mengisi setiap langkah kaki saya dengan pesimisme atau ketakutan. Caranya, buat semua yang saya lakukan berarti.<br />
<br />
Kalau diliat sekilas, kok kayanya saya suci banget ya hahahaha. Atau klise bangetlah semuanya. Nggalah, saya pernah juga mengabaikan kata hati atau bahkan berantem sama kata hati. Tapi lagi-lagi ini proses dan saya yang memilih bagaimana menjalani proses tersebut, jadi ya saya bertanggung jawab atas pengabaian dan perkelahian dengan kata hati. Bertanggung jawab maksudnya menerima segala risiko yang ada dari semua pilihan yang diambil. Kalau gagal ya saya ajak kata hati untuk sama-sama belajar agar tidak mengulangi kegagalan yang sama. Sedangkan kalau berhasil, saya cepat-cepat menyelamati kata hati atas kesuksesan yang kita raih. <br />
<br />
Dan bicara soal kata hati, hampir 3 bulan ini saya dan kata hati mengalami banyak hal. LUAR BIASA. Penuh air mata, kekecewaan, keterpurukan, sakit hati, keyakinan, keberserahan, sampai kebahagiaan. Meski 3 bulan, inti masalahnya cuman 1 yaitu masalah hati :D<br />
<br />
Saya sih tidak pernah menyesal jatuh hati untuk kemudian mengalami patah hati dengan cerita dan intrik yang melebihi sinetron atau opera sabun yang ada di televisi. <span class="yshortcuts" id="lw_1288782387_1" style="border-bottom: 2px dotted rgb(54, 99, 136); cursor: pointer;">Mulai</span> dari kehilangan keyakinan terhadap hubungan yang sudah siap disempurnakan, pengalihan pelaku perselingkuhan, sampai perlindungan perselingkuhan. Hahahaha baru sadar ternyata intinya tentang perselingkuhan. <br />
<br />
Anyway, saya banyak dihadapkan dengan keping-keping puzzle selama 3 bulan ini. Saya dibuat percaya bahwa kepingan puzzle yang saya punya adalah yang sesungguhnya terjadi. Tapi (untung) saya orangnya penasaran, sehingga merasa tidak cukup puas kalau kepingan puzzle itu belum benar-benar utuh terbentuk. Mungkin ini efek kerjaan saya sebagai kuli tinta. Saya mencari dan terus mencari. Dan hebatnya, kepingan puzzle yang 'hilang' itu datang dengan sendirinya. Boleh dibilang usaha saya adalah keterbukaan saya pada realitas. <br />
Saya bicara pada realitas dengan tutur kata hati, alhasil banyak sekali yang membantu saya. Mulai dari orang-orang yang tidak saya kenal, nyaris kenal, sangat kenal, sampai belajar untuk kenal.<br />
<br />
Jika dulu saya bertanya, "Gimana mungkin sih, baru nyadar sekarang kalau kita tidak memiliki kesamaan dalam ritualisasi bertuhan. Pas kenalan kemana aja?" Lalu kemudian pertanyaan berganti, seiring dengan kepingan puzzle baru ditemukan. "Demi perasaan impulsif karena merasa nyaman berbicara mengenai satu pengarang, semua cerita dan mimpi yang dibangun selama ini cuman dianggap titik imajiner yang tak akan pernah bersambung. Kok bisa ya?" Tapi saya beruntung, kepingan puzzle yang diberikan kepada saya sebagai wujud (katanya) penyesalan, akhirnya menjadi energi yang justru mendukung saya. <br />
<br />
Sampai kemudian datang kepingan terbesar dari semua ini. Kepingan yang paling jujur dan sebenarnya sangat letih membebani diri membawa kemana-mana kepingan besar itu, demi sebuah...ah entah namanya apa. Biar mereka yang mendefinisikannya, saya tidak peduli. <br />
<br />
Dan gambarnya terbuka lebar. Bahkan cukup dengan mengandalkan teknologi yang paling sederhana, disajikan gambar yang utuh. Gambar yang tidak butuh kepingan-kepingan puzzle yang lain. Semuanya terbaca jelas. Walaupun sempat ditutup rapat, entah mengapa kejujuran berpihak pada saya, semuanya terbaca dengan jelas. Sangat teramat jelas.<br />
<br />
Saat saya membaca, saya menemukan saya yang dulu. Nyaris sama. Rasa yang diciptakan. Panggilan yang diberikan. Kehangatan yang coba ditawarkan. Tapi nyaris sama, mengapa? Yang saya baca penuh ketertutupan. Serba rahasia. Serba menyudut. Dan serba menunjuk pada orang lain. Apa cerita ini memang dibuat atas dasar kesadaran untuk menjadi salah. Saya tidak menemukan kata hati di dalam sana. Tidak ada ketulusan karena yang ada hanya tipu muslihat. <br />
<br />
Dan dengan yakin, kata hati saya mengatakan, "Kita, bukan korban." Ya ketulusan dan kejujuran saya mengatakan demikian. Yang saya lakukan kemudian adalah menganggukkan kepala dengan sangat tegas. Tiba-tiba saya teringat kata-kata seorang teman yang juga pernah dikhianati,"Yang gua tahu, yang salah tak akan pernah bahagia karena kebahagiaan tidak menyertakan kebahagiaan." <br />
<br />
Saya merasa sangat luar biasa lega. Tiba-tiba saya merasa karakter saya semakin matang dan kuat. Saya tidak gagal, saya justru berhasil, LUAR BIASA BERHASIL untuk menunjukkan ketulusan dan kejujuran akan selalu memenangkan pergumulan. Selicik dan sekotor apapun pergumulan itu. <br />
<br />
Bagaimana mungkin kebahagiaan itu datang menghampiri, jika mereka mengorbankan orang asing demi kesenangan bertipu muslihat. Bahkan mereka mengorbankan orang terdekat dengan iming-iming julukan teman terbaik, demi penghianatan. Lalu saya bertanya, apa yang mereka lakukan dengan kata hati mereka? Terasingkah dia atau terlukakah dia karena dicampakkan begitu saja dari keutuhan dirinya?<br />
<br />
Saya tidak akan menyesal menjalani semua ini. Rasa yang dulu saya punya pun tidak akan pernah saya sesali. Itu mengapa, saya tidak menutup blog ini atau coba memproteksinya, bahkan saya tidak berpikir untuk menganti nama blog ini. Karena ini adalah identitas saya dan saya tidak malu akan hal itu. Ini adalah suara hati saya dan saya tidak akan pernah mengasingkan kata hati saya. Semua yang saya catat di sini adalah ketulusan saya menghargai hidup yang sudah diberikan dengan dampingan Pemilik Kata Hati. Jadi, saya tak perlu merasa harus mengalienasikan blog ini. Karena buat saya, cerita dan pemikiran yang ada di dalamnya bukan unidentified flying object yang hanya jadi buah bibir ketika tertangkap mata telanjang yang perlu perdebatan panjang untuk menemukan sisi benarnya.<br />
<br />
Dengan segala kerendahan hati, saya sangat bangga karena punya keberanian untuk menghadapi ini semua. Dan saya sangat menghargai setiap orang yang sekadar mampir, singgah, atau memilih menetap dalam hidup saya sambil menyemangati saya. Buat saya, mereka adalah orang-orang penting. Karena saya peduli, maka saya mengajak berbicara dari hati ke hati. Saya mengulurkan tangan karena saya sangat mengasihi. Dan apabila saya berbicara sambil menempatkan tangan di dada, itu tanda saya tengah mendoakan orang-orang tersebut. Iya saya metal, bahkan cenderung radikal plus nekad, tapi saya sangat percaya kuasa doa.<br />
<br />
Karena doa, membuat saya punya kekuatan untuk menghadapi semua ini. Dan sumber dari kekuatan saya sangat banyak, teman-teman saya yang luar biasa. Akan selalu beruntung punya banyak teman karena sebenarnya mereka adalah salah satu hadiah dari Tuhan, setelah keluarga. Bahkan kadang kala tanpa kita sadari, orang yang tidak pernah kita duga menjadi teman ternyata adalah salah satu special gift dari Tuhan. Dan saya lebih dari sekadar beruntung untuk memiliki kalian semua. <br />
<br />
Dengan segala kerendahan hati, saya sangat ingin berterima kasih untuk semangat, masukan, sentuhan, pelukan, dan doa yang kalian kirim buat saya. Ingin saya menyebutkan satu-satu tapi ada beberapa pihak yang ingin dirahasiakan. Biarlah ini menjadi special gift terindah saya menjelang ulang tahun saya. Tapi percayalah, saya melafalkan nama-nama kalian semua dengan jelas dalam doa saya. Dan saya percaya, SAHABAT HIDUP yang saya punya tidak punya keterbatasan dalam daya ingat, jadi Dia sudah memasukkan teman-teman semua dalam daftar penting arsiran hidup saya. <br />
<br />
Melalui tulisan ini, saya ingin mengirimkan pelukan besar dan ketulusan cinta yang saya punya untuk kalian. Ayo kita menikmati hidup dengan menghargai setiap hal yang terjadi sama seperti kita menghargai diri kita. Seperti salah satu <span class="yshortcuts" id="lw_1288782387_2" style="border-bottom: 2px dotted rgb(54, 99, 136); cursor: pointer;">kata bijak</span> yang dicatat dunia, Kasihilan sesamamu seperti engkau menghasihi dirimu sendiri :D<br />
<br />
Dengan segala kerendahan hati, kalau kalian butuh menambah sedikit ketulusan dalam menikmati semua itu, saya siap hadir karena itu berkat yang saya dapat serta siap saya bagi-bagikan. Plus kalau kalian butuh sedikit 'kegilaan' dalam menikmati hidup, saya siap hadir untuk memberikan keberanian yang saya punya di dalam hati kecil saya. Serta kalau kalian butuh sentuhan dan pelukan <span class="yshortcuts" id="lw_1288782387_3" style="border-bottom: 2px dotted rgb(54, 99, 136); cursor: pointer;">kasih sayang</span> untuk membuat hidup sedikit lebih manis, hadirkan saya. Sebab kadang kala dunia bisa begitu dingin jika dihadapi sendirian. Jadi, beginilah tulisan <span class="yshortcuts" id="lw_1288782387_4" style="border-bottom: 2px dotted rgb(54, 99, 136); cursor: pointer;">terima kasih</span> saya dari hati yang paling dalam. Kepanjangan, pasti. Hahahahaha...karena saya baru saja melalui proses mematangkan diri dan saya tidak sabar untuk memasuki proses selanjutnya. Tertarik untuk bergabung?<br />
<br />
God bless you all my dearest friends. Thank you for being more than friends, all of you are gifts from heaven. And this up coming birthday, I wouldn't ask for more coz I have you all. Dan pelukan besar pun terkirim ;D<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-72458648160959980022010-10-29T06:12:00.000-07:002010-10-29T06:13:43.378-07:00Matahari untuk Si Pecandu Pagi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzYM_SGQOqt59orUky144FK_32kWM3v1V6u3TRwh16wTiAIDr5W0ot1usWU1_Og_kR_YhcMPHDHdEXjODIFNzVKTIk2h96WARGZdQ2J8ag4k8GUgzhKshA3SQw4bMdWF6szTUo6fz0xRqU/s1600/pamali-cobek2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzYM_SGQOqt59orUky144FK_32kWM3v1V6u3TRwh16wTiAIDr5W0ot1usWU1_Og_kR_YhcMPHDHdEXjODIFNzVKTIk2h96WARGZdQ2J8ag4k8GUgzhKshA3SQw4bMdWF6szTUo6fz0xRqU/s320/pamali-cobek2.jpg" width="320" /></a></div><br />
Tulisan ini dibuat untuk seorang teman yang baru saja saya kenal, bahkan saya baru bertemunya sekali. Mmm...saya menulis ini untuk menyemangati Norvan Hardian a.k.a Si Pecandu Pagi karena saya tak punya amunisi lain selain tulisan.<br />
<br />
Btw <i>nickname</i> yang bagus. Dari awal Hanida Syafriani cerita tentang Pecandu Pagi, saya langsung tertarik dengan nama aliasnya. Sampai pada gelaran Book Fair <span id="lw_1288349542_0"><span class="yshortcuts">Jakarta</span></span> setahun kemarin, saya menerima ajakan Nida untuk menghadiri launching komiknya yang berjudul Pamali, akhirnya saya tahu dari mana asal muasal sebutan Si Pecandu Pagi.<br />
<br />
Saya kagum dengan kecintaan dia pada dunia komik. Dari bangku kuliah sudah mulai membuat komik sendiri dengan menggunakan spidol biasa yang kemudian difoto kopi untuk disebarkan ke teman-teman. Idenya sangat fresh, khas bobodoran anak <span id="lw_1288349542_1"><span class="yshortcuts">Bandung</span></span> dengan imajinasi yang tinggi. Bayangin aja, tokohnya punya 6 lubang hidung. Sampai sekarang saya masih suka tertawa geli membayangkannya.<br />
<br />
Saya sampai iri karena tidak berhasil mendapatkan komik perdananya. Sedangkan Nida, dapat komiknya gratis plus ditanda-tangani langsung. Hihihihihihi rada-rada aneh mungkin, tapi saat melihat dia bercerita santai mengenai komik pertamanya, saya yakin karakter unik itulah yang bisa membuat dia sukses suatu hari nanti. <br />
<br />
Bayangin aja, sewaktu dia diminta duduk di depan sebagai penulis buku, dia dengan tiba-tiba meminjam otopet yang kebetulan saya dapat dari doorprize liputan. Dan waktu itu sang MC, Boim Lebon bertanya, "Ngapain bawa-bawa otopet?" Pecandu pagi hanya menjawab,"Ya itu biar ditanya." Pastilah semua orang tertawa, termasuk saya.<br />
<br />
Lalu <span id="lw_1288349542_2" style="cursor: pointer;"></span>saya perhatikan, otopet itu tidak sekadar ditenteng untuk memeriahkan suasana, beberapa kali saya lihat dia memandangi otopet dengan serius. "Duh pengen mainin banget deh gua. Buat gua aja boleh ngga?" Dan saya hanya bisa bilang, "Ini kan otopet buat anak-anak, kekecilan juga kali." "Hmmm...iya juga sih," ucapnya dengan wajah memelas. Padahal kalau saya jadi dia, launching buku pertama akan diisi dengan perasaan deg-degan karena mimpi jadi kenyataan. Yah tipe orang santai memang selalu rileks dalam memandang hidup tapi bukan berarti meremehkan.<br />
<br />
Sebab dari analisa kilat yang saya lakukan ketika itu, saya menangkap Pecandu Pagi akan menjaga passionnya mati-matian. Apapun dilakukan demi sesuatu yang membuat dia hidup. Lagi-lagi saya percaya ada yang unik dari pribadi ini. Yah saya memang tidak mengenalinya secara utuh tapi buat saya apa yang saya tahu cukup membuat saya tersenyum.<br />
<br />
Sampai beberapa hari lalu, Nida cerita kalau ada tumor di pankreasnya. Bahkan hari ini, beritanya lebih dasyat lagi, tumor itu ternyata kanker yang sudah memasuki stadium 4 yang membuat Pecandu Pagi katanya hanya bisa bertahan selama 6 bulan. Berita yang tidak enak untuk didengar, bahkan untuk orang yang tidak begitu akrab dengan Pecandu Pagi seperti saya.<br />
<br />
Saya langsung teringat tulisan saya sebelumnya, <a href="http://flyingsolighttothesky.blogspot.com/2010/10/what-if.html"><b><i>What if...</i></b></a> Bahwa waktu memang hanya bisa kita hitung. Tapi Saya juga disadarkan telah diberi kesempatan untuk mengenal Si Pecandu Pagi. Dan kini waktunya saya memperkenalkannya pada pembaca blog saya (ada kan ya hihihiihi). <i>Anyway</i>, saya merasa Si Pecandu Pagi penting untuk dimasukkan ke dalam salah satu halaman cerita blog (baca:hidup) saya, sebagai wujud apresiasi saya pad orang yang punya <i>passion</i> dalam hidupnya.<br />
<br />
Walaupun sebenarnya saya tahu, betapa yang dia alami sekarang sangat berat dan mungkin tulisan ini tak bisa berbuat banyak. Saat Nida cerita tentang 6 bulan, yang pertama kali saya pikirkan adalah,"Kita ajak dia jalan-jalan yuk Nid. Kita ajakin ke Bali aja, ikut rencana gila kita." Tapi saat ini sepertinya pengobatan harus menjadi prioritas, entahlah kita toh belum benar-benar menanyakan langsung pada Si Pecandu Pagi. Lalu saya juga bilang ke Nida, "Kita masih bisa rayu Tuhan kok Nid, 6 bulan itu kan prediksi dokter dan yang punya waktu bukan dokter."<br />
<br />
Apa sih yang bisa kita lakukan untuk menyemangatinya? Entahlah saya pun sulit menjawabnya, karena untuk membuat tulisan ini saja saya membaca berulang-ulang. Menghapus beberapa kata dan menggantikan dengan kata yang baru. Judulnya saja, saya ganti beberapa kali. Saya takut ada yang salah dimengerti dari tulisan ini. Padahal dari awal saya ingin sekali menuliskan sesuatu untuk menunjukkan empati saya, lagi-lagi karena saya merasa tulisan adalah satu-satunya amunisi yang saya punya.<br />
<br />
"Dia tersinggung ngga ya, kalau gua nulis di blog? Hanya pengen menyemangati aja, takutnya kalau gua SMS, dia ngga inget dan ngerasa aneh," semua rasa segan itu saya ceritakan ke Nida. "Mmmm...karena dia termasuk orang yang gila, gua rasa dia bakal santai-santai aja kalau lu nulis. Ntar gua suruh dia baca deh," Nida coba menenangkan. "Eh ternyata dia masih inget lo, si pemilik otopet," kembali SMS dari Nida menyakinkan saya untuk menulis.<br />
<br />
Well Si Pecandu Pagi, if you reading my blog, saya hanya ingin katakan bahwa akan selalu ada matahari yang mengawali pagi. Saya rasa sebagai Pecandu Pagi, lu pasti ngerti banget gimana nikmatnya memiliki rasa penasaran akan seperti apakah sinar matahari hari ini. Ternyata<i> nickname</i> yang lu pilih bukan sekadar unik tapi juga penuh harapan. <i>Nickname</i> ini memberikan terminologi baru dalam memaknai hari baru. Kita harus menjadi pecandu pagi untuk bisa menggilai hidup. Dan rasanya tidak ada yang perlu dikuatirkan dari diagnosa dokter itu, karena Si Pecandu Pagi sudah lebih dulu berani 'menikahi' matahari untuk dapat mengendalikan apa yang akan terjadi hari ini.<br />
<br />
Jangan menyerah ya, semua yang terjadi ada untuk kita hadapi.<br />
Jangan berhenti menggilai hidup ya, karena hidup ada untuk diperjuangan sampai titik kenikmatan terakhir.<br />
Apapun nama rintangan itu, dia ada hanya untuk kita lalui dengan amunisi kemenangan yang sudah ada di tangan.<br />
Tak ada kata kalah bagi penggila hidup. Sama seperti tak ada awan gelap bagi pemilik matahari pagi.<br />
Nida dan saya, hanyalah sebagian kecil dari yang diam-diam ikut menatap matahari pagi bersama-sama Si Pecandu Pagi. Karena pagi begitu berharga untuk sekadar dilalui seorang diri.<br />
Jadi, mari kita hadapi sama-sama.<br />
<br />
Tak ada hari yang harus dibatasi. Sebab matahari akan selalu ada, tak peduli seberapa lambat atau cepat dunia berputar.<br />
Dan sebagai pendamping hidup matahari, rasanya kita tak perlu takut akan pergantian waktu.<br />
Sebab matahari tak kenal kadarluarsa. Dan hanya orang-orang yang punya nyali yang berani menikahi matahari, dialah para Si Pecandu Pagi.<br />
<br />
Saya tidak menjanjikan tulisan ini akan meringankan beban. Tapi saya dan Nida menjanjikan, akan selalu ada energi baru yang siap kami tularkan. Jadi setiap kali menanti pagi, tolong jangan merasa sendiri. Setidaknya ada dua orang yang akan selalu ikut menatap matahari yang sama.<br />
<br />
Tetap semangat ya.<br />
<br />
Salam hangat dari kupu-kupu yang selalu berani untuk terbang ringan ke angkasa dan si pedestrian yang tidak pernah merasa takut untuk menapaki jalan-jalan panjang tak bertuan.<br />
<br />
Mari kita menggilai hidup !!!<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-51350424303851396832010-10-27T03:27:00.000-07:002010-10-27T22:07:58.872-07:00What if....Hari ini, semua orang membicarakan bencana, mulai dari Tsunami di Mentawai, Gunung Merapi meletus, sampai banjir di mana-mana. Tiba-tiba semua orang tersadarkan atas betapa semuanya serba tidak pasti. Tidak ada yang bisa memegang waktu yang kita bisa lakukan hanyalah menghitung waktu.<br />
<br />
Ada yang bilang, bumi kita semakin tua. Dan ini biasanya diikuti dengan kesadaran untuk mulai melindungi bumi. Bumi meminta kita bertanggung jawab, begitu tulis mereka yang percaya bahwa manusia sudah terlalu serakah. Ada juga yang menyebut semua bencana sebagai kesadaran bahwa semuanya milik Tuhan, tidak ada kepemilikan abadi di dunia ini. <br />
<br />
Semua merasa diingatkan akan arti sebuah kehilangan. Tapi berapa lama sih kita bisa menjaga kesadaran akan sedihnya sebuah kehilangan. Pertanyaan sinis saya sih, setelah berbagai peristiwa bencana ini lewat, kita juga akan kembali mabuk kepayang lagi. Terlalu sinis kayanya.<br />
<br />
Tapi memang itu yang sering kita lakukan. Kita baru merasa memiliki sesuatu yang berharga setelah kehilangan sesuatu. Menurut saya ini adalah teori kelalaian, iya lalai menghargai hidup. Saya percaya pada teori harapan. Teori ini membuat kita menyadari bahwa apa yang kita miliki sekarang adalah PENTING, tidak perlu tunggu waktu kehilangan untuk memiliki makna tersebut. Karena hidup itu bukan permainan judi yang semuanya tergantung dari berapa besar taruhan yang kita letakkan di muka sang bandar. Hidup juga bukan permainan saham yang butuh modal besar biar untung besar, sebab saham-saham bagus harganya mahal. Jadi relalah menghilangkan sebagian dari apa yang kita punya untuk sesuatu yang (mungkin) memberikan keuntungan besar. Lagian, kalau hidup dilihat sebagai meja judi, kok kayanya kasihan ya Tuhan yang serba bisa itu diartikan sebagai bandar judi yang hanya mikir gimana caranya <i>ngadalin </i>penjudi. <br />
<br />
Sebagai penganut teori hidup adalah harapan membuat saya akan selalu menjaga apapun yang saya punya. Karena buat saya, apa yang saya kerjakan sekarang akan memberikan dampak pada hari-hari yang akan datang, ada atau tanpa saya. Mengapa? Percaya deh, harapan itu ngga bisa mati. Harapanlah yang membuat setiap udara yang kita nikmati menjadi berharga, karena kita percaya setiap apa yang kita kerjakan bermakna, tidak perlu nunggu sampai waktu menghentikan semuanya. Bahwa harapanlah yang membuat kita berjuang untuk membentuk kesempurnaan.<br />
<br />
Lalu pertanyaan besar datang menghampiri. What if, today is your last day?<br />
<br />
Tenang-tenang, ini bukan posting untuk harakiri. Saya terlalu berharga untuk mengakhiri hidup dengan sekadar bunuh diri demi harga diri semu.<br />
<br />
Ok berbicara mengenai kematian, saya yang pecinta hidup ini rada males sebenarnya membahas hal tersebut. Tapi saya punya proses panjang untuk memaknai kematian. Sewaktu adik perempuan saya dikubur, udah lama sih sekitar 25 tahun lalu, saya melihat dia begitu cantik dengan baju kesukaannya. Tubuhnya putihnya terasa damai sekali berbaring dalam peti kayu berwarna cokelat. Lalu petinya ditutup. Saat-saat penutupan peti itulah saya bertanya dalam hati, "Ade ngga sesak napas ya? Dia ngga takut ya sendirian? Dia ngga ngerasa sempit ya di kotak kayu itu?" Dan sebenarnya banyak sekali pertanyaan untuk dia, Angela namanya, cantik secantik orangnya.<br />
<br />
Saat tanah mulai menghujani peti kayu itu, pertanyaan-pertanyaan sejenis kembali muncul. "Kenapa mesti ditutup pake tanah, kan kasian ade ngga bisa napas." Pertanyaan-pertanyaan polos anak-anaklah. Dan begitu sampai di rumah, keluarga saya masih berduka. Memandangi baju-baju ade yang tersisa dan mainan yang dulu dia punya. Meskipun sebenarnya mainan kita tidak banyak karena hidup begitu susah ketika itu.<br />
<br />
Sampai akhirnya hari ini, saya sudah hidup 1/4 abad lebih dan menyaksikan begitu banyak cerita dukacita. Saya ingat, betapa teman gereja saya meraung sejadi-jadinya ketika mamanya meninggal dunia. Atau seorang teman kuliah yang ibu dan bapaknya meninggal dalam waktu berdekatan bercerita bahwa seharusnya kita kenal dengan orang tuanya. "Bokap dan Nyokap gua tuh orang yang baik banget, harusnya kalian kenal mereka."<br />
<br />
Saya tersadar, betapa cerita duka cita tidak pernah memberikan kesan menyenangkan selalu ada air mata. Tapi pernyataan teman saya yang terakhir yang menyadarkan saya. Sebenarnya kami tidak terlalu dekat, hanya sama-sama satu jurusan. Dan saya menghampiri dia untuk memberikan pelukan dukacita, saat itulah dia berkata demikian. "Seharusnya kalian kenal mereka." Saya tertohok karena ketika teman saya berkata demikian yang menderita kerugian bukan yang berduka tapi saya. Kehilangan terbesar ada pada saya, karena tak ada waktu yang menghampiri saya untuk memberikan kesempatan berkenalan dengan orang tuanya.<br />
<br />
Lalu saya tersadar, apa yang telah kita lakukan pada orang-orang yang sudah diberi kesempatan untuk menghampiri kita. Apa yang kita lakukan untuk menjaganya? Apa yang kita lakukan untuk membuat orang lain mengenalinya? Teman saya mengajarkan saya untuk tidak menyimpan sendiri. Buat saya, ini masuk dengan teori harapan. Ketika kita membagikan semangat dari orang-orang yang membuat kita lebih berani menghadapi hidup maka harapan itu tidak akan pernah mati.<br />
<br />
Dan lagi-lagi teori kehilangan itu bukan selalu berawal dari apa yang kita miliki. Kadang kita justru akan merasa kehilangan ketika kita benar-benar tidak punya waktu untuk memiliki. Suka atau tidak, kepemilikan itu menuntut tanggung jawab. Apa ini artinya tidak memiliki sama dengan tanpa tanggung jawab? Jangan langsung berpikir jadi orang yang mau <i>ngampangnya </i>saja karena tidak memiliki dalam konsep yang diberikan teman saya itu, menyadarkan saya untuk menghargai apa yang belum kita punya. Caranya? Hargai dulu apa yang kita punya. Karena apa yang bisa kita jaga sekarang adalah harapan yang akan menjadi kenyataan, ada atau tanpa kita. <br />
<br />
Lama sekali saya bisa merampungkan tulisan ini. Sampai kemudian pertanyaan ini muncul lagi, "What if today would be our last day on earth?" Apa yang menjadi jawaban kita? Sudahkah kita menjaga orang-orang yang paling kita sayangi dengan benar? Sudahkah kita menghargai waktu yang diberikan untuk mengenali mereka? <br />
<br />
Ayo berhenti menjadi orang rakus dengan meletakkan begitu banyak taruhan di meja judi yang baru menyadari kehilangan hal yang paling berharga setelah bandar mengatakan, "Selamat Anda Kalah!" Karena waktu hanya bisa dihitung dan kita tidak bisa tahu kapan hitungan itu berhenti, bisa sekarang, 2 menit lagi, 2 jam lagi, 2 hari lagi, 2 minggu lagi, 2 bulan lagi, 2 tahun lagi, 20 tahun lagi atau bisa juga 2 kalimat terakhir dari paragraf ini.<br />
<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-46697853437480676912010-10-20T22:27:00.000-07:002010-10-20T22:27:02.360-07:00Perasaan Impulsif Bernama PelampungIni bukan metafora, ini kenyataan.<br />
Ini bukan puisi manis yang dibuat saat tergila-gila<br />
dan menguap bagai buih soda ketika bertemu dengan kelamnya rasa takut.<br />
<br />
Seseorang yang kerap menghindar dari ketakutannya sendiri dan berhenti melihat ke belakang.<br />
Sebab di belakangnya, begitu banyak rasa bersalah yang ditinggalkan hanya demi sebuah perasaan impulsif.<br />
<br />
Sayangnya perasaan impulsif yang dibuatnya melibatkan individu lain. Bukan seperti buku yang dengan mudah dijejer dalam rak rasa bersalah hingga berdebu. Bukan juga laptop yang harus diganti demi menemukan pelampung baru dengan corak sama. Setelah itu berharap debu bisa menghapus amisnya sebuah penghianatan pada setiap jejak pelampung yang kau pilih.<br />
<br />
Perasaan impulsif yang akan dijadikan alat bahwa dirinya berani menghadapi kenyataan.<br />
Tapi cerita hidup akan berulang, sebab kau meninggalkan rasa bersalah di setiap jejak kakimu dan di balik wajah pelampung barumu.<br />
Hingga pada saatnya kau bertemu dengan rasa bersalah yang sama, signal kepala mengeluarkan tanda bahaya untuk menyelamatkan diri.<br />
Tapi karena kau tidak pernah cukup berani untuk menghadapinya, tanda bahaya yang tertangkap adalah waktu untuk menemukan pelampung baru dengan pola mencari yang sama.<br />
<br />
Kejar. Buai. Perdaya.<br />
Agar pelampung baru itu mau tenggelam bersama.<br />
Dan saat kesadarannya hilang, baui pelampung baru dengan perjuangan untuk menuju permukaan samudra.<br />
Perlahan kau mendorong pelampungmu untuk mendekati permukaan samudra terlebih dahulu.<br />
Mengamati apa yang diperlukan, menemukan kenyataan yang diinginkan...<br />
Meski ketika itu kau perlahan menenggelamkan diri dalam palung laut yang tak terjamah.<br />
"Bantu aku menemukan permukaan samudra," ucapmu penuh pertolongan pada pelampung yang terlalu lebar membukakan kehangatannya.<br />
"Tak ada yang perlu ditakuti, semua sudah teratasi. Angkatlah kepalamu dan lihatlah samudra ini begitu indah," ucap pelampung lembut.<br />
"Tapi aku tak bisa, aku tersesat," ucapmu lantang, berharap pelampung mau berjuang lebih keras lagi.<br />
Walaupun sebenarnya, dalam hati kau berbisik, "Samudra itu begitu terang menusuk mataku. Aku tak tahu, apakah aku cukup siap berhadapan dengannya lagi. Rasa bersalah yang menusuk tulang belulangku. Rasa bersalah yang kupikir sudah tertutup awan gelap nan abadi. Apakah rasa bersalah itu masih di sana? Atau kah justru pelampung itu yang membawa rasa bersalah." Pergulatan batin panjang untuk sebuah esensi hidup yang sia-sia kau ciptakan.<br />
<br />
"Ya, pelampung itu membawa rasa bersalah. Bagaimana mungkin jejak bersalah itu ada dipelampung yang kupilih dengan cepat. Adakah debu rasa bersalah itu tertiup dan menghinggapinya ketika menuju permukaan samudra? Ah mengapa harus menatap samudra jika dalam palung laut yang kelam aku bisa terselamatkan dari jejak-jejak rasa bersalah yang kutinggalkan pada beberapa pelampung." Kau pun semakin kehilangan akan sehat.<br />
<br />
Kau lupa, pelampung akan selalu menatap samudra. Kau lupa, kau pilih pelampung untuk menyelamatkan dirimu walaupun sebenarnya kau tidak pernah punya nyali untuk menyelamatkan diri. Lalu kau menatap palung laut yang suram itu. Dingin dan sepi. "Tapi aku tak berani menatap samudra, ada debu jejak rasa bersalah di sana," kau kembali mencari pembenaran.<br />
<br />
Palung laut tetap menawarkan warna kesendirian yang dalam dengan aroma keterpurukan yang menyeramkan. "Aku tak bisa sendiri, aku butuh pelampungku," signal impulsifmu mulai terpancing. "Tapi bukankah pelampungku sudah berada di permukaan samudra? Berapa banyak pelampungku yang sudah sampai sana mengapa mereka masih menantiku di permukaan?" kau kembali bermain dengan labirin ketakutan.<br />
<br />
"Wahai pelampungku, pergilah dan selamatkan dirimu. Sampaikan salamku pada debu rasa bersalah, aku terpuruk dan tak layak untuk diselamatkan," suaramu lirih dengan mata berkaca tapi dalam tanganmu kau rangkai pelampung baru yang siap mengembang. "Maafkan aku, ini adalah dosa terbesarku. Biar rasa sakit ini aku yang telan hidup-hidup," suaramu makin lirih dan menitikkan air mata, tapi tanganmu mengirimkan denyut nadi pada pelampung baru yang siap terbuai oleh gelapnya palung lautan.<br />
<br />
Perlahan kau berbisik pada pelampung baru, "Aku terpuruk, mau kah kau membantuku? Aku akan berikan nafas dan darahku untukmu. Aku akan membuat kau menjadi pelampung terbaik di dalam laut ini," sapamu sambil menebarkan sulur-sulur teori kehidupan. Pelampung baru menatap tajam, "Adakah dia yang kucari? Tapi sulur yang ditawarkannya begitu jujur dan bisikannya begitu lembut di telingaku, sebentar saja aku sudah mau terlelap di nadi tangannya. Ah indahnya kebersamaan ini, aku harus membiarkan kulitku dipompa dengan nafas dan darahnya agar aku menjadi pelampung terbaik di dalam laut ini. Aku harus!!"<br />
<br />
Begitu kau melihat pelampung baru menawarkan kulitnya yang bersih, secepat itu juga kau tancapkan euforia kehidupan. "Mungkin semuanya terasa cepat, aku tak peduli. Yang ku tahu aku menggilaimu sekarang," itu yang kau benamkan dalam kulit pelampung barumu yang bersih. "Tapi aku pernah tersakiti, jadi jangan sakiti aku lagi," ucap pelampung baru. Kau tak menjawab karena kau teringat pelampung mu yang lain yang tengah mengulurkan tangan untuk menatap permukaan samudra yang kau tawarkan. "Aku pergi sebentar, ada yang harus aku selesaikan," ucapmu lembut sambil membelai pelampung baru yang mengembang pesat.<br />
<br />
Melalui bulir-bulir air laut. Melalui plankton-plankton kecil. Melalui rumput laut yang menjuntai, kau kirimkan pesan pada pelampungmu yang menunggu dengan cemas. Semua bulir laut, plankton-plankton kecil, dan rumput laut yang menjuntai menyampaikan pesan yang sama. "Dia tak berani menghadapi luasnya samudra. Dia tak berani bertemu dengan pelampung-pelampungnya yang lain. Dia tak berani menghapus jejak rasa bersalah yang dia tinggalkan di daratan. Sebaiknya kau berhenti mengulurkan tangan karena dia tengah merajut pelampung barunya."<br />
<br />
"Tapi tak ada tanda apa-apa. Dia begitu lembut menggiringku menatap indahnya samudra. Dia masih membelaiku beberapa menit lalu, bahkan dia masih mengirimkan bahasa cintanya? Apa yang terjadi?" Tapi tak ada yang berani menjawab pertanyaan itu, tak juga bulir-bulir air laut, plankton-plankton kecil, dan rumput laut. Sampai akhirnya kau mengirimkan tali tipis bagi pelampung yang tetap menunggumu di permukaan samudra dengan cemas. "Maafkan aku....aku tenggelam dalam pekatnya rasa bersalahku teramat pekat. Apa yang terjadi adalah nyata, tapi aku....maafkan aku," ucap tali yang kau kirim dengan getaran rasa bersalah yang baru.<br />
<br />
Di bawah palung laut yang tergelap, pelampung barumu menunggu. Dengan binar-binar mata. Dengan kulit putihnya yang bersih. Dengan benih cinta yang masih tertutup rapat dan siap menetas menjadi pelampung barumu. Tapi sayang, pelampung baru ini tetap memiliki corak yang sama. Corak dari rasa dan ketakutanmu menghadapi amisnya rasa bersalah. "Akan ke mana kita saat ini," tanya pelampung barumu. "Mari menikmati kelamnya palung laut," ucapmu dengan senyum getir.<br />
<br />
Jakarta, 20-10-2010<br />
<br />
<br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><input id="gwProxy" type="hidden" /><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><br />
<div id="refHTML"></div><input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-90111230863994270392010-10-17T21:39:00.000-07:002010-10-17T21:39:05.355-07:00Fuckin Broken HeartedSetelah sebulan lebih apa yang dirasakan?<br />
<br />
<ul><li>Keringet dingin sampai seluruh baju basah karena keringatnya sebesar biji jagung. </li>
<li>Terbangun setiap 3 jam dan merasakan deg-degan tidak jelas.</li>
<li>Pikiran negatif ngga mau pergi.</li>
<li>Harus merasakan semua itu selama 30 menit - 1 jam. Alhasil, asam lambung ikut naik.</li>
<li>Berat badan turun drastis sampai ngga berani nimbang.</li>
<li>Banyak pernyataan yang justru menimbulkan pertanyaan baru.</li>
<li>Di kantor ngga fokus.</li>
<li>Di rumah maunya mematikan lampu sambil mendengar jantung yang berdegup kencang.</li>
</ul>Keadaan yang tidak mengenakkan menjelang 1 bulan kelahiran saya. Argh saya hanya mau bilang, kampret, monyet, kambing, biji, SERIBU TOPAN BADAI!!!!!<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-62340300313690575362010-10-12T02:53:00.000-07:002010-10-12T02:53:15.717-07:00RinduSaya Rindu<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
<br />
Kangen<br />
.<br />
. <br />
. <br />
.<br />
.<br />
.<br />
<br />
Ribang<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
<br />
<br />
Apakah kita menatap bulan yang sama?<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
<br />
Apakah kita merasakan hujan yang sama?<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
<br />
Apakah kita menikmati sinar matahari yang sama?<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
<br />
Mengapa begitu sulit menemukan titik-mu.<br />
Dari titik menjadi garis.<br />
Dari garis menjadi bingkai.<br />
Dan adakah kau menatap bingkai rindu yang sama?<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
.<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-73107368588873721242010-09-20T08:44:00.000-07:002010-09-20T20:36:31.946-07:00Antara Dadu dan Bunda Maria<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdlgG8FIkZSaVH4SJJ_s7B_5bspgTJYWq9y7Tuqen6EGeuQVErWyn9a-VIq-7gtRpe2nPDZDYkvroPtVGG_4C1ynlH39Q9oMPSOz91SaO-YjPa0_Pr6Yx8gMnnJJfWiMO_54VjcA4KeqJD/s1600/virgin_mary_in_blue_fragrant_flower2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdlgG8FIkZSaVH4SJJ_s7B_5bspgTJYWq9y7Tuqen6EGeuQVErWyn9a-VIq-7gtRpe2nPDZDYkvroPtVGG_4C1ynlH39Q9oMPSOz91SaO-YjPa0_Pr6Yx8gMnnJJfWiMO_54VjcA4KeqJD/s320/virgin_mary_in_blue_fragrant_flower2.jpg" /></a></div>Saya bertanya pada sahabat baru saya, Benyamin Maengkom. Dia sering memanggil saya, adik kecil yang centil. "Mas Ben, gimana sih cara doa Novena?" Jadi sebulan lalu, dia cerita mau doa novena untuk saya. Tema doanya, biar saya dapat beasiswa dari negara Kangguru. Mas Ben kemudian menjelaskan kalau doa Novena itu adalah berdoa untuk 1 permintaan selama 9 hari berturut-turut. Cara doanya juga unik, di jam yang sama dengan intensitas berdoa yang sama. <br />
<br />
Saya tentu terharu ketika mendengar ada orang baru mau berdoa begitu khusuk untuk saya,selama 9 hari berturut-turut. Mas Ben memang orang baik, orang yang akan memberikan perhatian penuh kalau sudah mengikrarkan diri sebagai sahabat. <br />
<br />
Lalu tiba-tiba hidup saya kaya wahana Histeria. Naik ke atas dan secepat kilat terhempas ke bawah. Bahkan ketika nafas saya masih tersisa di tenggorokkan untuk di hembuskan, saya sudah nyaris terkapar di emosi paling rendah. Situasi seperti ini oleh saya dan Ita, kita sebut sebagai waktunya Tuhan bermain dadu. Karena Dia menentukan semuanya berdasarkan angka yang keluar pada kocokan dadu. Kalau angkanya bagus, ya ceritanya bagus. Tapi kalau angkanya amburadul...ya definisikan sendirilah :D<br />
<br />
Setelah berderai air mata berkali-kali, saya sadar bahwa harus berbicara dengan Sang Penentu Cerita Kehidupan. Saya berdoa sangat khusyuk dan merapal berbagai permohonan dalam pejaman mata yang dalam. Berharap sikap ini bisa dilihat sebagai permohonan untuk berhenti bermain dadu. Dan tiba-tiba saya dapat inspirasi, entah karena saya desperado atau memang penasaran, untuk bertanya kepada Mas Bento bagaimana Doa Novena seharusnya dilakukan.<br />
<br />
Sebelum cerita bagaimana ritual itu harus dilakukan, Mas Bento menggambarkan bagaiman Doa Novena bisa ada. Mulai dari mengapa harus 9 hari berturut-turut, awalan dan akhiran doa, sampai sebenarnya doa ini ditujukan kepada siapa. Mengapa 9 hari berturut-turut? Karena berdasarkan pengalaman orang-orang Katolik jaman dulu, ketika mereka berdoa 9 hari berturut-turut ternyata doanya dikabulkan. <br />
<br />
Untuk urutannya, lumayan panjang. Doa syafaat, doa Bapa Kami, Salam Maria 3 kali, doa permohonan dan terus diulang-ulang. Saya lupa-lupa ingat urutannya, tapi kurang lebih begitulah. Lalu Mas Ben, bercerita kalau sebenarnya doa ini ditujukan kepada Bunda Maria. "Kenapa Bunda Maria?" tanya Mas Ben untuk menarik perhatian saya. "Karena Bunda Maria adalah Ibu Kehidupan?" Saya menjawab tidak begitu yakin.<br />
<br />
Berdoa kepada Bunda Maria karena Yesus selalu mendengarkan permintaan ibuNya. Saya pun tersenyum, ternyata Tuhan ngga main dadu. Kita cuman perlu akrab dengan Ibunya ;D Hihihihihi ini hanyalah pemikiran saya. Pemikiran orang yang selalu kritis kalau ngomongin Tuhan. Tapi lucunya, saat begitu banyak masalah menghampiri, saya hanya membantin,"Tuhan kayanya lagi kangen banget ya? Saking udah lama kita ngga ngobrol, gw dikasih masalah silih berganti tanpa kenal jeda. Jadilah saya selalu berbicara dengan Dia belakangan ini.<br />
<br />
Dan ketika saya bertanya-tanya doa apa yang paling efektif, tak ada yang bisa menjawab. Tapi seorang sahabat bercerita, "Gw kalau lagi galau dan ngga tau mau berdoa apa, yang keinget cuman Doa Bapa Kami. Gw berdoa itu dalam hati kaga berhenti sampai benar-benar dapat jawaban." <br />
<br />
Akhirnya saya sadar, doa kaga ada rumusnya karena itu bersifat personal. Tapi ketika bicara mengenai doa yang mencakup semuanya, saran teman saya itu masuk akal. Doa Bapa Kami memang paling lengkap. Jadi kalau masih-masih mencari cara paling efektif menggoda "putusan" Tuhan melalui Doa, Novena menampilkan sisi ketekukan dalam berdoa. Kesungguhan dalam meminta sesuatu kepada yang punya segalanya. Sedangkan doa Bapa Kami, mewakilkan kepasrahan seseorang ketika meminta, mengucap syukur, dan memuji Sang Pemilik Kesempurnaan. Jadi pada prinsipnya kedua doa ini bisalah dipilih untuk diterapkan, sesuai kepribadian kita aja :D<br />
<br />
Dan atas nama kesempurnaan, saya berdoa :<br />
<br />
Our Father, who are in heaven, <br />
Hallowed be Thy Name,<br />
Thy Kingdom come, <br />
Thy will be done, on earth as it is in heaven.<br />
<br />
Give us this day, our daily bread<br />
and forgive us our trespasses as we forgive those who trespass against us<br />
and lead us not into temptation<br />
but deliver us from all evil.<br />
For Thine is the Kingdom, <br />
and the Power, <br />
and the Glory, forever<br />
Amen.<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-37903326281441440712010-09-15T00:41:00.000-07:002010-09-15T00:41:34.594-07:00Berbicara dalam Keheningan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH44lkvEXEtgCj2jxx26sWYl1CPPPb0GYDICJVMq_sshczc2m8KAqv1iJyiYLZFdy7mXZmNF_l0HZGHn9KCyo2JGAYiFQqXxyZ2jqVrwn3heoTmX1TGq5wW5Cz0xvqx9nhdAp-Kf4gAySU/s1600/220px-Eternal_sunshine_of_the_spotless_mind_ver3.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH44lkvEXEtgCj2jxx26sWYl1CPPPb0GYDICJVMq_sshczc2m8KAqv1iJyiYLZFdy7mXZmNF_l0HZGHn9KCyo2JGAYiFQqXxyZ2jqVrwn3heoTmX1TGq5wW5Cz0xvqx9nhdAp-Kf4gAySU/s320/220px-Eternal_sunshine_of_the_spotless_mind_ver3.jpg" width="215" /></a>Begini toh rasanya patah hati, gamang, menguraikan berton-ton air mata, memutar semua peristiwa yang pernah dilalui sambil mencoba menemukan di mana letak salahnya. Saya belum pernah patah hati, karena dulu-dulu saya belum pernah officially in a relationship. Apa memang seharusnya saya setia dengan hubungan tanpa status aja ya? Ah tidak, saya tidak pernah menyesali apapun yang terjadi. Yang terjadi biarlah terjadi, ini semua sudah tertulis. Dan rasanya saya sudah menjalani dengan baik. <br />
<br />
Ini pengalaman patah hati yang pertama, officially broken heart. Jadi saya masih bingung apa yang seharusnya saya lakukan. Ada yang bilang, memutuskan hubungan itu harusnya datang dari kedua belah pihak. Karena ketika memilih untuk berhubungan kan yang menjawab pilihan juga dua belah pihak. Tapi ada juga yang bilang, be free Priska and be strong. It's his lost not yours.<br />
<br />
Hmmmm....kata-kata yang terakhir terdengar heroik ya. Girl power. Tapi jujur saat ini saya tidak mengerti apa yang harus saya pilih. Maksud saya, sikap saya. Bagaimana saya harusnya saya bersikap. Yang ada di kepala saya saat keputusan itu dijatuhkan, saya butuh waktu sendiri. Saya butuh berbicara dalam keheningan. Tapi emosi saya tak mau diajak kerja sama. Maunya konfrontasi mulu. Mintanya penjelasan mulu, karena yang melintas adalah sekumpulan pertanyaan "Kenapa...kenapa...kenapa?"<br />
<br />
Seorang teman mengingatkan saya untuk berpuasa. "Lu selalu melakukan itu ketika harus mengambil keputusan penting dalam hidup Lu. Itu bikin lu sadar." Hmmm...bener juga...setidaknya emosi saya yang meletup bisa diam dengan sendirinya. Alhasil saya berpuasa.<br />
<br />
Saya bilang sama Sang Sahabat, oke hari ini kita puasa ya. Kita lihat seberapa tenang menghentikan mulut untuk mengunyah dan minum ini bisa meredam emosi. Sang Sahabat bilang, "Ngapain Lu puasa? Ngerayu Gua?"<br />
<br />
Saya jawab, "Buat apa Kau dirayu. Kita kan sama-sama kenal tukang dadunya. Masih suka main dadu kan?". Saya pun berseloroh kepadaNya. "Oke, kita puasa. Tapi bukan berarti lu akan berhenti memikirkan semuanya," Dia cuman mengingatkan. "Iya," jawab saya lirih.<br />
<br />
Setelah itu apa yang orang patah hati lakukan? Saya masih tidak tahu. Akhirnya saya memilih untuk menjauh dari peradaban. Memilih tempat yang intelek untuk menyendiri. Eh tempatnya tutup, sial ternyata alam sedang tak tahu kalau saya sedang berpuasa. Atau jangan-jangan mereka tahu ya? Anyway, saya bengong di halte. Memikirkan ke mana lagi saya harus pergi.<br />
<br />
Oke tempat yang biasa saya datangi di malam hari. Menikmati gelas dengan pinggiran garam. Tapi kan saya puasa, masa saya ngga mesan apa-apa ke sana? Ah biarin aja kita pesan dan tidak kita makan ;D<br />
<br />
Segelas jus jeruk, sebotol aqua, berdiri rapi di depan saya. Dan sebentar lagi saya akan memesan makanan. Lagi-lagi bukan untuk disentuh. Bangku-bangku rotan dan kayu yang dijejer rapi oleh pelayannya masih kosong. Saya bahkan menjadi saksi bangku-bangku ini disusun rapih. Karena saya datang saat mereka belum buka, saya duduk dengan manis. "Maaf ya Mba, kita belum buka," ucap salah satu pelayannya. Ini bukan pelayan yang biasa saya temui, Mas Deden. Mungkin dia shift malam. Kalau Mas Deden yang melayani pasti dia akan bilang, "Yakin ngga mau satu jug?" Tapi untung sih bukan Mas Deden, bingung saya nanti menjelaskannya gimana.<br />
<br />
Saya hanya membalas dengan tersenyum, "Ah ngga papa mas. Saya tunggu, santai aja." Tiba-tiba saya tersadar, saya tersenyum. Senang rasanya bisa tersenyum.<br />
<br />
Setelah pagar kecil dengan hiasan anggur tiruan itu terbuka, saya memilih bangku rotan yang dekat dengan stop kontak. Yah demi si laptop ini, karena saya harus memantau situs yang saya kelola. Maklum kita buruh kasar, jadi kerja hukumnya wajib. Btw, orang patah hati kerja ngga ya?<br />
<br />
Usai memesan minuman yang sampai sekarang tidak saya minum-minum, saya hanya memejamkan mata. Antara ngantuk dan ingin tenggelam dalam kegelapan. Saya berbicara lagi dengan Sang Sahabat, "Trus kalau udah di sini kita ngapain? Nangis? Marah-marah? Atau diem aja?" Dia menjawab, "Tarik napas aja dulu, baru mikir lagi."<br />
<br />
Kami menarik napas. "Masih sesak," ucap saya lirih. "Iya, Saya tahu," balasNya bijak. "Sampai kapan ya harus merasakan ini semua?" tanya saya memulai pembicaraan. "Saya ngga tahu, jalani aja nanti juga ada titik akhirnya." "Tidak membantu," jawab saya menggerutu. Dia bilang,"Lah Gua kan cuman nemenin bukan untuk memberikan jawaban."<br />
<br />
Tiba-tiba Sang Sahabat bilang,"Eh inget film yang dimainin Kate Winslet bareng Jim Carey?" Saya hanya bengong. "Itu loh film soal menghapus ingatan?" Dia semakin memaksa. "O...ya...ya...inget, kita pernah nonton bareng film itu. Ah ngapain diingetin sih? Bener-bener ngga membantu deh?" saya semakin kesal. "Iya, iseng aja, kalau mesin penghapus ingatan itu benar-benar ada, mau?" tanyaNya serius. Benar-benar serius.<br />
<br />
Saya speechless...diam benar-benar diam. Yang saya lakukan berikutnya adalah mengingat bagaimana jalan cerita film itu. Ya film yang bercerita dua karakter yang berbeda jauh. Perempuannya tipe yang sangat ceria dan bebas dalam memandang hidup. Sedangkan laki-lakinya terbilang kaku. Ah saya tiba-tiba teringat dia pernah berucap betapa karakter perempuan itu menggambarkan saya dan dari sana panggilan Tangerine berasal. Saya malas meneruskan ceritanya. Saya kutip dari Wikipedia, mudah-mudahan membantun :<br />
<br />
<br />
Emotionally withdrawn Joel Barish (Jim Carrey) and unhinged free spirit Clementine Kruczynski (Kate Winslet) strike up a relationship on a Long Island Rail Road train from Montauk, New York. They are inexplicably drawn to each other, despite their radically different personalities.<br />
<br />
Although they apparently do not realize it at the time, Joel and Clementine are in fact former lovers, now separated after having spent two years together. After a nasty fight, Clementine hired the New York City firm Lacuna, Inc. to erase all her memories of their relationship. (The term "lacuna" means a gap or missing part; for instance, lacunar amnesia is a gap in one's memory about a specific event.) Upon discovering this, Joel was devastated and decided to undergo the procedure himself, a process that takes place while he sleeps.<br />
<br />
Much of the film takes place in Joel's mind. As his memories are erased, Joel finds himself revisiting them in reverse. Upon seeing happier times of his relationship with Clementine from earlier in their relationship, he struggles to preserve at least some memory of her and his love for her. Despite his efforts, the memories are slowly erased, with the last memory of Clementine telling him to "Meet me in Montauk".<br />
<br />
In separate but related story arcs occurring during Joel's memory erasure, the employees of Lacuna are revealed to be more than peripheral characters. Patrick (Elijah Wood), one of the Lacuna technicians performing the erasure, is dating Clementine while viewing Joel's memories, and copying Joel's moves to seduce her. Mary (Kirsten Dunst), the Lacuna receptionist, turns out to have had an affair with Dr. Howard Mierzwiak (Tom Wilkinson), the married doctor who heads the company—a relationship which she agreed to have erased from her memory when it was discovered by his wife. Once Mary learns this, she steals the company's records and sends them to all of its clients.<br />
<br />
Akhir dari ceritanya sengaja saya tidak tampilkan, mmmm...alasannya....Saya butuh waktu untuk berpikir. Karena ini film dan film akhirnya selalu bahagia, sedangkan yang saya jalani adalah kehidupan nyata. Jadi kita tenangkan pikiran dan emosi dulu. Saya melirik Sang Sahabat, "Iya kita tenangkan diri dulu. Semuanya terjadi begitu cepat dan itu sama seperti sedang berlari. Itu kenapa yang perlu kita lakukan adalah beristirahat dan mengatur napas dengan baik," ucapnya seraya menawarkan pelukan hangat. Saya memeluk Sang Sahabat dalam pembicaraan hening ini. Ah terharu, berbicara dalam keheningan selalu membuat keharuan. "Sudah ayo kita pindah tempat lagi, kita cari tempat berkontemplasi yang baru," ajakNya seraya mengulurkan tangan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Jadi cukup untuk hari ini. <br />
<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-54356802710460523432010-09-14T02:42:00.000-07:002010-09-14T02:42:45.046-07:00It's Your Lost Not MineHmmm...sepertinya saya memang lagi naik wahana Histeria. Sesaat berada di ketinggian 60 meter dan sekarang jatuh hingga 20 meter. Luar biasa.<br />
<br />
Speechless. He was so sweet to pick me at my office asking for lunch together. And he said that his lost so need a break. Trying to convince him that his not alone. I'll be on his side to conquer all of this obstacles, but the only thing he said just..."I don't know. I'm afraid to hurt you again. I have cheated on you?" Please find another reason just stop running from your fears. Stop being a quitter, be a fighter!!! You are to old to be like that. Time is clicking and all you do just running from your fears? Sorry to say, fears will hunt you where ever you go.<br />
<br />
Dan seorang sahabat saya hanya bilang, "Well Pris, it's his lost not yours. Why have to fight for him." Walaupun sebenarnya ngga mudah untuk menghapus semuanya, tapi apa yang dikatakan teman saya ada benarnya juga. It's his lost not mine. <br />
<br />
Mudah-mudahan berhasil menemukan kepercayaan diri untuk menghadapi rasa takut ya. Karena believe me, rasa takut itu ngga akan hilang kalau bukan kamu yang ngalahin sendiri. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-39654754329612772902010-09-13T06:10:00.000-07:002010-09-13T06:12:26.895-07:00Si Pencinta HidupSekarang saya punya tempat <i>nongkrong</i> baru, bisa melihat matahari terbenam di tengah-tengah kota Jakarta! Dan kemarin, dengan seorang sahabat saya menikmati warna jingga itu menyusup masuk garis katulistiwa. Indah sekali.<br />
<br />
Saya dan sahabat saya itu mengira bisa menikmati proses tenggelamnya matahari dalam hitungan jam, tapi ternyata hanya dalam hitungan menit. Iya menit, karena cepat sekali matahari yang bulat besar berwarna jingga itu menghilang dari langit Jakarta.<br />
<br />
Tahu apa yang indah dari sunset atau proses bergantinya siang ke malam itu? Warna jingga yang kuat terasa tidak menusuk mata, lembut sekali. Dan warna jingga ini selalu memberikan aura tersenyum, karena kayanya ngga pas banget kalau kita lihat matahari tenggelam sambil marah-marah. Yang ingin kita lakukan ketika mengantar matahari itu pergi ke peraduannya adalah tersenyum dan itu yang saya lakukan bersama sahabat saya.<br />
<br />
Demi matahari berwarna jingga yang bulat sempurna itu, kami menopangkan dagu dengan kedua tangan. Menatap matahari dari tembusan kaca dari mall mahal di Jakarta. Seiring meninggalkan garis katulistiwa, pala kami ikut bergeser, karena posisi duduk kami membuat kami harus melakukan itu agar nikmatnya sempurna. Sampai pada waktunya matahari itu menghilang yang ada tinggal semburat jingga yang meninggalkan salam perpisahan. "Yah kok udahan sih," itu yang terlontar dari mulut kami berdua. Momen yang indah.<br />
<br />
Lalu sahabat yang sudah bersama saya sejak kuliah ini, saya pun mulai meracau. "Lu tau ngga, matahari terbenam itu disukai banyak orang kenapa?" "Ngga," jawab sahabat saya sambil menatap sisa-sisa matahari. "Karena auranya positif. Dan lu bisa lihat, betapa matahari yang sangarnya setengah mati kalau jam 12 siang, bisa begitu lembut ketika menutup hari. Udah gitu, meskipun tugas dia kelar hari ini, tapi dia akan selalu mengingatkan orang untuk menikmati detik-detik terakhirnya besok."<br />
<br />
Setelah panjang lebar berteori, sahabat saya cuman bilang. "Ho oh." Tapi rupanya dia tidak mau kalah, dia pun mulai meracau. "Lu tau ngga, kenapa gua selalu salut ngeliat lu?" Saya...ya saya kaget lah. "Nih orang ngapa jadi ngomongin gua sih," dalam hati saya nyerocos. Tapi saya sok cool balasnya,"Kenapa lu ngomong gitu?"<br />
<br />
Mulailah dia bercerita. Jadi sewaktu kami sama-sama kuliah di Jurnalistik Fikom Unpad, dia pernah mimpi saya melakukan bunuh diri. Dia panik dan di kampus dia langsung mencari saya. Dia cerita dengan penuh semangat sambil pucat pasi. "Gua mimpi lu bunuh diri. Gua kaga inget gimana persisnya lu bunuh diri, pokoknya lu bunuh diri dah." Hahahahaha kalau diinget sekarang lucu ya.<br />
<br />
Trus saya jawab dengan santai," Wahai Ita sayang, gua ngga bakal melakukan itu. Karena gua sangat mencintai hidup. Itu kenapa, bunuh diri kaga ada di kamus gua." Dan teman saya pun lega, akhirnya dia punya jawaban bahwa itu hanya mimpi. "Semenjak itu gua kagum sama lu. Elu adalah orang paling positif di dunia yang pernah gua temui," ucap dia sambil mendelikkan matanya.<br />
<br />
Mendengar dia bercerita begitu, saya malah kagum dengan saya yang diceritakan Ita. Wow saya keren ;D Bukan...ini bukan tulisan untuk menarsiskan diri. Tapi saya jadi berpikir lagi, kenapa saya bisa yakin kalau saya mencintai hidup. Padahal kata Ita, hidup yang kita jalanin ini ibarat permainan dadu Tuhan. Oiya, saya pernah surat-suratan sama Ita ngebahas bagaiman Tuhan hobi banget mainin dadu untuk menentukan hidup oranng wakakakakaka...masa-masa keemasan dah bahasannya begituan.<br />
<br />
Iya hidup memang tidak pernah memberikan warna-warna bahagia. Kaya naik wahana Histeria di Dufan. Dalam hitungan detik kita bisa diangkat hingga ketinggian 60 meter dan sekejap itu juga kita dihempaskan sejauh 30 meter. Kampret itu serem banget. Saya sudah merasakan wahana itu. Tuhan memang suka bermain dadu, tapi saya selalu bilang sama Ita, "Tenang Ta, tukang dadunya gua kenal." Setelah itu kita tertawa terbahak-bahak.<br />
<br />
Setelah acara melihat matahari terbenam di Mall yang menyediakan merek-merek mahal, Jakarta diguyur hujan lebat. Akhirnya saya memilih untuk naik taksi, toh suasana lebaran membuat Jakarta masih sepi. Di taksi, saya kembali berpikir, kenapa saya bisa begitu positif ya? Kalau saya terlalu mencintai hidup apa itu berarti saya takut mati? Padahal kalau menurut Rumi, orang yang dekat dengan Tuhan adalah orang yang rindu sekali mati. Karena kematian akan membuat mereka bisa bertemu dengan Sang Penentu Hidup.<br />
<br />
Buat saya sih, mengapa saya mencintai hidup karena setiap detik saya bisa embracing life. Matahari terbenam itu misalnya, hitungannya detik dan kita tidak tahu apa yang terjadi di detik berikutnya. Itu kenapa, kita harus memaksimalkan setiap detiknya. Maka jangan heran kalau saya dan Ita rela memiringkan kepala untuk mengantarkan kepergian matahari terbenam. Ini juga yang membuat saya sangat ekspresif, karena saya selalu berpikir, emosi adalah perasaan jujur dan momen untuk mengekspresikan itu hitungan juga detik. Jadi buat apa ditunda-tunda.<br />
<br />
Embracing life juga membuat saya akan berjuang demi apapun yang menurut saya membuat saya bahagia. Apapun! Plus proses hidup yang saya lalu memang membentuk saya demikian. Untuk menghapus pandangan sebelah mata dari keluarga besar saya terhadap saya yang tak pernah juara kelas atau berprestasi di sekolah, saya berjuang mati-matian biar keterima di Universitas Negeri. Demi sebuah cita-cita menjadi seorang penulis, saya berani melawan ayah saya dan bilang saya mau ambil Jurusan Jurnalistik.<br />
<br />
Dan atas nama idealisme, saya pernah rela nganggur 6 bulan lebih demi bekerja di media. Walaupun pada akhirnya saya kerja di bank, tapi saya tak pernah berhenti mengejar cita-cita saya. Saya mengirimkan tulisan dan dimuat, sampai akhirnya saya diterima bekerja sebagai wartawan. Hidup terlalu sempurna untuk disia-siakan, demikian juga mimpi-mimpi saya. Jadi jangan heran kalau saya jadi keras kepala, karena saya akan selalu fokus dengan apa yang sudah saya patrikan di kepala saya. Itu konsistensi saya untuk mencintai hidup, memperjuangkan pilihan yang menurut saya tidak sekadar membuat saya bahagia tapi juga menyempurnakan hidup saya.<br />
<br />
Jadi nanti ketika Pemilik Hidup bertanya kepada saya, "Apa saja yang kamu nikmati selama kamu hidup di dunia, wahai kamu anak pemberontak?" Oke ini saya dramatisir sedikit biar heboh ;D Lalu saya akan menjawab, "Banyak. Banyak sekali yang sudah saya nikmati dan saya menikmatinya dengan berjuang penuh dengan segala risiko yang ada dan kegagalan yang saya terima bulat-bulat. Sebulat saya mengamini keberhasilan saya." Yah saya ngga tahu sih, apa jawaban seperti itu diterima atau tidak. Tapi setidaknya saya tidak akan mati penasaran mengenai bagaimana definisi menikmati hidup itu seharusnya.<br />
<br />
Ya saya bukan superwoman yang bisa dengan cepat mengganti tanggis dengan senyuman. Ada juga kok masanya saya terpuruk dan merasa orang paling sial sedunia. Tapi saya selalu berusaha mencari cara untuk bangkit. Selama saya masih dikesempatan untuk hidup dan menjalani prosesnya, berarti saya masih dikasih kesempatan dan kepercayaan untuk sampai pada cita-cita saya, sesuatu yang saya yakini.<br />
<br />
Seorang sahabat saya yang lain, Nida, pernah bilang, kalau saya selalu cepat meninggalkan kesedihan. Walaupun setelah itu saya SMS dia untuk minta dihibur. Iya proses jatuh bangun itu ngga pernah enak, menguras tenaga, emosi, dan memisahkan kita dari kemampuan berpikir objektif. Padahal untuk menyelesaikan masalah kita perlu objektif. Ini yang akan membuat kita bisa see the big picture dan menemukan jalan keluarnya. Bahkan saya tak jarang saking sebelnya menghadapi masalah, saya menggugat Tuhan. Kurang ajar mungkin, tapi saya percaya ada komunikasi spesial antara Dia dengan saya. Saya sih percaya kalau Dia sangat mengerti bagaimana fluktuasi emosi saya, pada akhirnya kami selalu berdamai dan menjadi sahabat baik.<br />
<br />
Saya tidak akan menyesal atas setiap pilihan yang saya ambil. Apapun risiko dan bagaimanapun hasilnya, berhasil atau gagal, saya hanya perlu nyoba lagi sambil memperbaiki strategi. Itu kalau pilihan ternyata membuat saya gagal, namun saat situasinya berhasil, saya akan tetap belajar. Belajar untuk menyerap energi positif apa yang saya keluarkan ketika itu. Proses, itulah hidup. Semuanya berproses dan ketika kita bisa menikmati prosesnya setiap detik, rasanya tak ada yang kurang sempurna dari perjalanan hidup. Dan kalau mau diperhatiin, mendekati ulang tahun saya, naik-turun emosinya pasti datang berurutan. Saya selalu merasa Sang Penentu Tanggal Lahir saya ingin mengingatkan, ulang tahun jangan sekadar tiup lilin.<br />
<br />
Itu kenapa, saya selalu menanti-nanti hari ulang tahun. Selain menunggu hadiah ;D Saya juga menantikan bersama Pemilik Hidup, pelajaran apa yang kita simpulkan setahun kemarin dan pelajaran apa yang akan kita dapat dipertambahan umur yang ada di depan mata. Jadi sebagai pencinta hidup, saya akan merindukan momen-monen matahari meninggalkan jejaknya sambil menitipkan pesan,"Besok kita ketemu lagi ya Pris," melalui semburat jingga yang positif yang ditinggalkan. Ah indahnya hidup. Selamat menikmati, jangan lupa, sepersekian detik banyak sekali maha karya hidup terjadi dalam perjalanan waktu kita.Yuk kita nikmati bulat-bulat ;D <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-84189264396653854402010-09-12T06:29:00.001-07:002010-09-12T06:29:03.522-07:00Kembali MengudaraOke judulnya terinspirasi dari tagline RRI,"Sekali di udara tetap di udara." Alah-alah. Jadi ceritanya begini, beberapa hari lalu, saya coba untuk 'mengunci' blog saya. Alasannya...saya butuh mengalihkan pikiran saya. Tak hanya blog tapi juga Facebook. Tapi setelah dipikir-pikir, kayanya aksi ini bukan saya banget ya. Saya kan orangnya ekspresif dan sangat terbuka. Blog adalah salah satu media untuk mengekspresikan diri. Itu artinya rumus silogisme dari situasi ini adalah saya mengunci blog untuk membatasi diri saya. <br />
<br />
Setelah dijalani 2 hari, saya malah tidak suka. Karena saya suka menjadi jujur dengan ekspresi saya. Jadi dengan kesadaran penuh, saya kembali membuka blog ini. Yah sesuai tagline-nya RRi, sekali di udara tetap di udara ;Dbutterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-76962779450164738822010-09-09T03:21:00.001-07:002010-09-09T04:38:53.944-07:00Ketetapan Hati<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlEBkc9etyDYPkFpE_6q61NxfOTyz0Ti4EEcGf8YHuEKyCxvQSVJeQfrMNF-wQNyjB-ow1uK127dJGMBdWtNosAmRyMNrXMVD9uaFChoDtqNf_-AQlYq5C9xRZQMtp_bfhHTNXhyphenhyphenAgPCJ/s1600/Image018.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlEBkc9etyDYPkFpE_6q61NxfOTyz0Ti4EEcGf8YHuEKyCxvQSVJeQfrMNF-wQNyjB-ow1uK127dJGMBdWtNosAmRyMNrXMVD9uaFChoDtqNf_-AQlYq5C9xRZQMtp_bfhHTNXhyphenhyphenAgPCJ/s200/Image018.jpg" width="200" /></a></div>Buku The Alchemist sebenarnya bukan hanya bicara mengenai legenda pribadi. Karena kalau direnungin dalam-dalam, buku Paolo Coelho juga bercerita tentang ketetapan hati. Seberapa sering sih kita mengambil keputusan dari proses panjang perbincangan dengan hati, diri kita sendiri. Jarang mungkin, sampai benar-benar keputusannya merupakan bagian dari proses hidup yang penting. Padahal saat kita menyertakan yang namanya ketetapan hati, kita memasukkan sebuah terminologi yang dalam, yaitu KEYAKINAN.<br />
<br />
Dan kalau sudah bicara soal keyakinan, maka kita berbicara sesuatu yang bersifat surereal. Sesuatu yang tidak bisa digambarkan dengan kasat mata tapi menyertakan kesadaran kita sebagai manusia. <br />
<br />
Belakangan saya sering mendengar terminologi ketetapan hati itu. Entah kenapa, terminologi itu membawa saya pada sikap religius.Saya bilang kepada pemilik hidup, bahwa apa yang saya rasakan, bukan sekadar euforia anak muda yang kerjanya mau melawan pemikiran tradisional sekitar. Lagi-lagi ini mengenai keyakinan atau ketetapan hati. Dari awal saya sudah menetapkan hati dan saya percaya tak ada ketetapan hati yang tidak didasari oleh kepercayaan pemilik hidup untuk memilih ketetapan hati tersebut. <br />
<br />
Maka beberapa minggu ini saya berdoa. Benar-benar berdoa. Sama seperti Santiago minta diantarkan pada piramid yang telah tinggal dalam alam sadarnya. Santiago mengorbankan segalanya. Hidupnya, pekerjaanya, kenyamanannya demi menjadikan ketetapan hatinya menjadi sesuatu yang nyata. Karena bagi Santiago, kita hidup demi membuat kenyataan hidup sebagai wujud ketetapan hati, bukan sekadar impian yang di simpan dalam bantal setiap kali tidur pulas.<br />
<br />
Saya percaya, ketika saya diminta untuk membuat satu ketetapan hati, maka sebenarnya, Sang Penunjuk Keyakinan mempercayai saya untuk berjuang mewujudkan ketetapan hati tersebut. Itu kenapa, dari hari ke hari saya percaya ini bukan sekadar menjalani rutinitas untuk mencintai seseorang tapi lebih dari itu. Saya dipercaya untuk berketetapan hati mencintai dia dengan tulus. Saya akan berjuang demi apa saja untuk menjadikannya kenyataan. Ini bukan euforia dan bukan wujud perlawanan. Tapi lebih kepada ketetapan hati yang dibalut keyakinan dari Sang Khalik. Dan saya berdoa setiap saat dalam setiap tarikan napas untuk mengantarkan kita pada kenyataan dari sebuah ketetapan hati. Piramida itu sudah di depan mata. Sepertinya tak ada alasan untuk tidak mendekati. Mari kita saksikan betapa nyatanya piramida kita.<br />
<br />
Dengan segala kerendahan hati, terima kasih Pemilik Hidup untuk terus menguatkan keyakinan saya atas piramida yang mulai terlihat. Terima kasih<br />
<input id="gwProxy" type="hidden" /><!--Session data--><input id="jsProxy" onclick="jsCall();" type="hidden" /><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-29470407258509061482010-09-08T08:35:00.001-07:002010-09-08T08:35:53.481-07:003 Kata Pembebas KekhawatiranSaya hanya ingin bilang,<br />
"Thanks God. Kesabaran itu memang selalu indah." <br />
Ini ekspresi atas terucapnya 3 Kata luar biasa.<br />
Rasanya senang sekali.<br />
Ayo kita berjuang menghadapi semua 'kabut' di depan mata.butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-33631683099803812772010-09-03T08:20:00.000-07:002010-09-03T08:25:10.152-07:00I Miss YouRindu sekali menatap matamu yang lembut.<br />Rindu sekali melihat wajahmu yang malu.<br /><br />Apa yang terjadi padamu hari ini?<br />Apakah kegelisahanmu?<br />Apa yang tengah menutupi auramu?<br />Apakah kemuramanmu?<br /><br />Adakah rasa rindu untukku?<br />Adakah terselip senyum untukku?<br />Adakah sentuhan tanganmu untukku?<br /><br />Aku hanya rindu...<br />Rindu kamu sayang...<br />Jika saja hanya 10 menit bisa menghadirkanmu<br />Aku akan lakukan apa saja demi 10 menit itu.<br />Sebab katanya, 10 adalah angka kesempurnaan.butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7926431777930581672.post-13856782856559121962010-09-01T20:58:00.000-07:002010-09-01T21:28:13.315-07:00Merindukan Pelangi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS6YEdG5BAW5NLu6F-sbIBcssfvbMi8VWLr__p0TkUdV1w0n_4L6c_tPjboUpP2D4boX4rBDcT9SSk4ftD-VMmbKHiVgsqfngQxHvkbOLlDDSUtpIUix7aG1NVBJ1saGWo7ICg9vj5o0G0/s1600/butterfly+rainbow.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 128px; height: 171px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS6YEdG5BAW5NLu6F-sbIBcssfvbMi8VWLr__p0TkUdV1w0n_4L6c_tPjboUpP2D4boX4rBDcT9SSk4ftD-VMmbKHiVgsqfngQxHvkbOLlDDSUtpIUix7aG1NVBJ1saGWo7ICg9vj5o0G0/s320/butterfly+rainbow.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5512168191325199122" border="0" /></a><br />Belakangan Jakarta lagi dihampiri sinar matahari yang mendelik.<br />Tajam dan menusuk sampai ke sumsum tulang belakang.<br />Sering kali, saya berlari cepat untuk menghindarinya.<br />Atau berjalan santai sambil bergumam dalam hati, "Wahai matahari, kenapa kamu begitu bersemangat hari ini?"<br /><br />Sebenarnya kalau mau ditelisik dari sisi fungsi, sinar matahari yang bersinar cerah itu adalah benar adanya. Karena memang itu lah alasan matahari diciptakan. Tapi ulah manusia membuat lapisan penyaring sinar matahari menjadi bolong-bolong sehingga teriknya terasa seperti matahari menambahkan amunisi.<br /><br />Lalu saya berbisik dalam hati, apa sinar yang begitu menusuk pertanda hujan akan datang?<br />Setidaknya itu yang selalu dikatakan banyak orang.<br />Suhu yang meninggi membuat uap air naik ke udara membentuk awan dan menjatuhkan hujan.<br /><br />Kembali saya berbisik, jika begitu, saya berharap setelah hujan biarkan matahari tetap ada.<br />Sebab matahari akan mengundang datangnya pelangi.<br />Dan saya pun sadar, ternyata matahari ada bukan hanya untuk membuat semua orang menggerutu atas sinarnya yang menerjang kulit, tapi karena dia bisa mendatangkan pantulan warna-warna indah di awan.<br />Saking indahnya, orang menyebut pelangi sebagai waktunya para dewi-dewi mandi di bumi.<br /><br />Sebenarnya cerita matahari dan pelangi ini mewarnai cerita hidup saya sebulan terakhir.<br />Salah satu bulan terberat dalam hidup.<br />Matahari menusuk tulang saya sampai ke sari-sari terdalamnya.<br /><br />Ada dua pilihan, berlari dengan cepat untuk berteduh di pemberhentian baru.<br />Atau menghadapinya dengan tenang sambil bertanya-tanya apa yang terjadi pada matahari.<br />Mungkinkah lapisan pelindung sinarnya semakin menipis sehingga cahaya yang dulu lembut berubah wujud menjadi merah dan memanas.<br /><br />Apa yang saya pilih?<br />Saya pilih menghadapi panasnya.<br />Saya terus mencari jawaban apa yang terjadi pada sinar lembut saya.<br />Saya menelisik apa yang terjadi pada lapisan pelindung sinar.<br />Apa yang harus ditambah untuk kembali membuatnya menghantarkan kehangatan sifat matahari.<br /><br />Saya terus berusaha karena saya cukup keras kepala untuk menyerah dan berhenti di tempat teduh yang asing.<br />Saya memilih bertahan karena ketika saya menyentuh matahari, saya tahu dia masih sanggup mendatangkan pelangi.<br />Ya, saya percaya pelangi itu akan segera datang.<br />Seperti saya percaya matahari saya adalah identitas kehangatan yang melengkapi keberadaan saya.<br />Ya, kupu-kupu tak pernah indah meliukkan tubuhnya tanpa hangat sinar matahari yang membentuk siluet tarian kedua sayap saya.<br /><br />Dan inilah hasil akhirnya, saya menantikan pelangi bukan karena hujan menghapus semua jejak matahari.<br />Tapi justru karena sinar matahari mampu meneduhkan langit dengan curahan hujan dan menutupnya dengan alur pelangi yang indah.<br /><br />Jadi saya akan tetap menunggu pelangi bersama matahari.<br /><br /><input id="gwProxy" type="hidden"><!--Session data--><input onclick="jsCall();" id="jsProxy" type="hidden"><div id="refHTML"></div>butterfly menikmati duniahttp://www.blogger.com/profile/08533758710803986101noreply@blogger.com0