Thursday, October 25, 2007

Globalisasi Makanan Bayi

Pada 23 Oktober lalu gua menghadiri peluncuran produk baru dari Cerelac a.k.a bubur bayi. Ada yang lucu dari produk terbaru mereka yang mengandung prebiotik, yaitu varian rasanya. Kenapa emang varian rasanya ? Oke mereka menawarkan beras putih, apple, cranberries untuk tahap pertama. Tahap kedua ada gabungan rasa oat dan prunes. Sedangkan tahap ketiga beras merah, yoghurt dan raspberry. Coba perhatiin rasanya deh....bule semua kan? Kenapa rasa bule?

Mereka bilang varian itu dipilih karena banyak mengandung serat, jadi probiotik yang dilengkapi dengan serat tinggi. Ini membuat saluran pencernaan bayi jadi bagus. Tapi cara menjawabnya juga lucu sih, karena pihak perusahaan bilang bahwa buah-buah yang mereka pilih diakui global kaya akan serat. Hihihihihi lucu juga ya ada buah global, padahal kan bisa aja dia bilang karena produksinya masih di luar negeri ya varian rasanya masih itu. Dan tiba-tiba di kepala gua terlintas bahwa bisa aja diambil buah global untuk menggambarkan kalo produk makanan bayi yang mereka buat bertaraf internasional. "Wah globalisasi juga mengenai makanan bayi," bisik gua ke Nida (Wartawan Ethical Digest) dan kita ketawa bareng-bareng.

Produk global, dengan mutu global, dan rasa global. Apa emang kita ngga punya pilihan lain ya selain menjadi global (baca: seragam) ? Siapa sih yang pertama kali punya ide globalisasi ?

Oke mungkin pertanyaan itu harus dijawab terlebih dahulu untuk membentuk pemahaman kita atas posisi kita saat ini di wilayah global. Waktu nulis tentang eksistensi budaya lokal terhadap musik pabrik, banyak seniman dan pengamat kebudayaan yang bilang globalisasi kaga bisa ditolak. Tapi harus disiasati biar kaga terbawa arus yang bikin kita sama dengan orang kebanyakan. Apa iya, kalo kasusnya makanan bayi gimana?

Globalisasi makanan bayi, apakah terdengar keren?

No comments: