Sunday, February 28, 2010

Express your self children

Kemarin saya bersama Astried dan Ary, berkunjung ke rumah senyumpagi, menggantikan miss Ika Krismantari yang tidak bisa mengajar anak-anak asuhnya. Maklum, miss Ika lagi "memburu" ilmu di Berlin.

Selalu banyak cerita kalau main ke rumah senyumpagi. Walupun di awal-awal saya dan Athied bingung untuk mengajarkan mereka apa yang terlintas di kepala hanya mengajak mereka bermain. Jadilah disepakati untuk mengajak mereka bermain origami dengan menuliskan perasaan mereka kepada Miss Ika yang beribu-ribu kilometer jauhnya. Pesannya seperti ini :

Dear Miss Ika
We miss you so much
Come back soon
and bring us some souvenir
Best regards,
Priska

Sebelumnya saya dan Athied membolehkan mereka untuk menulis surat kepada siapapun, tapi pilihannya tetap MISS IKA :D Ekspresinya macam-macam saat dibolehkan mengganti kata souvenir dengan apapun yang mereka minta dari miss-nya.



Salah satunya Miranda, anak berambut sepundak yang pendiam ini memanggil saya sambil sedikit berbisik, "Miss...miss...bahasa inggrisnya boneka apa ya." Saya pun duduk semangat di sampingnya dan berbisik, "Yuk kita cari sama-sama di kamus." Boneka = doll. Saya kembali berbisik, "Bahasa inggrisnya doll miranda. Loh kok kita jadi bisik-bisik gini ya." Miranda pun tersipu malu mendengar kata-kata saya.

Anak kecil yang polos ini pun menulis dengan spidol besarnya :
Dear Miss Ika,
We miss you so much
Come back soon
and bring us some doll dolpin
Best Regards
Miranda

Hihiihihihiihh maksudnya boneka lumba-lumba. Tapi ntah kenapa saya tidak tega mengatakan, salah nulisnya Miranda karena gadis kecil yang manis itu sudah membalikkan kertas dengan maksud tidak ada yang ingin melihat. Is a secret rupanya :D

Tibalah waktunya melipat wish menjadi origami. Saat tahapan-tahapan melipat dilakukan dan ada yang tertinggal, mereka berteriak..."Miss...miss gimana sih." Atau, "Miss...miss...gini ya Miss." Entah mengapa panggilan untuk diperhatikan itu selalu menyimpulkan senyum di wajah saya. Cara mereka memanggil tidak akan membuat kita jengkel. Walaupun sebenarnya saya pun masih suka salah melipat kertasnya :D Tapi memang disinilah kelebihan taman belajar rumah senyumpagi, bukan hanya anak-anak yang belajar tapi miss-miss-nya pun belajar.

Tibalah waktunya kita berbicara mengenai cita-cita karena saat Ary memperkenalkan diri, dia menyebut profesinya. Ada yang mau jadi perawat, guru, dan dokter. Pertanyaan jail pun dikeluarkan oleh Athied, "ngga ada yang mau jadi wartawan ya?" Mereka serempak bilang, "Ngga..." Saya coba menggoda, "Loh kenapa? Kan enak lo bisa jalan-jalan kaya Miss Ika." Tapi tetap godaan ini tidak berhasil.

Saya kemudian mencoba profesi yang lain,"ngga ada yang mau jadi pilot ya?" Pikiran saya sederhana, karena rumah mereka dekat dengan lapangan terbang pondok cabe, pasti pernah terlintas untuk jadi pilot. Dan seorang anak yang bernama Cici pun berceloteh, "Ngga mau ah miss, nanti kalau jatuh disalahin." Hahahahahahah Cici memang selalu membuat kita tertawa. Karena Ika pernah bercerita, anak ini suka sekali angkat tangan. Sekadar angkat tangan saat miss-nya mengajukan pertanyaan. Tapi ketika Ika meminta jawaban, Cici hanya menjawab, "Au ah miss. orang cuman mau angkat tangan."

Anak-anak memang selalu punya segudang kepolosan untuk menceriakan dunia. Buat rumah senyumpagi, terima kasih untuk pelajarannya kemarin. Saya akan selalu merindukan kalian dan rasanya sejam atau dua jam tidak akan pernah cukup buat gelak tawa yang kalian berikan kepada saya. Ya, sampai sekarang saya masih mengulum senyum mengingat semua ekspresi kalian. God bless you all...nanti kita main lagi ya :D

Thursday, January 14, 2010

Utang tulisan



Duh saya penasaran dengan cerpen yang saya sedang cicil. Iya cicil, karena rutinitas kerja membuat saya kelelahan di malam hari hingga sulit untuk membuka mata dan menciptakan karakter.

Rasa penasaran saya sudah sampai ubun-ubun. Pengen tahu banget, akhirnya seperti apa. Ah siapa bilang menjadi penulis itu pekerjaan mudah...Susah loh, apalagi jika kegiatan menulis itu didasari kepuasan diri. Bukan sekedar jaminan bulan ini digaji atau tidak... :D

Duh pengen banget nulis...pengen banget cerita tentang ilalang ini menemukan klimaksnya...Padahal pacar saya sudah memodali dengan 4 seri buku Proses Kreatif Mengapa dan Bagaimana Saya Menulis. Ini buku kumpulan dari penulis-penulis terkenal yang bercerita bagaimana proses kreatif mereka. Mulai dari Pramoedya Ananta Toer, AA Navis, Budi Dharma, sampai Ayu Utami.

Ini hadiah luar biasa. Ibaratnya, pacar saya meminta mereka bercerita kepada saya bagaimana menjadi penulis hebat seperti mereka. Ah menulis, selalu menjadi kepuasan tersendiri buat saya. Dulu saya rajin menulis buku harian. Kemudian beranjak menulis puisi dan kemudian serius mempelajari teknik menulis di jurusan Jurnalistik. Hingga sekarang bekerja sebagai kuli tinta.

Sepertinya saya butuh meningkatkan skill menulis saya dengan medan yang lebih menantang :D Yah yang penting memenuhi klimaks cerpen ilalang dulu lah :D

Sunday, November 29, 2009

Simbol Ketulusan

Hari ini saya, bermain ke museum bersama taman belajar RUMAH SENYUMPAGI yang diasuh oleh Ika Krismantari dan suaminya, Kelik Wicaksono. Pasangan unik yang selalu tertawa, saya hampir ngga pernah liat pasangan ini cemberut-cemberutan.

Awalnya saya kenal Ika, dan saya percaya tidak ada sebuah kebetulan dalam hidup termasuk ketika Summer Academy 2008 InWEnt mempertemukan saya dengan perempuan berambut ikal ini. Awalnya kami hanya catting di YM untuk mengakrabkan diri. Sebelumnya saya beberapa kali mendengar cerita tentang dia dari pacar saya. Ini kemudian membuat saya membaca blognya diam-diam :D



Perbincangan awal kami adalah pada saat perjalanan ke Jerman, di dalam pesawat KLM, selama kurang lebih 14 jam! Entah kenapa saya merasa ingin bercerita banyak hal dengan istrinya Kelik ini, mungkin saya merasa "berhutang" karena sudah membaca cerita hidupnya sebelum kenal langsung dengannya di blognya.

Setelah itu, kita seperti bunyi tutup botol ketika dibuka, KLIK. Iya...kita nge-klik aja. Setiap malam kami tertawa-tawa di kamar dalam bahasa Indonesia selama di Hamburg. Cerita mengenai agama, perjalanan percintaan, sampai fantasi seksual wakakakaka...Fantasi...kayanya....kikikikikik.

Saya merasa sangat beruntung sekali, Sang Pengatur Cerita, mempertemukan saya dengan perempuan yang lahir 7 Desember ini. Pengalaman ke luar negeri pertama saya, benar-benar dipenuhi dengan petualangan! Belum lagi kami berdua mengalami kejadian yang menyeramkan akibat mabuk-mabukan di Berlin. Ya senasib dan sepenanggungan lah :D

Sedangkan untuk Mas Kelik, yang saya tahu dia sangat cinta dan romantis kepada Ika. Saya ingat betul, saat menjemput kami di Bandara Soekarno-Hatta, Mas Kelik membawa seikat bunga yang sangat cantik. Dan ketika mama saya senyum-senyum melihat dirinya memberikan bunga kepada istrinya, Mas Kelik hanya berucap, "Aku malu tadi ngasih liat ke tante, makanya tak umpetin..." Oooooo Mas Kelik, kau mencuri hatiku...loh kok :D

Semenjak perjalanan di Eropa, saya dan ika semakin dekat. Saya sayang sekali dengan dia karena dia begitu tulus ketika berteman. Sampai akhirnya dia bercerita dia punya taman belajar di rumahnya, Rumah Senyumpagi. "Karena anak-anak sering main ke rumahku, akhirnya aku bikin kelas aja. Kelas bahasa Inggris, dari pada cuman main-main doang." Begitu Ika bercerita melalui YM kepada saya. Ekspresi saya, "Wah Ika kamu baik banget."

"Kalau aku jadi anak-anak itu, pasti kamu akan jadi icon guru bahasa inggris yang cantik dan baik hati," komentar saya sambil disertai tanda senyum di YM. Dan kami pun tertawa bersama. Alhasil saya sering mendengar cerita tentang taman belajar Rumah Senyumpagi. Baik dari cerita Ika langsung atau melalui statusnya di FB. Saya iri, saya ingin menjadi muridnya Ika :D

Akhirnya dengan tanpa perencanaan, saya dan pacar saya mengunjungi Rumah Senyumpagi. Dengan bermodalkan panduan via SMS, kami pun sampai di rumah yang sangat nyaman. Saya duduk di antara anak-anak, maklum niat saya kan mau jadi muridnya Miss Ika dan Mas Kelik. Dan ada satu anak kecil yang mencuri hati saya, entah mengapa Nisa menatap saya dengan terpesona. Mungkin karena rambut saya seperti megalowoman :D

Belum lagi salah satu anak yang dengan lugu menyarankan Ika agar banyak makan garam, biar bisa hamil...hihihihiiihi. Anak-anak memang punya privilege untuk menjaga originalitas ekspresinya. Kenapa setelah besar kita jadi jaim ya?

Kunjungan impulsif ini bikin saya ingin bercengkrama lagi dengan anak-anak luar biasa itu. Dan ketika mendengar Ika akan mengajak mereka ke museum, saya berjanji untuk datang. Rasanya luar biasa, melihat tour guide keren bercerita dengan lugas tentang benda-benda bersejarah. Lugas, karena sang tour guide tidak seperti tour guide kebanyakan yang kaku dan pegawai negeri bangetlah. Tour guide yang ini trendi, pake kemeja kotak-kotak dengan syal melilit di lehernya. Saya kalau jadi anak-anak itu pasti naksir sama Mas Kelik, abis keren banget sih (gaya abg mode on).

Dan hari ini, saya lagi-lagi terpesona apa yang pasangan ini lakukan. Mereka bahkan sampai menyewa bis yang sangat nyaman untuk mengantarkan 18 anak dari Pondok Cabe sampai Museum Gajah. Dan anak-anak merasa sangat antusias mengisi titik-titik di kertas kuis yang mereka sediakan. Seingat saya dulu, setiap kali dikasih soal pas mengunjungi museum saya merasa biasa aja. Karena ya itu, tour guidenya bapa-bapa berseragam cokelat :D

Melihat bagaimana pasangan ini membagikan waktunya bersama anak-anak yang awalnya gemar mampir ke rumah mereka, rasanya luar biasa untuk bisa memiliki keinginan berbagi seperti mereka. Menangkap setiap ekspresi yang dilontarkan bebas tanpa dibatasi, beruntungnya anak-anak itu mengenal dua sosok orang dewasa yang mengajarkan keutuhan untuk menjadi diri sendiri.

Ah mereka berdua memang simbol ketulusan yang hidup yang saya temui dan nikmati. Keterbukaan mereka terhadap berbagi itu indah tidak hanya terbukti pada hubungan perteman yang belum lama saya jalani dengan mereka, tapi juga terlihat nyata melalui interaksi miss, mas, dengan anak-anaknya.

Cobalah berkunjung ke rumah Senyumpagi. Temukan seorang perempuan yang sangat mencintai hidup tengah duduk di depan pintu rumahnya yang bermodalkan whiteboard dan spidol, menulis tentang bahasa inggris yang sederhana. Tidak perlu menjadi yang terhebat di kelas ini karena Miss-nya masih suka lupa bahasa inggris dari sebuah kata dan mencarinya di dalam kamus di depan anak-anaknya.

Setelah belajar tanpa tekanan, giliran Mas-nya menciptakan permainan. Bisa jadi permainannya origami, hang man, atau ular tangga, yang pasti permainan sederhana yang membuat kita penasaran dan tertawa. Di akhir pelajaran, anak-anak akan diberi choki-choki yang didapat setelah mengantri dengan rapi. Belum puas bermain di rumah Senyumpagi, tenang saja Miss Ika dan Mas Kelik masih bisa dipanggil setiap kali kita melintasi depan rumahnya. Seperti anak-anak itu yang tidak bosan mengajak mereka bermain, "Miss besok olahraga pagi yuk." Atau, "Miss mau main dong."

Dear Ika dan Mas Kelik, makasih ya untuk pembelajaran tanpa hentinya. Taman belajar Rumah Senyumpagi selalu memberikan candu kepada saya untuk selalu datang, datang, dan bermain. Love you both so much :D