Thursday, November 13, 2008

Hidup itu Euforia

Entah kenapa, semalam, tiba-tiba teringat masa-masa SMP dulu. Tepatnya ketika memilih untuk ngefans kepada Nugie. Dengan suara yang berat, gondrong, dan bermain gitar, sepertinya cukup layak untuk saya gandrungi.

Saya beli setiap pria bernama Agustinus Nugraha itu mengeluarkan album baru. Setiap malam saya akan mendengarkan teriakan suara seraknya. Nugie yang juga seorang penyiar radio SK itu, berhasil menyihir saya untuk setia mendengarkan siarannya.

Setiap kali ada majalah yang memuat hasil wawancara dengan Nugie, saya pasti beli. Saya gunting dan kliping. Satu rahasia kecil saja, saya masih menyimpan kliping itu sampai saya kerja :D Rasanya tidak rela untuk membuangnya, hidup memang euforia.

Euforia lain adalah semangat untuk menjalani hidup dengan antusiasme. Kliping Nugie itu contohnya, antusiame menjadi selubung di kepala saya untuk mencari tahu tentang Nugie setiap harinya. Antusiasme mengajarkan saya untuk punya sesuatu yang saya cari dan harus dapatkan setiap harinya.

Dan berbicara mengenai euforia, saya bila sedang menyukai sesuatu saya akan terus mengenakannya. Contohnya baju atau aksesoris, euforia membuat saya akan mengenakannya lumayan sering. Euforia mengajarkan saya untuk nyaman dengan apa yang saya pilih. Saking nyamannya, saya termotivasi untuk membagi rasa itu kepada banyak orang. Dengan mengenakan baju atau aksesoris yang sedang saya gandrungi lebih sering, saya berharap orang lain yang melihatnya bisa merasakan spirit keindahan yang sama.

Euforia memang suatu rasa yang berlebihan dan seringnya dipersepsikan sebagai hal yang tidak masuk akal. Euforia menginduksi setiap orang dengan adrenalin, suatu zat kimiawi yang diproduksi tubuh sebagai respon keluarbiasaan. Adrenalinlah yang kemudian menekan kesadaran kita untuk berpikir masuk akal.

Saya rasa, penting untuk mempersepsikan hidup adalah euforia. Karena kita perlu adrenalin untuk merespon keluarbiasaan misteri kehidupan. Tidak ada diantara kita yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi sepersekian detik ke depan, dan perlu adrenalin untuk menghadapinya.

Dengan adrenalin, kita selalu percaya ada yang akan kita dapat dari misteri itu. Maka kita akan selalu tergerak mengumpulkan petunjuk untuk mendapatkan gambaran hidup lebih jelas. Seperti saya mengumpulkan artikel Nugie untuk mendapat gambaran tentang dia.

Dan hidup sudah pasti euforia, karena kadang kita butuh reaksi yang berlebih atas apa yang kita terima dan hadapi. Tanpa semangat ini, psilogis kita jadi kurang matang atas pembelajaran hidup. Maka menurut saya, menjadi kurang masuk akal dalam menyikapi misteri hidup yang setiap detiknya menghadang, kadang kala diperlukan. Karena seringnya kita harus bertindak spontan. Maka perlu asah insting untuk bisa bertindak spontan dengan kematangan psikologis.

Jadi hidup adalah euforia dan semakin lama kita diberi peluang untuk hidup, harusnya sudah cukup lihai untuk menata rasa tersebut. Tapi manusia tidak akan pernah berhenti belajar sampai kemudian kehidupan berakhir. Maka sebelum semuanya berhenti, selamat bereforia dan bereforialah dengan bijak karena usia ada adalah konsekuensi kematangan :D

1 comment:

Davidfern said...

wah memang hidup itu lebih indah bila kita bisa menaruh semangat didalamnya. nice article. :)