Monday, June 18, 2007

Enam Bulan

Semalem (17/6)gua ketemuan sama laki-laki yang hendak memburu berita di Bali. Sebentar banget, pengennya sih dari siang cuman karena pekerjaan yang berhasil menguras tidak hanya waktu tapi juga tenaga, akhirnya baru ketemua malam. Cuman sempat makan di Bakmi GM Sarinah, ngeliat jam...damn udah jam 8 aja. Kenapa belakangan ini malam semakin cepat datang. Rasanya masih belum sempet untuk ngomong banyak bahkan bingung mau kasih barang apa ke dia, yang bisa ngingetin dia akan gua. Ah bingung karena semuanya cepet banget berganti.

Enam bulan....bagaimana gua akan melalui setiap sabtu tanpa dia. Atau sekedar makan pecel ayam di deket rumah, atau makan di soto gebrak dekat kosannya, atau makan hoka-hoka bento kesukaan dia, atau makan soto di deket sarinah. Dan apa rasanya ke planetarium sendirian? Ah dapat dipastikan gua akan kangen banget sama penggila piano dan gitar itu? Belum apa-apa aja udah kangen dan sedih beneran. Kenapa juga semakin dia mau jalan intensitas ketemuannya semakin sempit...ah perputaran waktu bisa sangat menyebalkan kadang-kadang.

Akan ada 4320 jam yang harus dilalui untuk tetap dapat mengeliminir jarak yang kurang lebih 3.100km. AH SIAPA PERNAH BILANG LONG DISTANCE RELATIONSHIP ITU ENAK!!!!

2 comments:

Anonymous said...

memang ada teori seperti itu. gw sudah menemukan formulanya
kalau kita berharap waktu berjalan lambat maka dia akan berjalan cepat.
semakin kau memintanya melambat dia akan semakin cepat saja berjalan.
contohnya: ah, lu udah mengalaminya sendiri.
demikian pula sebaliknya, semakin lu berdoa waktu berjalan cepat, maka akan semakin terasa lamaaaaaaaaa banget.
contohnya: ingat masa sidang kompre dan skripsi???

memang Tuhan itu bekerja dengan terbalik..
hihihihihi....gila ya kalau ada hipotesa kayak gini. apa jadinya dunia

peace ah,
si malau

ephemeralbeing said...

kayaknya bakal susah internetan mahal dan kantor gak nyediain PC sendiri. tapi yang penting puisi-puisinya rumi aja ya...