Sunday, June 28, 2009

Ngambek Perdana

Setelah hampir 3 tahun berpacaran, akhirnya pacar saya ngambek juga. Well, saya ngga sengaja sih bikin dia ngambek. Cuman keadaan aja yang bikin kita jadi sama-sama sensitif dan milih untuk ngga banyak ngomong apa-apa.

Tapi ternyata dia malah uring-uringan ngga jelas dan sempet bikin panik. Diteleponin ngga diangkat. SMS pu ngga dibales. Soalnya malam sebelumnya, dia ngeluh lehernya sakit luar biasa. Saya pikir syaraf lehernya yang kejepit pasca kecelakaan itu kambuh lagi.

Pikiran jelek saya muncul, jangan-jangan dia kenapa-napa lagi. Walaupun sebenarnya, dalam hati saya ngga terlalu panik. Biasanya, kalau terjadi sesuatu dengan orang terdekat saya, perasaan ngga enak muncul tanpa alasan.

Untuk memenuhi rasa penasaran, saya pun datang ke tempatnya. Belum sampai pintu kamar kosnya, saya langsung tanya penjaganya apa dia udah keluar kamar dari pagi. "Wah belum tuh Mba." Saya makin panik, masa udah siang belum bangun. Dia ngga pernah bangun sesiang itu, saya membatin.

Saya gedor-gedor pintunya. Karena tidak ada jawaban dari dalam, saya gedor semakin kencang. Tiba-tiba pintu kebuka dan dia muncul dengan muka cemberut. "Sayang, aku ngambek." Sebel, marah tapi lucu juga liat mukanya yang kaya anak-anak gitu. Tapi saya milih nunjukkin marahnya, karena sudah dibuat panik semalam suntuk.

Well ini kali pertama dia NGAMBEK besar...nyebelin emang...tapi lucu juga sih...Asal jangan sering-sering aja ya....Karena ngambaek adalah "wilayahnya" perempuan *pembenaran mode on*

Love you sayang

Tuesday, June 23, 2009

Menantang Diri

Saya sangat menyadari kalau saya ini keras kepala, sangat keras kepala bahkan. Kalau tidak percaya, tanya saja pacar saya yang sudah berpengalaman membujuk rayu kalau saya sedang marah. Ngga cukup sejam atau dua jam merayunya, karena pacar saya sudah pernah menjajali merayu saya tidak henti sampai sehari semalam.

Ini bukan prestasi memang, saya sadar itu. Lagian mana ada perlombaan siapa yang paling bebal otaknya. Kalaupun ada, saya tidak akan mendaftarkan diri karena apa hebatnya jadi orang yang keras kepala.

Tapi setelah saya telisik-telisik, kebebalan seseorang itu lahir karena dia punya rasa penasaran yang besar. Dan dia tidak akan berhenti menantang dirinya untuk berada pada ranah penasaran kalau pihak seberang belum merasa harus mengalah. Yah ini bahasa lain dari orang keras kepala tidak mau disalahin sebenarnya. Itu kenapa dia akan menunggu sampai tahun kuda kalau perlu, agar pihak yang dihadapinya dengan "sukarela" mengalah.

Beberapa waktu lalu, saya memberanikan diri untuk menantang sekitar saya. Tapi saya gagal. Saya mengalah. Ya tidak 100 persen mengalahlah karena sekitar saya juga melunakkan persepsinya. Mereka mundur satu langkah dan saya melakukan hal yang sama. Sejauh ini sih, diri saya masih bisa menyesuaikan win-win solution yang ditawarkan tapi entah kenapa saya masih merasa harus menggenapi tantangan tersebut. Tantangan yang membuat sekitar saya kepanasan. Apa emang sudah waktunya saya bermetamorfosis kembali? Atau kempompong yang sekarang cukup tebal untuk diterobos?

Ah entahlah, saya hanya perlu menelisik kata hati saya. Apa yang sebenarnya saya butuhkan dengan tingkat kedewasaan yang semakin menua. Mudah-mudahan ada titik terangnya.