Saturday, August 16, 2008

Extreamly Chaos

Do you ever felt like alien in your own family? Well I do and it feels like hell. You feel you've been judge by your surround. So every single step you made have to be calculate. And the calculation will make you nervous.

The only thing can survive me from that is my room or bathroom. Funny how you can feel safe in that small and cold room. Sudenly, I feel safe in soaked liquid room. Its wierd coz i never feel that before and than I start questioning, am I normal or...?

Yesterday there was family gathering in my house. All my father's relative came and it is mean the talkative auts. Please pay attention for the plural verb I use in aut, its mean more than one. That will describe the burden I have to face.

Don't need one or two hour to feel the burden. Just take five minutes, one of my talk a lot aut spit her ammunition. She ask, how come I spent the saturday night alone. She just try to tease me. I just smile and try to ignore. And with her high tone voice, she said "Hey lapet (is a traditional cake so is explicit to humiliate me) why don't you answer me?." I turn arround and give her a full of anger definition plus, "Shut up.You so wierd."

They never respect me and they also thing their responsible for my life. Sometimes I just hate to realise that Indonesian has this close family bound. Coz most of the time the bound only exist to humiliate your independency. So they always treat you like 10 year old kid, with colorful ribbon on her head. Fuckin shit...i hate it so much.

I just need the cold of my bathroom. And try to figure out how to face this hesitate family bound.

5 comments:

Hermes Brahmana said...

Dear Kupu Kupu :)

Membaca kisah diatas, rasanya seperti menjalani hidup sehari - hari buatku. Tapi ku hanya bisa memberi komentar tentang melihat dari setiap sisi... dari seluruh bagian.. kemudian mencoba menempatkan diri kita pada pada bagian yang mana atau mungkin condong ke bagian yang mana. Dalam sebuah kotak coklat .. ada ruang dengan empat sudut (kecuali kalo kotaknya bulat itu lain lagi) sekarang kita berada pada sudut yang mana, atau bagian yang mana.. sebelum kemudian setiap coklat coklat itu dimakan habis... !!

butterfly menikmati dunia said...

Kepada Brahmana :

Menarik teori kotak coklatnya.Tapi gw rasa kepentingan tante gua itu cuman untuk mempermalukan aja. Kalau memang dia punya sisi coklat yang manis, kemasannya harus sepadan. Kecondongannya hanya untuk menawarkan dark coklat alias coklat pahit. Gw hanya suka gemes aja dengan keengganan mereka untuk menyadari bahwa gua bukan gadis kecil kemarin.

Seharusnya ada kesadaran untuk menghargai satu sama lain. Meskipun secara traktat keluarga dia tante gua, toh itu juga terjadi karena dia lahir lebih dulu.

Coklat emang selalu menggiurkan ketika dibungkus rapih dalam kotak yang kaku. Tapi proses menjadi coklat bukan hanya dilihat dalam kotak tapi jauh di luar kotak.

Nyambung ngga ya jawaban gua :D Ya you know lah, gua paling ngga bisa diperlakukan semena-mena. Maklum kupu-kupu yang ini butuh usaha ekstra untuk ditangkap. Itulah keindahan kodrat kupu-kupu, menjadi liar dalam keegoisan.

Hermes Brahmana said...

"ku suka dengan jawaban jawaban ini" :) membuat aku tersenyum ketika membacanya.. dan langsung terbayang " keras kepalanya" kupu kupu yang satu ini, tidak pernah berubah... setauku semenjak dianggap sebagai "domba yang hilang" oleh Kakak PAnya.:)... Menangkap kupu kupu memang tidak memerlukan kekerasan. Liar dalam keegoisan tapi tetap lunak dalam keindahan. Keindahan yang awal dan berasal dari duri duri beracun, gatal walau jarang mematikan. ah.. Indah Sekali... :) Kehidupan berkeluarga ( batak khususnya ) terkadang sangat menyebalkan... namun sifat keras dan tidak suka diperlakukan semena mena jelas lahir dan muncul dari garis darah batak itu sendiri. Paradoks, Pengekangan dan pemberontakan bercampur dalam satu darah yang menciptakan orang orang pemberontak sekaligus orang orang penindas.... Seperti proses pembuatan coklat..bentuk asli coklat yang sangat pahit dicampur dengan manisnya gula atau madu menyatu membentuk cinta yang sebenarnya. Tak terpisahkan..... Coklat, Batak... Kupu Kupu... INDAH SEKALI !!!

butterfly menikmati dunia said...

HAHAAHHAHAHA....Kau ini Brahmana...domba yang ilang, gosh that moment liberate me and made me the way I am right now...wild and radical :)

Hahahahaha...(mungkin) benernya juga tuh sifat keras dan tidak mau diperlakukan semena-mena. Anyway, saya tetap tidak mau terlalu kolot untuk menelan bulat-bulat garis darah itu...

tertawalah said...

Ikut nimbrung ah...
menurut gw, kalau bukan kita sendiri yang memperjuangkan harga diri kita, lalu siapa lagi? :D
Keep fighting girl..