Monday, January 26, 2009

Long distance again





Pacaran jarak jauh atau long distance zaman sekarang memang lebih mudah, thanks to the technology. Tapi rasanya selalu ngga enak untuk berada di bentangan ribuan kilometer. Maklum saya perempuan yang menikmati ketika dimanja pacar saya :D

Ini memang bukan pengalaman kali pertama kami pacaran jarak jauh. Kurang lebih dua tahun lalu, selama enam bulan saya memanggil pacar saya 'Bang Toyib', karena dia harus meliput berita di Bali. Dan tahun kemarin, saya hampir tiap hari menerima sms kangen luar biasa selama sebulan dari pacar saya yang di Jakarta, sedangkan saya di Jerman.

Dua pengalaman itu memang bisa jadi guru untuk hubungan jarak jauh selama tiga bulan. Kesayangan saya harus mengikuti pelatihan di negara pengeruk pasir pantai Indonesia. Iya sih kali ini ngga selama waktu dia ke Bali atau sejauh waktu saya ke Jerman. Tapi rasanya tetap ngga mudah.

Saya inget betul sewaktu mengantar dia ke bandara sebelum terbang ke Bali, saya nangis sejadi-jadinya waktu dia boarding. Saya telepon dia tanpa bisa bersuara, cuman sesenggukan aja. "Kamu mau aku keluar lagi yang?" dia lembut banget ngomongnya. Cara dia menenangkan saya sebenarnya yang ngangenin.

Dan seminggu sebelum berangkat ke Jerman, pacar saya kecelakaan motor. Ini bikin saya tambah sedih, karena saya tidak bisa menemani dia terapi untuk syaraf lehernya yang kejepit. Selama seminggu itu, dia juga merasa sedih karena bakal sendirian pascakecelakaan. Pacar saya parnoan, maka ketika saya bisa menghilangkan keparnoannya dari jarak jauh, bener-bener ngangenin.

Beberapa hari lalu, saya dan dia mengucapkan berkali-kali betapa kami saling menyangi satu sama lain teramat sangat. Kata keterangan berkali-kali menunjukkan betapa kami sangat menyadari bahwa terpisah ribuan kilometer, tidaklah mudah. Karena, kami terlalu nyaman saat bersamaan dan rasanya tidak sempurna kalau tidak berdekatan.

Untuk menciptakan kenyamaan jarak jauh, pacar saya menyarankan agar saya menulis puisi-puisi Jalaluddin Rumi setiap harinya di blog ketika dia harus enam bulan di Bali. Tapi saya hanya memberikannya beberapa, karena saya lebih suka telepon-teleponan berjam-jam. Ini membuat biaya telepon kami membengkak. Dan sewaktu saya ke Jerman, setiap hari bisa lebih dari sepuluh sms saya kirim untuk menghadirkan dirinya dekat saya. Lagi-lagi, ini membuat bayaran telepon saya sampai Rp 1 juta!! But it worth it :D plus dia ikut menyumbang kok hihihi.

Selain berkali-kali mengucapkan betapa kami saling mencintai, kami juga bilang "Jangan nakal-nakal ya sayang." Ini biasa diucapkan sambil tersenyum biar senyum saya terpatri di kepalanya setiap kali melihat perempuan berbaju merah. Atau ketika dia mengatakan kalimat itu, dia akan mencium kening atau memeluk saya. Saya yakin tujuannya sama dengan saya, cuman tanpa perempuan berbaju merah :D

Ah sayang, I miss you already. Please come back soon coz you complete me when we were together. Bahkan kamu belum jalan aja, aku udah smsin kamu untuk 'melaporkan' hal-hal yang ngga penting. "Kamu kan suka mencuri perhatianku yang," itu katamu meresponi smsku yang cuman bilang aku mimpi seram atau sakit perut karena menstruasi.

I love you honey, I love you million times and don't be naughty ya :D

Monday, January 19, 2009

Common People

Perhatikan lirik dibawah ini,
Judulnya Common People yang dinyanyikan oleh Band alternatif asal Inggris, PULP.
Liriknya seperti orang curhat dan curhatannya adalah sebuah satiran untuk menjadi orang kebanyakan. Apakah menjadi orang kebanyakan adalah sebuah satiran? Hahahaha...yang pasti saya suka lagu ini.





She came from Greece she had a thirst for knowledge,
she studied sculpture at Saint Martin's College,
that's where I,
caught her eye.
She told me that her Dad was loaded,
I said "In that case I'll have a rum and coca-cola."
She said "Fine."
and in thirty seconds time she said,

"I want to live like common people,
I want to do whatever common people do,
I want to sleep with common people,
I want to sleep with common people,
like you."

Well what else could I do -
I said "I'll see what I can do."
I took her to a supermarket,
I don't know why but I had to start it somewhere,
so it started there.
I said pretend you've got no money,
she just laughed and said,
"Oh you're so funny."
I said "yeah?
Well I can't see anyone else smiling in here.
Are you sure you want to live like common people,
you want to see whatever common people see,
you want to sleep with common people,
you want to sleep with common people,
like me."
But she didn't understand,
she just smiled and held my hand.
Rent a flat above a shop,
cut your hair and get a job.
Smoke some fags and play some pool,
pretend you never went to school.
But still you'll never get it right,
cos when you're laid in bed at night,
watching roaches climb the wall,
if you call your Dad he could stop it all.

You'll never live like common people,
you'll never do what common people do,
you'll never fail like common people,
you'll never watch your life slide out of view,
and dance and drink and screw,
because there's nothing else to do.

Sing along with the common people,
sing along and it might just get you through,
laugh along with the common people,
laugh along even though they're laughing at you,
and the stupid things that you do.
Because you think that poor is cool.

I want to live with common people,
I want to live with common people


Perhatikan bait yang terakhir, because you think that poor is cool. Hahahahaha hidup memang hanya satiran. Siapa dan apa yang dijadikan satiran kembali pada how cool is it...Is it?