Monday, October 27, 2008

Menstruasi, Legitimasi Pernikahan

Seminggu belakangan, seorang Pria asal Semarang yang bernama Pujiono tengah diburu berbagai pihak. Mulai dari wartawan, polisi, hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perempuan dan anak.

Diburu, karena pria berusia 43 tahun itu secara terbuka mengakui telah menikahi seorang anak berusia 11 tahun 8 bulan. Bahkan pemimpin pondok pesantren yang juga pengusaha, ini merasa bahwa apa yang dilakukannya merujuk pada ajaran agama. Alhasil, dirinya menyakini apa yang dilakukannya adalah hal yang benar.

Maka tuntutan Departemen Agama dan LSM, hanya dianggap bumbu-bumbu di awal pernikahan keduanya. Tidak hanya itu, Pujianto yang bergelar Syeh ini pun mengaku akan menikahi dua orang anak lagi. Seorang berumur tujuh tahun dan seorang lagi sembilan tahun. "Saya bersumpah tidak akan menyetubuhi keduanya, sampai mereka menstruasi," ucapnya dengan tegas.

Saya ngeri mendengar ucapannya bahkan saya merasa miris melihat gayanya, ketika diwawancarai wartawan." Pria ini merasa suci sekali," batin saya. Bahkan dengan bangganya, dia mengatakan bahwa salah satu isteri Nabi Muhammad saja dinikahi dalam usia yang muda. "Ah lagi-lagi, laki-laki merasa punya taring dalam mengartikan agama," gumam saya bak tersulut api.

Pria yang konon membagi-bagikan uang hampir Rp 1,3 triliun saat menjelang lebaran itu, bahkan mengadu para pihak yang tidak menyetujui penikahannya untuk bertanya pada isteri belianya apakah merasa dipaksa atau tidak ketika menikah.

Oh my God, apakah dia tahu bahwa anak seusia itu tengah mendefinisikan tubuhnya sendiri. Mengapa setiap sebulan sekali, dia harus mengerang kesakitan saat darah segar mengaliri vaginanya. Tidak kah dia tahu, diusia semuda itu yang ada di kepalanya hanya bermain yang puas. Tapi karena tamu tak diundang yang berwarna merah itu, dia harus berubah menjadi dewasa. Tidak boleh tertawa terlalu berlebihan, berbicara yang lembut, dan pakai pakaian yang tertutup agar selamat dari birahi tidak bertanggung jawab.

Pasti pria tua yang hanya mikir singkat itu tidak merasa merenggut apapun dari anak bawah umur yang yang dinikahinya. Toh dia merasa telah menyelamatkan anak tersebut dari gelapnya kemiskinan. Karena kini, Sang Anak bisa memilih berjalan-jalan dengan mobil mewah yang mana. Astaga Tuhan, murahnya harga sebuah proses kehidupan dan robeknya sebuah vagina, hanya cukup menawarkan jalan-jalan dengan mobil mewah.

Dulu, saat saya pertama kali menstruasi, Ibu saya memberikan petuah. Saya harus menjaga diri, dua kali lipat lebih ketat dari laki-laki. Karena menstruasi tanda kedewasaan saya. Saya ingat betul, ketika itu saya teramat tomboi. Jadi kalau ada yang isengin saya, pasti saya tendang.

Kala itu hari pertama saya pakai pembalut, boro-boro mau nendang temen saya yang iseng. Jalan saja rasanya seperti ada bantal mengganjal. Dan ketika saya menendang, saya panik. Panik pembalut saya mencong dan menyisahkan tanda di rok saya. Bahkan ketika sepupu perempuan saya melihat rok saya terdapat bercak merah, dia menarik saya ke dapur, "Priska ganti pembalutnya. Tembus tuh...malu-maluin." Saya panik dan merasa seluruh dunia menertawai saya. Oh Tuhan, apa sih artinya menstruasi bagi dunia?

Saya juga sangat ingat, ketika pertama kali membeli pembalut. Saya akan mencari warung yang dijaga oleh mba-mba atau ibu-ibu. Pokoknya kelaminnya harus perempuan. Dan lucunya mba-mba atau ibu-ibu itu akan membungkus pembalut dengan koran dan plastik hitam. Seolah ini benda terlarang yang tidak bisa ditangkap mata.

Tapi proses kehidupanlah yang kemudian membuat saya menyadari bahwa menstruasi perempuan sama dengan mimpi basahnya laki-laki. Itu pertanda kematangan hormon dari manusia, ya yang berpenis maupun yang bervagina. Kenapa kalau laki-laki mimpi basah, cukup dimengerti dengan hanya menjemur kasur. Mereka tidak dibebani tuntutan sosial seperti harus berututur kata lembut atau mengenakan pakaian tertutup.

Kenapa kalau anak laki-laki mengalami mimpi basah, tidak dijadikan legitimasi untuk menikah? Kenapa mereka masih diberi waktu lama untuk menentukan kapan pernikahan layak dilakukan?

Seandainya Pujiono bertukar tubuh pada anak berusia 12 tahun yang tengah menghadapi hari pertama menstruasi, apa yang ada dibenaknya? Tidak hanya itu, kutukan sosial ekonomi yang membelenggunya membuat dirinya harus menikah dengan pria yang sama tuanya dengan ayahnya.

Saya rasa, Pujiono enggan bertukar tubuh dengan anak berusia 12 tahun itu. Karena dia ogah merasa kesakitan sebulan sekali. Dan yang paling masuk akal, dia emoh punya vagina berselaput darah. Karena itu hanya akan membuat hidupnya didefinisikan orang lain. Karena vagina dan selaput darah adalah milik sosial untuk "mengkultuskan" wanita. Dunia memang tidak pernah simetris, dimana agama dan seksualitas selalu menjadikan semuanya tambah tak beraturan untuk dikatakan adil.

Sunday, October 26, 2008

I'm such a baby

Entah kenapa,seminggu kemarin, saya merasa dicuekin sama kesayangan saya itu. Faktanya, seminggu kemarin kita berdua memang sama-sama sibuk.

Saya, disibukkan dengan deadline yang tiba-tiba dibuat satu minggu setelah biasanya dua minggu. Ya secara kita majalah dua mingguan. Tapi kemarin karena libur lebaran lebih panjang, jadi kita harus kejar waktu tayang biar konsisten.

Sedangkan, pacar saya itu, sibuk dengan deadline juga. Ditambah, teman satu desknya ditugaskan untuk meliput Asian Beach Game di Bali. Alhasil, dia harus cover halamannya sendirian. Yah mau ngga mau, jadwal padat merayap.

Belum lagi acara keluarga yang harus diselipi diantara deadline, itu membuat saya tidak ingin membebani pacar saya untuk ketemuan. Plus, dari hasil pengamatan saya, tulisan panjang tukang es krimku itu mengenai kebertuhanan jarang di up date. Artinya, dia memang super sibuk. Karena kalau tidak tulisan panjang yang merupakan katarsis pemikiran dan jiwanya itu pasti sudah banyak.

Akhirnya, saya mencoba untuk memberi ruang buat kita berdua. Ya saya tidak menuntut untuk ketemuan atau ditelepon lama-lama. Sehari sampai dua hari, saya masih normal untuk tidak menuntut dia. Tiga hari dan empat hari, saya merasa dia cuek. Lima hari ke enam hari, saya sebel karena dia ngga aktif menghubungi saya. Akhirnya saya pundung yang artinya marah atau ngambek.

Pacar saya cukup peka dengan signal-signal kengambekan saya. Dia telepon saya, tapi saya sedang diangkot dan merasa tidak aman untuk angkat telepon. Dia sms. Setelah sampai rumah, pertanyaan dari smsnya, tidak saya jawab. Saya hanya bilang kalau saya sudah sampai rumah. Dia makin sadar, saya marah.

Dia telepon dan saya jawab sekenanya, akhirnya dengan lembut dia tanya, "Kamu kenapa sih neng?" Saya coba mengelak, tapi dia merayu saya dengan sabar. Akhirnya saya bilang, "Kamu nyuekin aku seminggu ini." "Nyuekin gimana?" tanyanya pelan.

Saya bilang, kalau dia tidak sms kalau saya tidak sms. Dan dia tidak telepon-telepon saya. Hahahaha...OK...I know all of you will say, "Priska you to old for that." Tapi tidak pacar saya, dia justru bilang begini, "Ayo kita runut. Hari Senin, aku telepon kamu pagi-pagi. Tapi kamu masih tidur."

"Selasa, aku juga telepon. Kita ngomong bentar. Kemarin, aku telepon kamu. Dan setiap hari kita kan smsan sayang," penjelasannya membuat saya menelan ludah, malu. Tapi saya kan punya gengsi segudang untuk ngaku saya salah. Dan pacar saya menangkap signal itu. "Sayang, kamu lagi manja ya. Ayolah aku inget kamu terus kok." Terus saya melunak.

Sabtunya kita bertemu. Saya pancing dia dengan hari terbesar kita yang akan berlangsung beberapa hari lagi. Dua minggu lagi tepatnya. Tapi dia coba untuk biasa aja, dan saya jadi bete. Tau apa yang saya lakukan, saya bilang dia nyuekin saya. Tidak seperti awal-awal pacaran, dia selalu menghubungin saya setiap saat. Saya manyun dan pasang aksi diam.

Tau apa yang dia lakukan? Dia peluk saya dan coba buat saya tertawa. Mulai dari kelitikan sampai joke-joke garing yang sayang kalau ngga diketawain...hihihihihhi. Trus dia bilang, "Kamu nih. Aku ngga nyuekin kamu. Gimana aku bisa kasih surprise kalo kamunya gampang ngambek."

"Mau tau surprisesnya apa?" Mendengar ini, saya membatin, Priska oon ngapain pake ngambek ngga jelas. Kan jadi ngga seru lagi. Dan spontan tangan saya menutup kedua telinga saya. Karena saya mau itu tetap jadi surprise. Tapi pacar saya kira, saya marah. Dan dia pelan-pelan buka telinga saya. Dia bilang "Aku mau ********" Maaf untuk alasan keseruan bagi saya, kutipannya harus disensor.

Dan saya menghapus memori saya saat itu juga, saya tidak tahu apa-apa soal surprise itu. Karena saya tahu, pacar saya tidak lupa hehehehe. "Kamu manja banget sih yang, kamu bayi besar tau ngga," ucapnya setelah saya menghapus memori saya. Dan yang terjadi berikutnya, dia kecup kening saya. Pada saat ingin pulang dia bilang, "I love you. You are my life and you are my future." Saya merona dan tahu apa yang saya lakukan untuk menutupi pipi yang memerah? Saya pura-pura budek hahahaaha I'm such a baby.

Pacar saya emang ciamik, makin sabar dan makin lembut kalo nanganin saya yang tiba-tiba berubah jadi bayi. Tapi sebenarnya, setiap kali saya berhasil dirayu, saya berdoa. "My dear Al Mighty, I love this person so much. Please make us love each other so much."

Ayo saudara-saudara sekalian, angkat tangan saudara dan katakan "Haleluyah! Amin!" hihihihihi yang tidak angkat tangan tidak akan masuk surga...wakakaakakaka....

Monday, October 20, 2008

Virginity, is it a woman dignity?




Yesteday I watched The Messenger Joan of Arc movie yesterday. Is a great movie. Is about the rivalry between England and France. Until I saw the virginity test that Joan have to deal with. Because the king's advisor do not believe that Joan is the one they waiting for as a God's messenger.

Ok back to the virginity scene. I couldn't stand to watch it, because is so cruel. With help from a nun, Joan was ask to stand and open her legs. So that the nun could see clearly if there any corruption from the hymen. That thin red membrane always be the answer for the society. And one thing that really scare me a lot is when the bishop pray before nun put her finger into Joan's vagina. It's simbolized that religion always be tools for man (read: human being) to justified women existance in universe.

Women never has privildge to speak in the name of thereself. Because women body is belong to everybody, specially when you talk in the name of holiness. And if you see from the other perspective, you will find that this holiness from virginity really bitingly funy.

Everywomen who still has their virginity perfect enough to sacrifice to completely remove all sins. And in other side, if your hymen membrane is torn a part than you can't do noble thing. Because is man role to control the world. As the great Simone de Beauvoir said, women is the second sex in the universe.

So God, why you give this "special" membrane to women? Why from the prophet era untill now we called it as millenium era, women's dignified related to how important your society keep the record of virginity points. And I hate this idea to death!!!

Monday, October 6, 2008

The Luxurius Woman's Egg

I was shock when reading that woman's egg more expensive than man's sperm. The magazine wrote that, nowadays donating egg become trend in United State. No wonder because super egg can command US$ 50 thousand. How to define super egg? Well your egg have to be check under microscope as an eye for embryologist. Than they will check whether your family has history of genetically related diseases.

The super egg more expensive than sperm, because is not easy to take it. The procedure make the donor have to take medications plus daily hormone injections for several weeks. The medications was meant to stop the menstruation and with the hormone injection, it will stimulate the ovaries to produce more than one egg. If this success you can start calculate the price.





But still, the embryologist will called as risky procedure. Because the drugs and hormone injection will make your weight gain. Not just that, your mood will up and down. So sometime you feel like want to kill someone because a simple mistake and in other time you weep down like a baby crying for mercy. Not just that, there is a risk called ovarian hyperstimulation syndrome that cause complications blood clots and kidney failure.

How exactly they got the egg ? Well you have to face a surgical procedure. With a thin needle inserted through your vagina, it will cross to the ovary and retrieve the eggs from the follicles. It goes another risk, like adverse responses to anesthesia, infection or bleeding.

To be honest, when I'm reading this surgical procedure, specially the thin needle thing, I feel twinge in my vagina. Is it worth it ? I mean with all the risk and pain? Well for some of student in United Stated is worth it. The money they offering is enough to pay student loan. That is why according to the Centers for Disease Control and Prevention, quoting from The New York Times, 5.767 babies were born in 2003 from donor eggs. They even assuming that the number probably much higher because the success rate is low!!

To react from this situation, woman's health advocates said that paying enormous money for risk procedure is not make any sense. That is why lawmakers in Maryland preparing to ban this "baby business". They will make proponents compensation, reference to The American Society for Reproductive Medicine, the appropriate price is US$ 5.000.

And now, I'm imagining ten years from now what would be the face of bio fertility? Maybe someday, I will make announcement in the biggest newspaper looking for fresh young lady who want to donate their eggs. Gosh science always make fun the reality. In one hand they diagnose person with polycystic ovarian syndrome (which is me), who is hard to extracting the egg from follicle. This person, produce a lot of egg but none one of them can get out from the follicle so there is no change to meet the qualify sperm. As you know there are thousand even million sperm running in Fallopian tube but only one survive to fertilize the egg.

In other hand they make young girl to donate their egg with tremendous risk. In the name of helping each other, technology always simplify reality. I mean, is it fair if I'm finally get pregnant and have a baby by jeopardizing others ? Why happiness always related to how much money you spend to this crazy lunatic world.

Before I know I have this polycystic ovarian syndrome, I want to be surrogate mother. The naif idea was, better to torn your hymen by giving birth for a baby...which is impossible that is why now I said, naif idea. I was influence by Phoebe in Friends serial. And I remember that time Ricky, the first man who heard my idea, said is my selfish thought. By doing that surrogate role, I will got extra name. The helping saint mother....And of course that time I don't agree with him. Is not selfish, I'm helping other by torn my hymen in the name of choice. Because in Indonesia is important to keep virgin until your marriage. And to be contrary with, I choose surrogate mother. Cause a baby birth more noble than a penis. Is my way to fight with the society shallow mind.

Well just see how our people will react with this technology? Do the technology success to make fun in Indonesian perspective...